Tampilkan postingan dengan label Pendidikan lingkungan hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan lingkungan hidup. Tampilkan semua postingan

Makalah "Briket Bioarang" sebagai bahan bakar alternatif

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Energi merupakan suatu kompenen kebutuhan hidup yang sangat penting. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah kebentuk lain yang lebih bermanfaat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seperti halnya pemanfaatan Minyak bumi dan gas alam sebagai penghasil energi. Terutama negara-negara yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar perindustriannya.
Hal tersebut merupakan masalah besar yang dihadapi manusia dewasa ini. Karena benda tersebut tidak dapat diperbaharui lagi penggunaannya, dan persediaannya makin menipis.

Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, tanpa memperhitungkan sumber cadangan minyak bumi yang tersisa, maka manusia akan kekurangan sumber energi tersebut. Akibatnya manusia akan kesulitan mendapatkan barang tambang minyak bumi.

Oleh karena itu perlu dipikirkan bahan alternatif baru penghasil energi kalor yang lain. Pemanfaatan bahan organik sebagi pengganti penghasil kalor merupakan hal yang tepat. Karena bahan organik dipastikan selalu dapat diproduksi ulang oleh manusia.

Di Indonesia banyak terdapat lahan-lahan subur yang potensial untuk lahan pertanian bahan organik tersebut. Kebanyakan lahan pertanian di Indonesia ditanami dengan tanaman pangan dan didominasi oleh padi. Karena makanan pokok Indonesia adalah beras. Makanan pokok tersebut diperoleh dari padi yang diolah dipabrik, dan hasil buangan dari proses tersebut adalah sekam padi yang melimpah.
Apabila limbah pertanian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kalor, maka kalangan masyarakat luas dapat lebih menghemat penggunaan minyak bumi dan gas alam sebagai bahan bakar.
Menanggapi hal itu penulis mencoba mencetuskan untuk mengolah limbah pertanian tersebut menjadi sumber energi kalor pengganti kerosin / minyak tanah yang berdaya guna. Dari hasil telaah pustaka dan pengamatan yang dilakukan penulis bertujuan untuk memanfaatkan sekam padi sebagai energi kalor dalam bentuk briket bioarang dari bahan tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa itu Kerosin/Minyak Tanah?
2.    Apa fungi minyak tanah dalam kehidupan sehari-hari?
3.    Jika saja Minyak Bumi sudah habis, adakah alternatif lain pengganti kerosin/ minyak tanah?
4.    Apakah sekam padi dapat dibuat energi alternatif pengganti kerosin?
5.    Jika bioarang dari sekam padi dapat digunakan untuk menanggulangi kerosin, bagaimana cara membuatnya dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuatnya?
6.    Bermanfaatkah briket bioarang bagi masyarakat luas ?
  
C.     Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.    Memaparkan kebutuhan akan energi alternatif.
2.    Memberitahukan bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi dan gas alam kepada masyarakat luas.
3.    Memberitahukan pemanfaatan sekam padi yang berlimpah.
4.    Memberitahukan cara pembuatan briket bioarang.
5.    Apa fungsi minyak tanah dalam kehidupan sehari-hari?
 
D.     Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah :
1.    Pengetahuan tentang alternatif pengganti penggunaan bioarang.
2.    Pengetahuan tentang pentingnya bahan organik sebagai alternatif penghasil energi kalor.
3.    Pengetahuan tentang pemanfaatan sekam padi sebagai bahan bakar alternatif.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kerosin
Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking. Minyak tanah (bahasa Inggris: keroseneatauparaffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ). Dari website Pertamina diketahui bahwa minyak tanah memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah dibandingkan solar (minyak tanah 0.2 wt% sedangkan solar 0.5 wt%). Kerosin (Minyak Tanah ) Rentang rantai karbon : C12 sampai C20 Trayek didih : 85 sampai 105°C d.
Pemakaian kerosin sebagai penerangan di negara-negara maju semakin berkurang, sekarang kerosin digunakan untuk pemanasan. Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak. Penggunaannya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”. Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku.
Pemakaian terpenting dari kerosin antara lain:
1.    Minyak Lampu. Minyak tanah dalam lampu mengalir ke sumbu karena adanya gaya kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat sumbu. Aliran kerosin tergantung pada kekentalan yaitu jika minyak cair kental dan lampu mempunyai tinggi naik yang besar maka api akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena kekurangan minyak.
2.    Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak
3.    Bahan bakar motor. Motor berbahan bakar kerosin selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat penguap untuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan dilanjutkan dengan kerosin kalau alat penguap sudah cukup panas. Motor ini akan berjalan dengan baik bila kadar aromatik di dalam bensin tinggi.
4.    Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa.
5.    Bahan pelarut untuk insektisida Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum cinerarieotollum) yang telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai bahan pelarut digunakan kerosin. Untuk keperluan ini 2 kerosin harus mempunyai bau yang enak atau biasanya obat semprot itu mengandung bahan pengharum (Sumber: Zuhra, 2003).

