Tampilkan postingan dengan label Kewirausahaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kewirausahaan. Tampilkan semua postingan

Pengertian wirausaha, bidang-bidang wirausaha, perencanaan bisnis wirausaha, ciri wirausaha sukses

 Artikel kewirausahaan

Pengertian Kewirausahan
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnyadan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Wirausaha dan Wirasahawan
Antara wirausahawan dengan profesi lainnya:
Kelebihan - kelebihan yang dimiliki, yaitu:
1.    Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita.
2.    Kesempatan untuk menciptakan perubahan.
3.    Untuk mencapai potensi penuh Anda.
4.    Untuk menuai keuntungan yang mengesankan.
5.    Memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usaha Anda.
6.    Dapat melakukan apa yang disukai dan bersenang-senang.
Kekurangan yang dimiliki, yakni:
1.    Ketidakpastian pendapatan, mendirikan dan menjalankan bisnis tidak memberikan jaminan akan mendapatkan cukup uang untuk bertahan hidup.
2.    Risiko kehilangan seluruh investasi, tingkat kegagalan bisnis kecil relatif tinggi.
3.    Jam kerja yang panjang dan bekerja keras, dun & Survei bradsheet melakukan survey, 65% dari wirausahawan mencurahkan waktunya 40 jam atau lebih setiap minggunya untuk perusahaan mereka.
4.    Kualitas hidup lebih rendah sampai bisnis didirikan.
5.    Tanggung jawab kompleks, banyak pengusaha diharuskan untuk membuat keputusan mengenai isu-isu di luar bidang ilmu.
6.    Putus asa,sangat membutuhkan dedikasi, disiplin, dan keuletan untuk mengatasinya.



Bidang Wirausaha
Bidang wirausaha dapat dibedakan menjadi dua. bidang-bidang tersebut dapat dilihat di bawah ini,
A. Sektor Formal
Yang dimaksud dengan sektor formal kewirausahaan adalah lapangan atau bidang usaha yang mendapat izin dari pejabat berwenang dan terdaftar di kantor pemerintahan. Badan usaha tersebut apabila dilihat di kantor pajak maupun kantor perdagangan dan perindustrian terdaftar nama dan bidang usahanya. Kegiatan-kegiatan badan usaha tersebut terhimpun dalam bentuk badan usaha seperti BUMN, BUMS atau koperasi. Badan usaha tersebut dapat pula berbentuk PMDN )baik pusat maupun daerah) serta PMA.
Ciri-ciri sektor formal :
1.    Adanya izin mendirikan usaha dari pemerintah ( SIUP )
2.    Akta Notaris
3.    Memiliki Laporan Kuangan yang Jelas
4.    Rutin Melaporkan Keuangan ke Kantor Pajak setiap bulan dan setiap tahun
Contoh usaha sektor ekonomi formal antara lain :
1.    Perbankan
2.    Transportasi
3.    Retail
4.    Distrikbusi
5.    Komunikasi
6.    Properti
B. Sektor informal yaitu bidang usaha yang tidak memiliki keresmian usaha dalam ari usaha tersebut tidak memiliki ijin dari pemerintah dan tidak terdaftar di lembaga pemerintahan.
Ciri-ciri sektor informal :
1.    Tidak memiliki izin usaha
2.    Modal yang diperlukan relatif kecil
3.    Peralatan yang digumakan sederhana
4.    Tidak terkena pungutan pajak
5.    Administrasi yang sangat sederhana
Contoh usaha sektor ekonomi informal : warung makan, pedagang kaki lima, salon kecantikan, biro jasa pengetikan.

Perencanaan bisnis wirausaha

Dalam mengembangkan kegiatan kewirausahaan,tahapan penting yang harus diperhatikan meliputi :
•    Tahapan Memulai Usaha
Pada tahap ini seseorang yang berniat melakukan usaha harus mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan usaha/bisnis (menentukan jenis usaha, merancang usaha, mengelola sumberdaya yang ada, dari komponen usaha hingga pemasarannya),secara efektif dan efisien, mengadministrasikan kegiatan usaha juga pembukuan keuangan. Pada tahap ini wirausahawan harus memperhitungkan dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas dan peluang yang ada.
•    Tahapan Melakukan Usaha
Pada tahap ini seorang wirausahawan harus mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usaha yang dipilih. Aspek ini mencakup manajerial kepemimpinan, permodalan, SDM pendukung, pengelolaan usaha hingga ke pemasarannya. Untuk permodalan tidak hanya berbentuk materi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha.
•     Mempertahankan Usaha
Dalam menjalankan usaha harus bisa memberi kepuasan pada pelanggan dengan cara menyediakan barang atau jasa yang berkualitas dan bermanfaat dengan watu tepat sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pada hasil yang telah dicapai dalam usahanya, perlu dianalisis perkembangannya dan ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang ada.
•    Mengembangkan Usaha
Bila situasi mendukung pengembangan usaha dan asset usaha tersedia maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil.Dalam mengembangkan usaha dan membuka usaha baru banyak unsur ketidakpastian antara ide wirausaha dengan peluang, ketidakpastian antar sumber daya dengan peluang juga ketidakpastian antara sumber daya dengan ide wirausaha. Oleh karena itu seorang wirausaha dituntut siap menghadapi tantangan dan mampu mengambil resiko, mempunyai sifat optimis serta sigap dalam pengambilan keputusan.

