Contoh naskah pidato untuk perayaan hari raya imlek

Contoh naskah pidato untuk perayaan hari raya imlek

Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua.

Yang terhormat Bapak Bupati Organ Komering Ilir
Ibu-ibu, bapak-bapak, hadirin dan hadirat
Serta para remaja yang saya sayangi.

            Sebelum saya mulai apa yang ingin saya sampaikan hari ini, saya ingin bertanya dengan umak – umak dan ubak-ubak yang ada disini.
Kira-kira kalian itu tau nggak dengan yang namanya IMLEK ?
Kalo dak tau, aku nak jelaskenyo lah dengan umak dan ubak sekalian..
Ikak die penjelasannye :
Imlek adalah suatu perayaan yang berharga dan merupakan momen terpenting bagi umat tiong-hoa. Pada dasarnya imlek dirayakan setelah tahun baru. Pada tahun 2011 ini, imlek jatuh pada tanggal 3 februari. Tentu saja, khususnya orang yana vera gama tiong-hoa Sangat antusias untuk membuat acara itu semeriah mungkin.
            Khusunya di Palembang, terdapat sebuah perkampungan yang masyarakatnya berdominan orang tiong-hoa, perkampungan itu terbentuk karena adanya sebuah pulau yang tentu saja menyimpan sejarah tentang kebudayaan itu.
Sehingga, setiap akan memasuki perayaan imlek, pulau tersebut dijadikan sebagai upacara adat tiong-hoa, namanya Pulau Kemaro. Di pulau itu, masyarakat Tiong-hoa sering merayakan momen yang menurutnya Sangat penting. Acara tersebut ialah Cap Go Meh yang  diadakan dari pagi sampai malam, bahkan keesokan harinya pun, masih diadakan acara – acara. Banyak orang yang datang ke pulau itu untuk melihat acara – acara yang ada disana. Contohnya saja Barong shai, berbagai macam sulap, aneka barang – barang unik khas China yang diperjualkan disana, dan masih banyak lagi. Ibu – ibu, Bapak – bapak tentunya masih bingung apa itu BARONG SHAI.
Monggo.... tak jelaske.
Ikak die penjelasannye.
            Barong shai itu, ubak – ubak dan umak – umak. Ialeh sebuah pertunjukan ular naga yang dimainkan kurang lebih 4 orang. Pada pertunjukan itu, si ular naga biasanya menggeliatkan tubuhnya kesana kemari yang digerakan oleh manusia dibawahnya. Untuk lebih memeriahkan pertunjukan, orang tiong-hoa tidak kehabisan akal, mereka mencoba untuk mendinginkan suasana dengan ditambahkannya berbagai macam musik yang mendukung terjadinya pertunjukan tersebut. Musik yang dominant dipakai adalah gendang. Karena gendang merupakan musik yang multi talence. Ubak – umak nih ngerti dak dengan “multi talence” ?
Mak ini bak-mak e, multi talence tuh musik yang digunoke serba biso. Pacak ontok dangdutan, tripingan, dan laen-laen lah.

Kito balek ke acara Cap Go Meh tadi b e ?
Okelah kalo mak itu....!
Aku nak pake bahaso Indonesia be yo umak – ubak ?
Gek dak terti pulok apo yang aku sampeke tuh.
            Cap go meh yang diadakan di pulau kemaro itu, tidak hanya untuk orang yang beragama tiong-hoa saja, tetapi agama lain juga bisa menimati acara tersebut.
Itulah yang menunjukkan kalau orang Tiong-hoa itu netral, tidak membeda-bedakan agama lain.Tidak salah kalau setiap IMLEK, pasti disambut dengan suka cita, karena bukan hanya agama tiong-hoa itu sendiri yang mengansipasinya, tetapi agama lain juga ikut menghormati dan mendukung acara imlek tersebut.
            Kepercayaan orang tiong-hoa pastilah berbeda dengan kepercayaan agama lainnya, khususnya pada perayaan IMLEK. Orang tiong-hoa lebih dominan dengan warna merah. Karena menurut mereka, warna merah itu menunjukan HOKY. Apabila kita menyukai warna merah dan memakainya ke dalam bentuk baju atau benda – benda di sekitar kita, maka kita akan selalu beruang. Ber-uang ya umak-umak dan ubak-ubak. Bukan BERUANG. Laen pulok itu maknanyo kalo BERUANG.
YO dak kiro – kiro ?
Jadi kalo nak selalu beruntung, pakelah barang – barang yang ado merah – merahnyo.
            Sesuatu yang tidak bisa dilupakan dan sangat yang ditunggu – tunggu adalah ANPAO. Kalo dalam agama islamnyo itu disebut dengan THR.
Tiap IMLEK pastilah orang-orang yang mendtangi rumah uong tiong-hoa pastilah kantong nyo makin tebel. Karena tiap dateng ke satu rumah, pastilah dapet duet. Sedikit-dikitnyo tuh 30 ribu lah. Dak pernah ado yang kurang dari situ.
Mangkonyo ubak-umak, peh... kito rame” datengi rumah uong tiong-hoa itu, biar kantong kito makin tebel. Ha :D
            Jadi inti dari semua pembicaraan saya ini adalah, kalau bahwasanya kita tidak boleh merendahkan agama lain. Sekalipun kita tidak tau apa itu, kita harus berusaha utnuk mencari informasi tentang acara yang dirayakannya. Kita juga harus saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama. Tidak ada yang boleh membeda-bedakan agama.
            Mungkin cukup sampe segitu be pembicaraan aku hari ini. Kalau ada salah kata, kurang lebihnya saya minta maaf. Ketahuilah, semua pembicaraan saya tadi hanyalah bercanda yang tujuannya tidak lain untuk menghibur ubak-umak sekalian biar idak bosen. Dan yang jadi tujuan utama saya adalah hanya ingin memberi informasi tentang IMLEK. Terima kasih karna bapak-ibu mau mendengarkan saya berbicara disini, cukup sekian dan terima kasih.
Selamat siang.

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...