B.    Pengertian Briket Bioarang dan Keuntungannya
Pada dasarnya briket bioarang adalah salah satu inovasi energi alternatif sebagai pengganti arangkonvensional yang berasal dari kayu. Bahan dasarnya dapat di ambil dari serasah dan daun-daunkering lainnya.
Keuntungan yang diperoleh dari briket bioarang ini antara lain adalah :
1.    Dapat menghasilkan panas pembakaran yang tinggi
2.    Asap yang dihasilkan lebih sedikit daripada arang konvensional, sehingga meminimalisir  pencemaran udara
3.    Bentuknya lebih seragam dan menarik, karena dicetak dengan menggunakan alat cetak sederhana
4.    Pembuatan bahan baku tidak menimbulkan masalah dan dapat mengurangi pencemaranlingkungan
5.    Pada kondisi tertentu dapat menggantikan fungsi minyak tanah dan kayu bakar sebagai sumber energi bahan bakar untuk keperluan rumah tangga
6.    Lebih murah bila dibandingkan dengan minyak tanah atau arang kayu.
7.    Masa bakar jauh lebih lama daripada arang biasa.
C.    Percobaan
a.    Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan bioarang ini adalah:
1.    Drum/Kaleng/gentong/tempat pembakaran. Digunakan untuk pembakaran sekam padi.
2.    Tongkat kayu untuk mengaduk-aduk sekam padi.
3.    Ember tempat mengumpulkan sekam padi hasil pembakaran
4.    Lumpung dan Alu untuk mengahaluskan sekam padi hasil pembakaran
5.    Baskom sebagai tempat membuat adonan
6.    Cetakan sederhana bisa dibua dari kaleng bekas berbentuk lingkaran
7.    Karung sebagai alas untuk menjemur adonan yang sudah di cetak

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bioarang ini adalah:
1.    Arang berasal dari bahan organic yaitu sekam padi (sampah dedaunan dan ranting).
2.    Tepung Kanji digunakan sebagai pelekat.
3.    Air Panas digunakan untuk mencairkan tepung kanji.
4.    Bahan campuran digunakan saat pembuatan adonan jika dibutuhkan. Dengan tujuanuntuk menghemat pemakaian bahan (contoh: ampas kelapa, serbuk gergaji, kertas/Koran).

b.    Cara Kerja
Dalam membuat briket bioarang diperlukan tahap dan proses sebagai berikut :
1.    Pembuatan bioarang
Pembuaan bioarang secara sederhana dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
•    Drum/kaleng pada posisi terbalik di atas tanah pasir. Pasir diperlukan agar bagian bawah drum/kaleng cukup rapat sehingga udara yang keluar masuk melaui drum ini dapat dihalangi.
•    Sekam padi dimasukan kedalam drum/kaleng melaui lubang buatan dan dibakar. Penyalaan awal dapat dilakukan dengan minyak. Selanjutnya setelah api menyala, sekam padi dapat dimasukan dalam dapur pembakaran sedikit demi sedikit agar tidak padam.
•    Setelah api mati dan sekam berubah jadi arang (bukan abu) pindahkan ke ember untuk selanjutnya ditumbuk menggunakan lumpang dan alu yang bertujuan untuk menghaluskan arang.