Ciri Wirausahawan Sukses
ciri Wrausaha Sukses yang harus dimiliki karena terbilang penting seseorang entrepreneur memilikinya. memang dalam dunia persaingan wirausaha dituntut bisa mengatasi berbagai hal, ulet, kreatif, disiplin, dan ciri alin yang akan saya tulis dibawah ini:
•    Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
•    Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
•    Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
•    Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
•    Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
•    Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya. baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
•    Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
•    Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Syarat-syarat menjadi wirausahawan sukses
syarat-syarat yang diperlukan tersebut.

a. Inisiatif. Seorang pengusaha mempunyai inisiatif mandiri untuk memanfaatkan segala macam sumber daya, yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan lain sebagainya, untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa yang nantinya akan menghasilkan keuntungan finansial.

b. Kemampuan membuat keputusan. Seorang pengusaha harus mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan sehubungan dengan segala macam sumber daya yang dimilikinya agar kombinasi sumber daya tersebut bisa menghasilkan keuntungan maksimal. Misalnya persoalan tentang jenis barang yang diproduksi, strategi pemasaran, penentuan posisi personel dalam manajemen, penentuan manajeman finansial, dan lain sebagainya.

c. Inovatif. Seorang pengusaha harus mempunyai pemikiran yang inovatif untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru yang memungkinkannya bertahan dalam persaingan bisnis yang ketat. Seperti misalnya mengembangkan produk baru atau menemukan cara-cara baru dalam memproduksi barang dengan biaya yang rendah. Tanpa inovasi yang berkelanjutan, akan sangat sulit untuk terus bertahan dan bersaing dengan pengusaha lain.

d. Keberanian dalam mengambil risiko. Seorang pengusaha adalah seorang pengambil risiko yang diperhitungkan. Mengambil risiko dalam bisnis membutuhkan banyak keberanian. Jika anda tidak mempunyai mental yang kuat untuk berani mengambil risiko, anda tidak akan bertahan lama menjadi pengusaha. Pengambilan risiko akan memberi anda pengalaman dan pembelajaran yang dibutuhkan agar anda bisa berkembang semakin maju dan semakin sukses. Namun, mengambil risiko harus tetap diperhitungkan sesuai dengan situasi dan kondisi serta kekuatan dan kelemahan yang anda miliki. Bukan keberanian yang membabi buta.





Peralatan standar kerja (K3) di proyek

Peralatan standar kerja (K3) di proyek 


Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalan suatu lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective Equipment(PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu:

1. Pakaian Kerja


Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

2. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

3. Kacamata Kerja



Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
4. Sarung Tangan


Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.

5. Helm

Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

6. Sabuk Pengaman


Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.

7. Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
8. Masker


Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.

9. Tangga



Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.

   10. P3K


Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar k3 di proyek yang memang harus ada dan disediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib. Ingat tindakan preventif jauh lebih baik dan murah ketimbang  sudah kejadian. so, take care

Pengertian praktek kerja industri atau Prakerin

A. Pengertian Praktek Kerja Industri (Prakerin)

Prakerin adalah bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha, industri. Dalam Kurikulum SMK (Dikmenjur, 2008) disebutkan:
Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan , seperti day release, block release, dan sebagainya.

Kemudian dalam jurnal program Prakerin (1999: 1) dijelaskan bahwa Prakerin adalah suatu komponen praktek keahlian profesi, berupa kegiatan secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional yang dilakukan di industri.

Pembelajaran di dunia kerja (industri) tersebut merupakan bagian integral dari program diklat secara menyeluruh, karena itu materi yang dipelajari dan kompetensi yang dilatihkan harus jelas kaitannya dengan profil kompetensi tamatan yang telah ditetapkan. Program diklat disusun dan dilaksanakan bersama secara bertanggungjawab antara sekolah dan industri, serta didukung oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) mewakili industri dan tokoh  masyarakat yang mewakili masyarakat umum.

Lebih lanjut dalam Undang-Undang Prakerin Dikmendikti, (2003) diungkapkan bahwa Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah program wajib yang harus diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan  dan pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa/warga belajar. Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri akan membantu peserta didik untuk memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang dipilihnya.
Dari beberapa pernyataan tersebut, maka dalam penelitian ini Prakerin didefenisikan sebagai penyelenggaraan pendidikan yang mengintegrasikan kegiatan pendidikan (teori) di sekolah dengan kegiatan pendidikan (praktek) di dunia industri. Dengan kata lain bahwa Praktek kerja industri adalah suatu strategi dimana setiap siswa mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dengan praktek kerja industri ini peserta didik memperoleh pengalaman dengan bahan kerja serta membiasakan diri dengan perkembangan-perkembangan baru.

B. Tujuan Praktek Kerja Industri
Menurut Wena (1996) mengungkapkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dengan pendekatan sistem ganda bertujuan untuk:
  • Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
  • Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara lembaga pendidikan pelatihan kejuruan dan dunia kerja.
  • Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas dan profesional.
  • Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai proses dari pendidikan.

C.   Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
Pengaturan pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilakukan dengan mempertimbangkan dunia kerja atau industri untuk dapat menerima siswa serta jadwal praktek sesuai dengan kondisi setempat. Praktek Kerja Industri memerlukan perencanaan secara tepat oleh pihak sekolah dan pihak industri, agar dapat terselenggara dengan efektif dan efisien.

Program Prakerin yang dilaksanakan di industri/perusahaan, menurut Dikmenjur (2008)  adalah meliputi:
  • Praktik dasar kejuruan, dapat dilaksanakan sebagian di sekolah, dan sebagian lainnya di industri, apabila industri memiliki fasilitas pelatihan di industrinya. Apabila industri tidak memiliki fasilitas pelatihan, maka kegiatan praktik dasar kejuruan sepenuhnya dilakukan di sekolah
  • Praktik keahlian produktif, dilaksanakan di industri dalam bentuk “on job training”, berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa (pekerjaan sesungguhnya) di industri/perusahaan sesuai program keahliannya.
    Pengaturan program 1), dan 2) harus disepakati pada awal program oleh kedua pihak.