2.    Pembuatan briket bioarang
Proses pembuatan bioarang dilakukan dengan proses yang cukup sederhana dan tidak terlalu sulit untuk dipraktekan. Proses pembuatannya dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikkut:
1.    Penghalusan bioarang
Siapkan penumbuk, misalnya lesung dan alu, kemudian bioarang yang tersedia ditumbuk halus hingga menjadi tepung arang. Selanjutnya, kumpulkan tepung arang yang terbentuk pada tempat ksusus misalnya ember.
2.    Pengenceran Kanji
Masukanlah kanji ke dalam baskom lalu encerkan dengan air panas hingga terbenuk adonan kanji.
3.    Pencampuran
Campurkan adonan kanji dengan tepung arang ke dalam baskom yang berisi adonan kanji sehingga menjadi adonan yang lengket, kemudian adoanan diaduk-aduk dengan menggunakan tongkat kayu atau sendok besar. Agar pemakaian bioarang lebih hemat adonan dapat diambah dengan serbuk gergaji, ampas kelapa, keras/Koran bekas. Pemakaian tepung kanji yang terlalu banyak dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna dan menimbulkan asap yang lebih banyak, maka kami menggunkan perbandingan 1 : 9, 1 untuk adonan tepung kanji dan 9 untuk tepung arang.
4.    Pencetakan
Cetak adonan dengan bentuk sesuai dengan cetakan sederhana.
5.    Pengeringan
Pada langkah pengeringan ini, hasil cetyakan dikeringkan selama 2-3 hari.


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan dan membahas tentang kerosin/ minyak tanah berikut masalah briket bioarang sebagai energi alternatif, penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
1.    Limbah sekam padi dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku briket.
2.    Pembuatan briket bioarang tidak sulit dan tidak membutuhkan biaya mahal dan waktu pembuatan briket bioarang tidak terlalu lama yaitu hanya maksimal 3 hari.
3.    Briket bioarang sangat berguna dan bermanfaat.

B.     Saran
Beberapa saran yang penulis simpulkan sebagai berikut:
1.    Hendaknya pemerintah memperlakukan petani semaksimal mungkin sehingga produsen padi dapat berupaya mengoptimalkan peningkatan produksi pertaniannya guna memenuhi kebutuhan bahan organik.
2.    Hendaknya peneliti mengupayakan mencari bahan bakar organik lainya guna memenuhi bahan alternatif pengganti energi dari hasil tambang dan mengembangkan teknologi pembuatan briket.
3.    Briket bioarang memiliki manfaat yang sangat banyak, sehingga peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengembangkan penemuan ini.
 
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/38121068/17/Kerosin-Minyak-Tanah
www.tempo.co/topik/masalah/1790/minyak-tanah
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekam
http://id.wikipedia.org/wiki/Arang
http://id.wikipedia.org/wiki/TepungKanji

Cara pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan

Cara pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan

1. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber-sumber daya alam banyak sekali macamnya merupakan bahan dasar bagi pengelolaan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia. Sumber daya alam akan benar-benar berguna apabila pemanfaatannya lebih menyangkut kebutuhan manusia.

Pengelolaan yang kurang menyangkut kebutuhan manusia di samping akan merusak lingkungan sekitarnya juga akan menjadi bumerang bagi manusia sendiri.

Oleh karena itu, dalam mengolah sumber daya alam harus berdasarkan prinsip-prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berwawasan lingkungan artinya mempertimbangkan kelestarian dan jangan sampai menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup. Berkelanjutan, artinya pengolahan sumber daya alam jangan sampai punah, perlu dipikirkan kelanjutannya.

Cara penggunaan sumber daya alam oleh manusia yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara sebagai berikut.

a. Selektif, yaitu memilih, menggunakan, dan mengusahakan sumber daya alam dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan kehidupan.
b. Menjaga kelestarian. Untuk menggali dan mengolah sumber daya alam perlu menggunakan teknologi maju sehingga memungkinkan terpeliharanya kelestarian.
c. Menghemat. Perlu dihindarkan pemborosan dalam mengolah sumber daya alam.
d. Memperbarui. Perlu adanya upaya untuk memperbarui sumber daya alam antara lain dengan cara sebagai berikut.

1) Reboisasi dan penghijauan lahan yang gundul.
2) Mengembangbiakkan hewan dan tumbuhan secara modern melalui tindakan pelestarian.
3) Penanaman ladang secara bergilir.
4) Pengolahan tanah pertanian dengan pancausaha pertanian.
2. Berbagai Sumber Daya Alam yang Ada di Indonesia
a. Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Disebut sumber daya alam yang dapat diperbarui, sebab alam mampu mengadakan pembentukan sumber daya alam baru dalam waktu relatif cepat. Dengan demikian sumber daya alam ini tidak habis.
1) Usaha Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Prinsip utama pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah menjaga keseimbangan antara produksi dengan proteksi, yaitu pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhatikan pelestariannya. Usaha untuk memaksimalkan hasil bila tidak dilandasi pandangan jauh ke depan tentang kemungkinan kerusakan lingkungan akan menyebabkan bencana. Tindakan tersebut akan memberikan dampak negatif yang akhirnya akan merugikan lingkungan fisik maupun lingkungan manusia itu sendiri.

Usaha-usaha pengelolaan sumber daya alam antara lain sebagai berikut.

a) Pengelolaan sumber daya alam di bidang pertanian

Mekanisme pertanian tanpa perhitungan yang tepat dapat menurunkan kesuburan tanah. Hal ini dapat terjadi karena rusaknya lapisan bagian atas tanah yang mengandung humus dan dapat menyebabkan terjadinya pengikisan tanah yang disebabkan oleh air. Dengan demikian, perlu dijaga keseimbangan antara tuntutan untuk memperoleh hasil yang berlimpah dengan efek samping yang merusakkan lingkungan.

Usaha untuk memperoleh hasil pertanian yang berlimpah ditempuh dengan sebutan revolusi hijau. Langkah ini ditempuh dengan industrialisasi pertanian, yaitu adanya perubahan dari petani kecil (dengan lahan sempit), menjadi petani industri (dengan lahan luas). Aktivitas ini memberikan dampak sosial ekonomis kepada petani kecil yang kehilangan tanah garapan dan pekerjaan.

b) Pengelolaan sumber daya alam di bidang kehutanan

Hutan di Indonesia ada yang berperan sebagai hutan produksi, hutan rekreasi, dan hutan lindung. Hutan tersebut berfungsi sebagai tempat hidup berbagai jenis hewan dan berperan dalam menjaga iklim mikro di kawasan hutan. Di samping itu hutan berperan untuk menyimpan air tanah agar tanah tetap mengandung air dan dapat mencegah banjir serta erosi. Oleh sebab itu, dalam pengelolaan hutan perlu diperhatikan keseimbangan antara penebangan pohon dan penanamannya kembali.

c) Pengelolaan sumber daya alam di bidang perikanan

Hasil perikanan laut tahun 2003 cenderung menunjukkan adanya penurunan jumlah. Untuk memperoleh hasil yang sama dengan waktu sebelumnya, diperlukan waktu yang cukup lama.


Hal ini terjadi karena makin menurunnya po pulasi ikan yang disebabkan tertangkapnya ikan-ikan yang masih kecil. Di samping itu, tidak ada kesempatan bagi ikan dewasa untuk berkembang biak. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pengelolaan perikanan di Indonesia.

Pengelolaan perikanan ini ditempuh dengan jalan sebagai berikut.

(1) Perlindungan anak ikan, yaitu larangan penangkapan ikan yang belum dewasa dengan menggunakan alat penangkapan yang ukuran jaringnya ditentukan.

(2) Sistem kuota, yaitu menentukan bagian perairan yang boleh diambil ikannya pada musim tertentu. Penggunaan sistem ini harus disertai kontrol yang baik.

(3) Penutupan musim penangkapan dengan tujuan agar jumlah induk ikan tidak berkurang, kemudian pada waktu pemijahan serta pembesaran anak ikan tidak terganggu. Pada musim tersebut dilarang melakukan penangkapan ikan-ikan tertentu.

(4) Penutupan daerah perikanan, yaitu larangan penangkapan ikan di daerah pemijahan dan pembesaran ikan, terutama di daerah yang populasinya menurun.
2) Usaha Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui
a) Pemanfaatan sumber daya alam hayati
Sumber daya alam hayati merupakan sumber daya alam alami yang dapat diperbarui, tetapi pelestariannya tergantung kepada manusia. Dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati terdapat dua pilihan, yaitu mengambil hasil dengan memikirkan kelestariannya atau mengambil hasil sebanyak mungkin tanpa memikirkan kelestariannya. Dalam pemanfaatannya manusia harus memperhatikan kelestarian sumber daya alam hayati agar tetap terjaga keseimbangannya.
b) Pemanfaatan sumber daya alam nabati
Usaha meningkatkan produksi tanaman budi daya dapat dilakukan dengan mengadakan pemulihan tanaman, perkawinan silang, dan mutasi buatan. Timbulnya varietas baru yang lebih unggul dapat mendesak varietas yang kurang berproduksi sehingga varietas ini tidak pernah dibudidayakan lagi.