Menurut Soewarni, (Wena, 1996: 228) proses pelaksanaan Praktek Kerja Industri dilakukan oleh siswa di industri, baik berupa industri besar, menengah maupun industri kecil atau industri rumah tangga. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini, proses langkah-langkah pelaksanaan praktek harus tetap mengacu pada desain pembelajaran yang telah ditetapkan. Disamping itu, pelaksanaan praktek kerja industri dapat berupa “day release” atau berupa “block release” atau kombinasi keduanya.
Dalam penyelenggaraan day release waktu belajar dalam satu minggu, digunakan beberapa hari di sekolah dan beberapa hari di industri, tergantung kesepakatan antara pihak sekolah dan pihak industri. Sedangkan dalam pelaksanaan yang menggunakan block release waktu belajar dibagi pada hitungan bulan atau semester. Dalam arti proses belajar dilakukan di sekolah beberapa bulan atau semester secara terus menerus, kemudian bulan atau semester berikutnya di industri.
Wena (1996: 228) mengungkapkan bahwa pada dasarnya tahapan pelaksanaan Praktek Kerja Industri meliputi:

    Perencanaan Praktek Kerja Industri.Dalam perencanaannya, Praktek Kerja Industri ini melibatkan beberapa pihak yaitu pihak sekolah, siswa, orang tua siswa, dan institusi pasangan (Dunia Usaha/Dunia industri). Perencanaan Prakerin ini meliputi: 

(a)  Tujuan Praktek Kerja Industri, 
(b)  Metode Praktek Kerja Industri, 
(c)   Pendataan siswa peserta Praktek Kerja Industri, 
(d)  Sosialisasi Praktek Kerja Industri kepada orang tua dan guru,
(e)  Materi Praktek Kerja Industri.

    Pengorganisasian Praktek Kerja Industri Pengorganisasian Praktek Kerja Industri adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di sekolah dan di institusi pasangan (Dunia Usaha/Dunia industri). Pengorganisasian Praktek Kerja Industri ini meliputi: 
(a)  Tenaga pengajar/pembimbing dari pihak sekolah,
(b)  Tenaga  instruktur dari pihak pihak Dunia Usaha/Dunia industri, 
(c)   Penempatan siswa

    Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri. Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri meliputi: 
(a)  Model Penyelenggaraaan Praktek Kerja Industri, 
(b)  Metode Pembelajaran, 
(c)   Standar Profesi.

    Pengawasan Praktek Kerja Industri. Pelaksanaan Prakerin tidak bisa terlepas dari pengawasan pelaksanaan Prakerin itu sendiri, karena untuk menjamin mutu Prakerin diperlukannya pelaksanaan pengawasan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengawasan ini meliputi: 
(a)  Kontrol keselamatan kerja, 
(b)  Bimbingan dan monitoring dari pihak sekolah, 
(c)   Penilaian hasil belajar dan keahlian, 
(d)  Sertifikasi,
(e)  Evaluasi

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Prakerin bisa berhasil apabila tahapan-tahapan tersebut terlaksana dengan baik.

Daftar Bacaan
  • Arovah, Feter. (2006). Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Siswa SMKN 8 Bandung. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan
  • Dikmendikti. (2003). Undang-Undang Praktek Kerja Industri (Prakerin). Tersedia: http://kal.dikmentidki.go.id/download/SK_PKAL.doc [29 April 2008].
  • Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.Tersedia:http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakerin.htm [29 April 2008].
  • Makmun, Abin Syamsudin. (1998). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosdakarya.
  • Wena, Made. (1996). Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito.
  • Westbrook, Bert W. and Parry-Hill. (1973).  The Construction and Validitation of A Measures of Vocational Maturity. Releigh. Nort Caolina State University.

Modul kewirausahaan pengertian visi dan misi

A.    PENGERTIAN VISI:
a.    gambaran masa depan perusahaan yang akan dipilih dan diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan.
b.    Cita-cita masa depan perusahaan yang akan melakukan usaha tersebut
c.    Suatu kondisi ideal masa depan yang realistis, dapat dipercaya, meyaklinkan, serta mengandung daya tarik.
d.    Wawasan yang menjadi sumber arah bagi perusahaan dan digunakan untuk memandu perumusan misi
e.    Pandangan jauh kedepan kemana perusahaan akan dibawa
f.    Pencerminan komitmen, kompetisi, dan konsistensi
g.    Formulasi tujuan yang sangat luas, umum dan inklusif
h.    Rumusan tujuan yang masih sangat umum dan luas yang akan dicapai dalam kurun waktu yang sangat panjang.

Persyaratan visi perusahaan:
a.    dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran anggota organisasi perusahaan
b.    terfokus pada permasalahan utama instansi perusahaan agar dapat beroperasi
c.    memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan
d.    berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman
e.    memungkinkan untuk dapat dicapai
f.    dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan.

Tujuan merumuskan visi:
a.    Mencerminkan apa yang ingin dan akan dicapai oleh organisasi perusahaan.
b.    Memberikan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
c.    Menimbulkan komitmen bagi seluruh jajaran dalam lingkungan perusahaan
d.    Memiliki orientasi untuk masa depan perusahaan
e.    Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategi perusahaan.
f.    Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan.