Berbagai tanaman yang dimanfaatkan di Indonesia antara lain sebagai berikut.

(1) Jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat seperti padi, jagung, ubi, dan ubi kayu, sedangkan tanaman yang dimanfaatkan sebagai sumber lemak seperti kelapa, kelapa sawit, dan kacang tanah.

(2) Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai sumber sandang, misalnya kapas, serat sisal, dan serat haramay. Tanaman yang menghasilkan serat ini juga kita manfaatkan untuk pembuatan karung goni dan bahan pembungkus lainnya.

(3) Jenis kayu yang dimanfaatkan sebagai sumber papan dan bahan bangunan antara lain kayu jati, meranti, rasamala, rotan, dan bambu.

(4) Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai sumber obat-obatan (lebih dikenal dengan apotek hidup) seperti kumis kucing, jahe, kencur, kunyit, temulawak, dan beberapa jenis tanaman lainnya yang digunakan untuk obat tradisional.

(5) Jenis tanaman untuk keperluan industri. Orang membudidayakan beberapa jenis tanaman secara luas dalam bentuk perkebunan.
Contoh: teh, kopi, tebu, tembakau, lada, gambir, vanili, dan sebagainya.

(6) Jenis tanaman yang dimanfaatkan manusia sebagai sumber minyak atsiri, antara lain cengkih, serai, tengkawang, kayu putih, dan kenanga.

(7) Berbagai jenis tanaman yang dimanfaatkan manusia sebagai tanaman hias dapat menyemarakkan kehidupan manusia dan juga meningkatkan nilai budaya.
Contoh: anggrek, mawar, melati, dan lain-lain.

(8) Tanaman yang dimanfaatkan sebagai sumber protein adalah kedelai, kacang hijau, serta jenis kacang-kacangan lainnya.
c) Pemanfaatan sumber daya alam hewani
Pada zaman purba manusia hidup berpindah-pindah. Manusia memanfaatkan hewan buruan hanya untuk keperluan makanan dan pakaian. Setelah manusia hidup menetap, hewan mulai diternakkan dan dimanfaatkan potensinya secara maksimal.

Kemajuan teknologi yang dimiliki manusia menyebabkan manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam hewani dengan lebih efisien. Teknologi ini digunakan dalam menangkap dan membudidayakan hewan.

Di Indonesia pemanfaatan sumber daya alam hewani antara lain sebagai berikut.

(1) Sebagai sumber daya pangan dan sumber sandang Pakaian manusia dibuat atau dihias dengan bulu atau kulit hewan. Misalnya bulu beruang kutub untuk mantel, kulit sapi sebagai bahan membuat tas dan sepatu.

(2) Sebagai sarana untuk meningkatkan nilai kehidupan dan nilai budaya manusia. Bentuk dan cara hidup hewan dimanfaatkan sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan hasil karya manusia. Misalnya bentuk kapal selam menyerupai ikan yang sedang menyelam, bentuk sayap dan cara burung terbang memberikan inspirasi untuk pesawat udara, dan kicau burung untuk menciptakan lagu.

(3) Sebagai koleksi benda-benda hasil seni dan kerajinan tangan manusia. Misalnya jenis-jenis kerang disusun dan dirangkai menjadi benda-benda perhiasan. Burung-burung yang bulunya indah dapat diawetkan sebagai hiasan rumah.

Di permukaan bumi tersebar makhluk hidup yang jenisnya sa ngat banyak, termasuk di dalamnya makhluk hidup yang berupa hewan. Hewan-hewan ini berkembang biak sesuai dengan keadaan lingkungannya. Ada yang hidup di permukaan bumi, di udara, dan ada pula yang hidup di air. Tiap-tiap benua mempunyai jenis hewan tersendiri, seperti hewan Asia, hewan Australia, hewan Amerika, bahkan hewan Indonesia. Makhluk hidup ini mempunyai nilai yang sangat besar bagi kehidupan manusia, seperti bernilai ekonomi, religius, adat, dan lain-lain
.
Usaha-usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan mengusahakan kegiatan seperti pemeliharaan ternak, unggas, ikan, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan disebut biokultur. Pengusaha biokultur ini hampir tersebar di seluruh dunia. Pengusaha tersebut memelihara bermacam-macam hewan disesuai kan dengan keadaan daerahnya masing-masing.

Peternakan yang dilakukan di daerah dingin berbeda dengan di daerah sedang dan daerah tropis. Di beberapa daerah, peternakan ada yang diusahakan secara besar-besaran, tetapi ada yang diusahakan secara kecil-kecilan atau sebagai sambilan saja.
b. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui terdapat dalam jumlah yang relatif tetap sebab tidak ada penambahan atau pembentukannya sangat lambat dibanding dengan umur manusia. Pembentukannya kembali memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun. Akibatnya pemakaian yang terus-menerus akan menyebabkan sumber daya alam ini dapat habis.
Contoh: minyak bumi, batu bara, dan mineral-mineral.

Berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtif sumber daya alam ini dibedakan menjadi dua golongan.

1) Sumber daya alam yang cepat habis, sebab nilai konsumtifnya tinggi dan digunakan dalam jumlah yang banyak. Jenis sumber daya alam ini daur ulangnya sukar dilakukan.
Contoh: minyak bumi, gas alam, dan batu bara.

2) Sumber daya alam yang tidak cepat habis, sebab nilai konsumtifnya kecil dan manusia hanya memanfaatkan dalam jumlah sedikit. Sumber daya alam ini dapat dipakai secara berulang-ulang sehingga tidak cepat habis.
Contoh: intan, batu permata, dan logam mulia (emas).

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sebagian besar didapat dari bahan galian.  Menurut cara pembentukannya, bahan galian dibedakan menjadi sebagai berikut.

1) Bahan galian pegmatit, terbentuk di dalam saluran gunung api dan dalam bentuk intruksi (gang, apofisa).

2) Bahan galian magnetit, berasal dari magma dan terdapat di dekat dapur magma.

3) Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan di sekitar magma yang bersentuhan dengan magma.

4) Bahan galian hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku di celah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relatif rendah.

5) Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena pengendapan di dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan atau tidak.

6) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil dari pelapukan. Konsentrasi dapat terjadi di tempat asal batuan tersebut karena bagian campurannya larut dan terbawa air.

Dalam Undang Undang No. 11 Tahun 1976 tentang Pertambangan di Indonesia mengacu PP No. 25 Tahun 2000, secara rinci telah menjelaskan mengenai kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah otonomi termasuk di bidang pertambangan terdapat klasifikasi bahan galian menurut kepentingannya bagi pemerintah, yaitu sebagai berikut.

1) Golongan A, yaitu golongan bahan galian yang strategis. Artinya bahan galian tersebut penting untuk pertahanan/keamanan negara atau untuk menjamin perekonomian negara.

Contoh: semua jenis batu bara, minyak bumi, bahan radioaktif tambang aluminium (bauksit), timah putih, mangaan, besi, dan nikel.

2) Golongan B, yaitu golongan galian yang vital, yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak.

Contoh: emas, perak, magnesium, seng, wolfram, batu permata, mika, dan asbes.

3) Golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A maupun B.

Kenaikan jumlah populasi dan kenaikan jumlah konsumsi per kapita akan menurunkan persediaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Meskipun dilakukan pembatasan, tetapi apabila jumlah penduduk dan konsumsi per kapita meningkat maka penurunan jumlah sumber daya alam ini tetap terjadi.

Di Indonesia pengontrolan terhadap penambahan penduduk, efisiensi pemakaian serta jumlah konsumsi perlu diawasi. Usaha penggantian dengan bahan lain atau dengan sumber daya alam yang nonkonvensional, serta usaha tersebut merupakan pengelolaan yang diharapkan dapat mengendalikan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.



Artikel jenis-jenis sumber daya alam serta manfaatnya

Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam terbagi dua yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam biotik yaitu semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup. Sedangkan sumber daya alam non hayati atau sumber daya alam abiotik adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda mati.