B.    PENGERTIAN MISI
a.    maksud khas atau unik dan mendasar yang membedakan perusahaan dengan perusahaan lain serta mengidentifikasikan ruang lingkup kegiatan usaha / perusahaan yang bersangkutan.
b.    Tindakan untuk mewujudkan visi perusahaan.
c.    Menjelaskan mengapa perusahaan harus ada, apa yang dilakukan, dan bagaimana cara melakukan.
d.    Artikulasi kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan tugas berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan.
e.    Sesuatu yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh organisasi perusahaan agar tujuannya berhasil dengan baik.

Tujuan pembentukan misi perusahaan:
a.    menentukan kebutuhan suara dan tekad para pendiri dari maksud pendirian perusahaan
b.    memberikan suatu arah umum bagi para pengelola perusahaan
c.    memberikan dasar untuk mendorong penggunaan dan alokasi sumber daya perusahaan
d.    mempermudah penerjemahan sasaran-sasaran perusahaan ke dalam tujuan-tujuan yang lebih spesifik.

C.    PERENCANAAN USAHA
Pengertian: fungsi manajemen yang berhubungan dengan pemilihan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran
Sifat perencanaan usaha
a.    Fokus: dibuat berdasarkan visi, misi tertentu, serta tujuan yang jelas
b.    Rasional dan faktual:perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk akal, realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada
c.    Berkesinambungan dan estimasi: perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan yang berkelanjutan serta pemikiran-pemikiran tentang kondisi masa datang
d.    Preparasi dan fleksibel: perencanaan usaha yang dibuat sebagai persiapan, yaitu pedoman untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis yang dihadapi
e.    Operasional:perencanaan usaha dibuat sederhana mungkin, rinci serta dapat dilaksanakan
f.    Prinsip-prinsip yang digunakan dalam merencanakan kegiatan perusahaan

Keuntungan dari prinsip-prinsip penyusunan rencana kegiatan
a.    memberikan pedoman untuk mengadakan pengawasan dalam perusahaan
b.    melaksanakan kegiatan secara teratur dan produktif
c.    memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai seluruh kegiatan perusahaan
d.    memberikan gambaran yang jelas sehingga pekerjaannya menjadi produktif
e.    menggunakan fasilitas-fasilitas dan alat-alat secara efektif dan efisien
f.    menyediakan alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan usaha


Proses perencanaan usaha
a.    Langkah 1: mengidentifikasi peluang usaha
Pada umumnya suatu produk berpotensi untuk laku dijual dan menguntungkan apabila penawaran untuk produk tersebut masih kecil dari permintaannya. Peluang usaha muncul ketika permintaan pasar lebih besar dari penawarannya. Jadi, peluang usaha didirikan oleh masih adanya permintaan pasar untuk produk tersebut

b.    Langkah 2: menentukan jenis usaha yang akan dilakukan
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:
1) Jumlah modal dan sumber modal yang diperoleh
2) Ketersediaan bahan baku secara kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya
3) Ketersediaan tenaga kerja yagn diperlukan
4) Prospek pemasaran produk yang dihasilkan
5) Cara-cara pendistribusian
6) Daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan
7) Selera konsumen

c.    Langkah 3:melakukan studi kelayakan usaha
1) Aspek pasar dan pemasaran
Jenis usaha dianggap layak bila memiliki peluang pasar yang relatif tinggi yang ditunjukkan oleh jumlah permintaan

2) Aspek produksi
Jenis usaha dianggap layak bila lokasi usaha yang strategis, tersedianya fasilitas dan peralatan produksi yang memadai, tersedianya pasokan bahan baku yang terus menerus, dan tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan

3) Aspek finansial
Jenis usaha dianggap layak bila jenis usaha tersebut mampu memberikan laba usaha yang memadai kepada investor dan atau kepada pengusaha yang menjalankan usaha tersebut
Proses perencanaan usaha
LANGKAH 2
Menentukan jenis usaha yang akan dilakukan
LANGKAH 1
Mengidentifikasi peluang usaha
LANGKAH 3
Melakukan studi kelayakan usaha
LANGKAH 4
Menyusun proposal usaha

4) Aspek organisasi dan manajemen
Berkenaan dengan struktur kepemilikan usaha, struktur organisasi, serta tim manajemen yang mengelola jenis usaha yang direncanakan

D.    ANALISIS SWOT
Secara konvensional, perencanaan usaha didahului oleh analisis mengenai kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis perencanaan usaha dilakukan untuk mengenali tingkat kesiapan keseluruhan fungsi perusahaan, yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Manfaat analisis SWOT
Dengan analisis SWOT perusahaan yang dikelola seorang wirausahawan akan menyiapkan jalan keluarnya secara rasional, tegas, dan lugas di dalam menghadapinya. Begitu pula dengan adanya informasi dari luar perusahaan dan dari dalam perusahaan, seorang wirausahawan yang bersangkutan akan dapat mengetahui sebagai berikut:
a.    Apakah kekuatan yang dapat mendukung perusahaan untuk mencapai sasaran usaha
b.    Apakah kelemahan yang membatasi atau menghambat kemampuan dalam mencapai sasaran usaha
c.    Dimanakah peluang usaha tersebut
d.    Apa saja yang dapat mengancam dan membahayakan kegiatan usaha