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alamnya, baik sumber daya alam hayati maupun sumber daya alam non hayati. Kekayaan alam Indonesia terdapat di permukaan bumi, di dalam perut bumi, di laut dan di udara. Berdasarkan ketersediaanya sumber daya alam terbagi dalam dua kelompok besar yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

1. Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang dapat diperbarui yaitu semua kekayaan alam yang mudah diadakan kembali jika habis. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah hewan, tumbuhan, air, udara, dan zat hara. Pemanfaatan sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sebagai berikut :

a. Bahan pangan
Bahan pangan adalah bahan makanan yang berguna untuk mencukupi akan kebutuhan makanan bagi manusia. Beberapa contoh sumber daya alam yang dipergunakan untuk bahan pangan antara lain :
1). Kedelai untuk membuat kecap, tahu dan tempe.
2). Gandum untuk membuat terigu.
3). Ayam dan bebek untuk diambil telur dan dagingnya.
4). Sapi dan kambing untuk diambil susu dan dagingnya.

b. Bahan sandang
Bahan sandang adalah bahan pakaian. Beberapa sumber daya alam yang dijadikan untuk bahan sandang antara lain :
1). Serat kapas untuk membuat kain katun.
2). Serat kepompong ulat sutra untuk membuat kain sutra.
3). Serat rambut domba untuk membuat kain wol.

c. Peralatan rumah tangga
Contoh sumber daya alam yang digunakan untuk peralatan rumah tangga antara lain :
1). Kayu jati dan rotan untuk membuat  tempat tidur, lemari, meja dan kursi.
2). Kayu sengon untuk membuat centong, dan perabot rumah tangga lainnya.

d. Obat tradisional dan produk perawatan tubuh
1). Mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
2). Lidah buaya untuk membuat sampo.
3). Rumput laut untuk bahan kosmetik dan sebagainya.


e. Bahan bangunan
1) Tanah liat untuk membuat batu bata dan genting.
2). Pasir untuk bangunan rumah dan batako.

f. Peralatan olah raga
1). Bulu angsa untuk membuat sutlecook.
2). Rotan untuk membuat Holahop dan bola sepak takraw

2. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah semua kekataan alam yang jika sudah habis sulit diadakan kembali. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah minyak bumi, gas alam, batu bara, barang tambang mineral dan barang tambang non mineral.
Beberapa contoh pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah :

a. Minyak bumi, gas alam dan batu bara untuk bahan bakar


b. Barang  tambang logam
Barang tambanng logam dimanfaatkan untuk :
1). Emas dan perak untuk perhiasan.
2). Alumunium untuk peralata dapur, pembungkus makanan, dan badan pesawat terbang.
3). Besi untuk tiang bangunan, pagar rumah dan lain-lain.
4). Tembaga untuk bahan kawat dan kabel.
5). Nikel untuk membuat bahan campuran logam.
6). Perunggu untuk membuat patung.

c. Barang tambang non logam
Barang tambang non logam dimanfaatkan untuk :
1). Gipsum untuk bahan cat tembok.
2). Intan untuk perhiasan.
3). Belerang untuk bahan obat-obatan.
4). Grafit dan karbon untuk membuat pencil.
5). Asbes untuk atap rumah.
6). Aspal untuk pengeras jalan.

Makalah singkat tentang tsunami

Makalah singkat tentang tsunami

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, dengan rahmat danhidayahNya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa kami ucapkanterimakasih kepada guru PLH dan teman-teman kami karena dalam proses pembuatamakalah ini tidak lepas dari peran serta guru PLH dan teman-teman kami.Makalah ini kami buat agar dapat menjadi acuan dasar bagi kita semua terutama bagisiswa-siswi untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan tsunami. Semoga makalah ini dapatmenambah pengetahuan para siswa-siswi tentang tumbuh-tumbuhan dan dapat diaplikasikanndikehidupan sehari-hari.Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, danmohon maaf bila di dalam kajian-kajian makalah ini masih terdapat kekurangan yangmungkin belum dapat menjelaskan secara detail mengenai aspek-aspek yang ada dalammakalah ini.Sekian terima kasih.














DAFTAR ISI


BAB I

A.LATAR BELAKANG..................................................................................................

B.RUMUSAN MASALAH..............................................................................................

C.TUJUAN........................................................................................................................


BAB II
A.PENGERTIAN TSUNAMI.......................................................................................

B.PENYEBAB TSUNAMI...........................................................................................