Modul kewirausahaan untuk SMK kelas X

MODUL KEWIRAUSAHAAN UNTUK KELAS X SMK

KOMPETENSI : mengaktualisasikan sikap dan perilaku Wirausaha
SUB KOMPETENSI : A1. Mengidentifikasikan sikap dan prtilaku Wirausaha
KRITERIA KINERJA :
1.    Sikap kewirausahaan diidentifikasikan berdasarkan disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif, inovatif, mandiri dan realistis.
2.    Perilaku wirausahawan diidentifikasikan berdasarkan kerja prestatif (selalu ingin maju)
3.    Keberhasilan da kegagalan wirausahawan diidentifikasikan berdasarkan sikap dan perilaku.
1. PENDAHULUAN
Dimasa lalu banyak orang bekerja sebagai petani dan bekerja di pedesaan. Kemudian seiring dengan tumbuhnya kota besar dan kota-kota kecil di Indonesia, kebanyakan orang ingin menjadi pegawai di kantor di kantor pemerintah maupun swasta atau bekerja di perusahaan-perusahaan besar maupun kecil. Banyak orang pindah kekota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan penghidupan lebih baik di kota besar.
Sayangnya lapangan pekerjaan tidak cukup tersedia karena :
•    Saat ini berbagai mesin dan komputer banyak mengambil alih pekerjaan yang biasanya dilakukan manusia (misal traktor menggantikan pekerjaan prtani mencangkul dan bajak lembu atau kerbau, membatik tulis digantikan batik cap atau batik dengan printer komputer.
•    Adanya faktor persaingan antar perusahaan yang mulai mempekerjakan kayawan lebih sedikit  karyawan aar ada penghematan biaya produktif dehingga harga pokok barang menjadi lebih murah
•    Beberapa negara lain mampu menghasilkan barang yang harga jualnya lebih murah dan mutunya lebih baik. Misal gula, beras impor menyebabkan sebagian penduduk kehilangan pekerjaan.
•    Dimasa lalu pendidikan kurang memberikan bekal ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan tempat kerja, ini berarti hanya sebagian kecil orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat bekerja.
Itulah sebabnya orang harus berfikir dengan paradikma baru yaitu menciptakan lapangan kerja bukannya mencari kerja.
Menurut Cashflow Quadrant :suatu Negara akan menjadi miskin bila sebagian besar kekuatan eekonomi penduduknya lebih bertumpu pada quadran kiri (utamanya sebagai pekerja/ pegawai). Dan sedikit lebih baik bila penduduknya sebagai pengusaha kecil. Sebaliknya Negara akan menjadi makmur bila ekonomi penduduknya bertumpu pada quadran kanan (Pengusaha dan Penanam modal).
Berarti sebagian warga negara harus berusaha meningkatkan dari status pekerja menjadi pengusahakecil, kemudian meloncat ke Quadrant kanan memilih profesi sebagai Pengusaha dan Investor/ penanam modal.

Selanjutnya dibawah ini marilah kita pelajari dengan sungguh-sungguh kewirausahaan secara teori maupun praktek agar banyak generasi muda di Indonesia tertarik untuk menjadi wirausahawan atau setidak-tidaknya dapat memiliki jiwa wirausaha, yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan menjadi pegawai, pekerja atau buruh (employer).


2. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN.
Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan sejak tahun 1990. Sebelum itu istilah kewiraswastaan atau enterpreneur (bahasa Perancis) adalah lebih populer yang artinya orang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapa barang itu akan dijual.
Kemudian kewirausahaan dipersamakan dengan entrepreneurship atau wirausaha diartikan berbeda beda namun pada prinsipnya maksud dan ruang lingkupnya sama. Kewirausahaan berasal dari kata Wirausaha. Wirausaha berasal dari kata wira artinya berani, uatama, mulia. Usaha berarti kegiatan bisnis komersiil maupun non komersiil.
Jadi kewirausahaan diartikan secara harfiah sebagai hal-hal yang menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan bisnis maupun non bisnis secara mandiri.
            Kewirausahaan berasal dari istilah entrepeneurship yang sebenarnya berasal dari kata entrepreneur (Soeparman Soemahamidjaja 1977:2) yang artinya suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam pengertian ini Marzuki Usman(1997:3) mengatakan entrepreneur adalah seorang  yang memiliki kombinasi unsur (elemen-elemen) internal yang meliputi kombinasi inovasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha. Pendapat lain mengatakan kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang berani mengembangkan ide-ide usaha atau ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha, oleh sebab itu wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu (Bigrave, 1955).
            Sri Edi Swasono (1978:38) mengatakan dalam konteks bisnis, wirausaha adalah Pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalm bisnis, inovator, peenanggung resiko, yang mempunyai visi kedepan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha. Sujuti Jahja (1977) membagi nilai kewirausahaan dalam dua dimensi nilai yaitu : (1) Pasangan sistem nilai kewirausahaan yang berorientasi materi dan non materi. (2) nilai yang berorientasi pada kemajuan dari nilai-nilai kebiasaan. Selanjutnya beliau menguraikan bahwa : (a) Wirausaha yang berorientasi kemajuan untuk memperoleh materi, ciri-cirinya pengambil resiko, terbuka terhadap teknologi dan mengutamakan materi. (b) Wirausaha yang berorientasi pada kemajuan tetapi bukan untuk mengejar materi, wirausaha ini hanya ingin mewujudkan rasa tanggung jawab, pelayanan, sikap positif dan kreativitas. (c) Wirausaha yang berorientasis pada materi, dengan berpatokan pada kebiasaan yang sudah ada, misalnya dalam perhitungan usaha dengan kira-kira, sering menghadap kearah tertentu (aliran Fengsui) supaya berhasil. (d) Wirausaha yang berorientasi pada materi, dengan bekerja berdasarkan kebiasaan, wirausaha model ini biasanya tergantung pada pengalaman, berhitung dengan menggunakan mistik, faham etnosentris dan taat pada tata cara leluhur.
            Pendapat David Osborne & Ted Gaebler (1992) dalam bukunya ”Renventing Govermenent” lebih jelas mengatakan bahwa dalam perkembangan dunia dewasa ini dituntut pemerintah yang berjiwa kewirausahaan (Entrepreneurrial Governement).
Dengan memiliki jiwa kewirausahaan maka birokrasi dan instansi akan memiliki inovasi, optimisme dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel dan adaptif.
            Menurut dr. Suryana Msi, dalam bukunya kewirausaan (2003) ilmu kewirausahaan berasal dari ilmu dalam bidang perdagangan. Namun kemudian dikembangkan dalam bidang-bidang lain yakni bidang industrri, pendidikan, kesehatan, lembaga pemerintah, perguruan tinggi dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat diatas maka siswa SMK yang memiliki peluang besar untuk ikut mengembangkan ekonomi rakyat maupun siswa yang sedang mempersiapkan diri untuk mengisi peluang kerja sebagai pekerja pada dunia usaha dan industri seharusnya memiliki jiwa dan perilaku atau karakteristik kewirausahaan.

Berbagai pengertian Kewirausahaan dan wirausaha yang lain :

1.    Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
2.    Kewirausahaan adalah proses menciptkan sesuatu yang lain menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan resiko serta menerima balas jasa, kepuasan dan kebebasan pribadi.
3.    Kewirausaan adalah semangat, sikap perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha yang mengarah pada upaya kerjateknologi dan produk baru dengan meningkatkanefisiensi untuk mendapatkan keuntungan.
4.    Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan orang lain.
5.    Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
6.    Wiarausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsanya.
7.    Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dalam memperkenalkan barang dan jasa dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
8.    Bagi ahli ekonomi wirausaha adalah seorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan prroduksi.
9.    Bagi seorang psikolog wirausahawan adalah seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilakan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.
10.    Bagi seorang pebisnis wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaaing baru atau bisa juga seorang patner, pemasok, konsumen atau seorang yang dapat diajak kerjasama.
11.    Bagi seorang pemodal wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat orang lain yang menentukan cara-cara, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.
12.    Wirausahawan adalah sekelompok pengusaha yang menentukan kebijakan pengambilan keputusan dan menciptakan manajemen resiko mandiri. Mereka mampu meraih peluang atau menciptakannya.
13.    Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan tepat guna dalam memastikan kesuksesan.
Kesimpulannya adalah bahwa kewirausahaan merupakan sikap, jiwa, semangat mulia pada diri seseorang yang inovatif, kreatif, berupaya untuk kemajuan pribadi dan masyarakat. Jadi alangkah baiknya kalau kewirausahaan itu ada pada setiap orang, (guru, pegawai, pelajar, ibu rumah tangga dll) tidak hanya terbatas pada pengusaha saja.

3. TUJUAN DAN MANFAAT KEWIRAUSAHAAN.

a.   Tujuan Kewirausahaan :
1.   Meningkatkan jumlah wirausahawan yang sukses.
2.   Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausahawan untuk menghasilkan kemajuan dan kesaejahteraan masyarakat
3.   Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat yang mampu, handal dan unggul.
4.   Menumbuh kembangkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh dan kuat.

b.   Manfaat kewirausahaan :
1.   Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2.   Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan punya kepribadian unggul yang pantas diteladani.
3.   Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
4.   Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
5.   Sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
6.   Pelaksana pembangunan bangsa dan negara.
7.   Meningkatkan kepribadian dan martabat/harga diri.
8.   Memajukan keuangan.
9    Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar.
 
4. KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN

Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang membedakan dengan orang lain yaitu :
a.   Disiplin.
      Bisa diartikan tepat waktu, taat aturan yang ada, konsisten.
b.   Kerja Keras :
      Kerja maksimal tidak kenal lelah, semangat kerja tinggi, tidak membuang-buang waktu untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, etos kerja tinggi.
c.   Komitmen tinggi.
      Setia pada pekerjaan, senantiasa berfikir tentang usaha/pekerjaan, senantiasa berusaha memajukan usaha/pekerjaan.
d.   Kreatif.
      Mampu menciptakan gagasan, ide, hal-hal yang baruatau berbeda dengan yang sudah ada.
e.   Inovatif.
      Membuat terobosan baru, karena adanya invensi (penemuan baru), Extensi (pengembangan), Duplikasi (penggandaan), sintetis (kombinasi) dalam masalah produk dan pelayanan.
f.    Mandiri.  
      Percaya dan berusaha keras atas kemampuan diri sendiri, tidak terlalu tergantung pada orang/fihak lain.
g.   Realistis.
      Bekerja maksimal sesuai dengan kemampuan diri sendiri, tetapi bukan berarti bekerja semampunya atau bekerja seadanya, bukan pula bekerja melampaui batas kemampuannya.
h.   Jujur.
      Berkata, bertindak, secara benar, menepati janji, tidak ingkar janji, tidak bohong/menipu, tidak berkhianat, suci dalam fikiran , dapat dipercaya.
i.        Prestatif.
Melakukan sesuatu pekerjaan yang sempurna, tidak asal jadi sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain.

Menurut Geoffrey G Meredith (dikutip dari bukunya Dr Suryana Msi) ciri dan watak wirausahawan itu sebagai berikut :
Ciri-cirinya :                                       
1.    Percaya diri : wataknya yakin, ketidak tergantungan, individualitasdan Optimisme. 
2.    Berorientasi pada tugas dan hasil : wataknya Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, kebutuhan dan ketabahan, tekat kerja keras, mempunyai dorongan kuat energik dan inisiatif.
3.    Pengambilan resiko dan suka tantangan : wataknya, kemampuan untuk mengambil   resiko yang tantangan wajar.
4.    Kepemimpinan : wataknya  berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
5.    Keorisinilan  :   wataknya Inovatif, kreatif dan fleksibel.
6.    Berorientasi ke masa depan : wataknya memiliki pandangan kedepan, perspektif.

Karakter lain bagi Wirausahawan :
•    Berbudi luhur.
•    Berani menanggung resiko
•    Berfikir positif dan bertanggung jawab.
•    Dapat mengendalikan emosi.
•    Merencanakansesuatu sebelum bertindak.
•    Mencari jalan keluar dari permasalahan.
•    Belajar dari pengalaman.
•    Memiliki ketrampilan mengelola usaha.
•    Memiliki ketrampilan teknis.
•    Membiasakan hidup sehat.
•    Dapat mengambil keputusan.
•    Menepati janji dan waktu.
•    Merasakan kebutuhan orang lain dan bekerjasama dengan orang lain.
•    Memberi semangat kepada orang lain.
b.   Kegagalan suatu usaha.
1.    Diabaikan oleh pemiliknya. Pemilik gagal dalam menjalankan usaha dan membiarkan segala sesuatunya terjadi tanpa mengambil tindakan yang positif.
2.    Kecurangan dan Pencurian. Karyawan mencuri uang (korupsi), barang perusahaan atau rahasia perusahaan
3.    Kurang ketrampila dan keahlian. Tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola uang, orang, persediaan barang, mesin dan pelanggan.
4.    Pengalaman yang tidak seimbang.
Berpengalaman pada bidang penjualan tetapi tidak pengalaman di bidang pembelian, pengalaman dibidang keuangan tetapi tidak pengalaman dibidang produksi dan penjualan.

5.    Masalah pemasaran. Tidak dapat menarik cukup banyak pelanggan karena kurang promosi, barang berkualitas rendah, jasa pelayanan buruk, dan tata letaknya kurang menarik.
6.    Kebijakan pembayaran barang secara kredit dan pengawasan keuangan jelek. Pembelian barang secara kredit oleh pelanggan tanpa diperhitungkan kemampuan pelanggan untuk membayar dan tidak mempunyai kebijakan penagihan yang baik.
7.    Pengeluaran biaya yang tinggi. Tidak dapat mengendalikan pengeluaran, misak biaya perjalanan, menjamu rekanan, renovasi ruangan, listrik, telepon air dll.
8.    Terlalu banyak aset. Terlalu banyak persediaan barang, peralatan, kendaraan dll tetapi kurang bermanfaat dan kurang cukup biaya operasionalnya.
9.    Pengawasan persediaan barang yang buruk. Terlalu banyak persediaan barang dagangan yang tidak terjual.
10.    Lokasi usaha. Lokasi yang tidak strategis, misalnya di gang sempit, dibelakang gedung, sulit ditemukan, terlalu jauh dari lingkungan pelanggan.
11.    Bencana. Kehilangan barang berharga karena bencana alam, kebakaran atau bencana lain pada hal pimpinan tidak mengasuransikan.
 
7.  KEUNTUNGAN MEMPUNYAI USAHA MANDIRI.
2.    Bisa menikmati pekerjaan-pekerjaan yang disukai dan senangi
3.    Dapat mempelajari ketrampilan-ketrampilan baru.
4.    Menghasilkan uang atau penghasilan.
5.    Lebih mandiri dan hidup lebih terkendali.
6.    Saat usaha berkembang maju, mampu mempekerjakan orang lain.
7.    Dapat melayani kebutuhan orang lain.
8.    MENANAMKAN DAN MEMBENTUK KEWIRAUSAHAAN DISEKOLAH.

Untuk menanamkan wirausaha disekolah maka peran dan keaktifan guru dalam mengajar harus menarik, misalnya pembawaan yang ramah dan murah senyum, lucu, mendatangkan wirausahawan untuk memberikan ceramah tentang keberhasilan dan kegagalannya sehingga akhirnyabisa berhasil. Selain itu peran aktif para siswa juga dituntut karena sasaran pengajaran ini adalah keberhasilan siswa bukan keberhasilan guru.
Faktor-faktor yang berperan dalam membuka dan meneraapkan minat untuk berwirausaha disekolah adalah menyangkut.:
Aspek kepribadian para siswa sendiri.
a.    Hubungan dengan teman-teman disekolah.
b.    Hubungan dengan orang tua dan famili.
c.    Hubungan dengan lingkungannya.
Faktor-faktor pemicu dan dorongan agar siswa mau berusaha adalah :
a.    Adanya praktek kecil-kecilan dalam bisnis dengan temannya.
b.    Adanya tim bisnis disekolah yang dapat diajak bekerjasama dalam berwirausaha.
c.    Adanya dorongan dari orang tua, familinya untuk berwirausaha.
d.    Adanya pengalaman dalam berwirausaha sebelum mereka masuk sekolah.

9.  CONTOH PENGUSAHA YANG  SUKSES.

Pengusaha Luar Negeri antara lain :
1.   Charles M Schwab :
          Dia mula-mula bekerja pada perusahaan orang lain. Ia bekerja sebagai pegawai harian pada pabrik baja. Ia bekerja dengan sangat rajin dan tekun, penuh semangat serta banyak memberikan jasa kepada perusahaan, akhirnya ia diangkat sebagai presiden United States Steel Corporation.
2.   Charles E Wilson :
       Adalah seorang pekerja rendah pada suatu perusahaan, Karena tekun dan percaya kepada dirinya serta kemampuan dalam menentukan tujuan maka ia diangkat menjadi president perusahaan General Motor Corporation (GMC)
3.   Andrew Carnegi :
      Adalah orang yang sedikit sekali mendapat atau memperoleh pendidikan disekolah. Tetapi berkat kemudahan, ketekunan, keuletan yang tinggi maka dapat mengantar bangsa dan negara Amerika menjadi negara Industri baja yang terkenal diseluruh dunia.

Pengusaha dalam negeri :
     1.      Dahlan Iskan.
     Pengusaha terkenal dari surabaya berkat ketekunan, kreativitas tinggi kejelian melihat peluang peluang maka sekarang menjadi pengusaha sukses sebagai pimpinan umum harian Jawa Pos.
     2.   Bob Sadino.
          Dia adalah pengusaha sebuah supermarket di Jakarta juga mempunyai usaha pertanian   sayur-sayuran. Karena kejelian melihat peluang pasar, komitmen tinggi untuk berhasil dalam usahanya maka dia mengalami kesuksesan dalam usaha yang dirintisnya.
3.    Irwan Hidayat.
        Dia adalah generasi ketiga pemilik usaha jamu PT Sido Muncul Indonesia, yang kini menjadi direktur utama PT Sido Muncul. Kiat suksesnya adalah mengikuti keinginan pelanggan, menjalin kemitraan dengan sentuhan hati bukan semata-mata akal dengan pelanggan, bahkan semata-mata mencari uang,  komunikasi demi membangun kepercayaan masyarakat terhadap produk jamu. Bekerja dengan cepat, mengaitkan jamu dengan pariwisata, kreativitas dan kengototannya dalam membuat terobosan baru dan mengembangkan pasar didalam dan diluar negeri, terus menerus memperbaiki mutu produk.

10.    RANGKUMAN.

1.    Negara kita saat ini adalah termasuk nagara miskin dan lambat berkembang  karena sebagian besar ekonomi penduduknya bertumpu pada quadrant kiri sebagai pekerja (employer) dan pekerja mandiri (self employer) Agar negara kita menjadi makmur maka sebagian besar ekonomi penduduknya seharus bertumpu pada quadrant kanan yaitu sebagai pengusaha (business) dan investor. Bila negara makmur maka tak ada lagi pengangguran. Kondisi saat ini khususnya pengangguran adalah merupakan masalah yang serius karena itu harus ada upaya menanggulangi antara lain bila penduduk mau berwirausaha.
2.    Paradigma baru adalah jangan mencari kerja tetapi seharusnya menciptakan pekerjaan, setidak-tidaknya sebagai pengusaha kecil atau usaha mandiri, kemudian harapannya bisa menjadi pengusaha besar atau Investor.
3.     Manfaat dan tujuan awirausahawan adalah membudayakan sifat dan sikap masyarakat untuk hidup efektif dan efisien serta mengurangi pengangguran.
4.    Ciri, watak, jiwa, sikap, karakter wirausahawan seharusnya dimengerti dan dihayati serta dimiliki oleh setiap orang Indonesia  (pegawai, guru, pelajar, petani, ibu rumah tangga, apalagi pengusaha) karena sikap ini mulia yaitu ingin menciptakan kesejahteraan bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitarnya.
5.    Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan usaha tidak seharusnya menjadi penyebab ketidak beranian untuk usaha, karena semua itu dapat diupayakan pemecahannya. Jadikan kegagalan sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi dengan tegar dan penuh ketekunan.
6.    Membentuk wirausahawan memang tidak gampang namun demi untuk kesejahteraan bangsa kita maka sejak sekolah, lebih-lebih disekolah kejuruan harus dapat disemaikan bibit agar tumbuh minat wirausahawan yang banyak dan dapat diandalkan.
7.    Manfaat usaha mandiri adalah banyak sekali antara lain dapat menghasilkan uang untuk diri sendiri dan keluarga, serta dapat menolong orang lain untuk bekerja dan berpenghasilan bila usahanya sukses.
8.    Karakteristik yang tidak boleh dikembangkan oleh calon wirausahawan bahkan
      wirausahawanpun juga masih harus tetap memelihara sikap yang mulia setiap saat


DAFTAR PUSTAKA

1. Fuzi Santoso, Drs, KEWIRAUSAHAAN MODUL A1-A3, Citra Pustaka Mandiri.

2. Faisal Afiff DR, TEKNIK PENJUALAN, Angkasa, Bandung, 1982.

3. H. Saparudin, MSc, Dr, dan Dr. Harris Iskandar, MSc., LATIHAN KEGIATAN MEMULAI USAHA SENDIRI, Direktorat PMK Departemen Pendidikan Nasional RI, Jakarta, 2003.

4. Les Giblin, SKILL WITH POPLE, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

5. Rheinal Kasali, Ph.D, CHANGE, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005

6. Suryana, Msi, Dr, KEWIRAUSAHAAN, Pedoman Praktis Kiata dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, Bandung, 2003

7. Tim Penyusun Modul Pembelajaran Kewirausahaan Tingkat I Kurikulum SMK Edisi 2004, Dinas Dikmenti Propinsi DKI Jakarta, Jakarta, 2005

8. Zaenal Muhammad Drs. dkk, MODUL KEWIRAUSAHAAN, Sekawan, Cipta Pustaka.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...