C.TANDA-TANDA AKAN TERJADI TSUNAMI.....................................................

D.RAMBATAN TSUNAMI.........................................................................................

E.KERUGIAN AKIBAT TSUNAMI...........................................................................

BAB III

A.KESIMPULAN..........................................................................................................






BAB 1
PENDAHULUAN




A.Latar belakang

Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesiasangat berpotensi terkena tsunami. Tsunami sendiri merupakn bencana besar yangsanggup menghancurkan apa yang menghadangnya. Maka dari itu kami membuatmakalah ini untuk menjelaskan apa itu Tsunami dan faktor – faktor yangmenimbulkan Tsunami.


B.Rumusan masalah
a.     Apa itu Tsunami?
b.     Apakah penyebab terjadi Tsunami?
c.      Apakah cirri-ciri akan datangnya Tsunami?
d.     Kerugian apa saja yang di akibatkan Tsunami?


C.Tujuan

Untuk menjelaskan tentang Tsunami mulai dari penyebabnya, cirri-cirinya,dan apa saja keruskan yang bias di timbulkan olehnya



  






BAB 2
ISI



A.Pengertian Tsunami

Tsunami adalah kata berbahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan(tsu artinya lautan, nami berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaiangelombang ombak raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar lautakibat gempa bumi.Gelombang ombak yang ditimbulkan memiliki kecepatan 600 mil per jam(hampir 1.000 km per jam) atau sama dengan kecepatan rata-rata pesawat udara.Tinggi gelombang bisa mencapai 6 sampai 14 meter untuk ukuran rata-rata, tapi bisa juga mencapai 30 eter. Gelombang tsunami bisa menghantam daratan selama5 sampai 30 menit.

B.Penyebab Tsunami

Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu.
 Faktor penyebabterjadinya tsunami ini adalah:

1.Gempa bumi yang berpusat di bawah laut
Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensimenimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebabterjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:

•Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
•Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
•Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR 
•Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atauturun).

2.Letusan Gunung Berapi
Letusangunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada diSelat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melandaJawa Timur danMaluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beradadi wilayah
ring of fire
(sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadaiancaman ini.

3.Longsor bawah laut.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempengsamuderadan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palunglaut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenaldengan nama
tsunamic submarine landslide

4.Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnyameteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebabterjadinya tsunami.

C.Tanda-tanda akan terjadi Tsunami

Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
•Air laut yang surut secara tiba-tiba.
•Bau asin yang sangat menyengat.
•Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangatkeras.

D.Rambatan Tsunami

Kecepatan rambatgelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai,kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. Mereka baru mengetahui tsunami telah terjadi ketikatiba di daratan dan menyaksikan kehancuran mengerikan yang disebabkan olehtsunami.

E.Kerugian akibat Tsunami.

Kerugian akibat Tsunami tentu saja sangat besar, di antaranya adalah rusaknyainfrastuktur akibat tejangan air yang besar dan kkorban jiwa yang tentu tidak sedikit.







BAB 3
PENUTUP



A.Kesimpulan


Tsunami merupakan bencana alam yang disebabkan oleh gelombang besar laut, tsunami sendiri bias timbul karena beberaa hal seperti akibat oleh gempa bumiyang terjadi didalam laut.

Bencan tsunami sangat membawa kehancuran karena gelombang laut yangdatang sangat besar, sehingga pada bencana tsunami banyak korban jiwa maupunharta benda yang hilang.

sumber : http://cahyocenok.blogspot.com

Makalah tentang bencana dan penanggulangan tsunami

Makalah tentang bencana dan penanggulangan tsunami

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku siswi dari salah satu kelompok  PLH di kelas XI- IPA 1, telah melaksanakan kegiatan presentasi  dan pembuatan makalah ini dengan lancar dan sebagai mana mestinya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk memperoleh mendeskripsikan mengenai bencana tsunami.

Kami menyadari bahwa makalah dan presentasi kelompok kami jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Dengan terlaksananya presentasi dan makalah ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas PLH dan mendapatkan nilai yang baik. Serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Cibinong, 21 Mei 2013
Anggota Kelompok



Daftar Isi


Kata Pengantar .......................................................................................................              2
Daftar Isi .................................................................................................................    3
Bab I Pendahuluan
1.1      Latar Belakang .......................................................................................            4
1.2      Rumusan Masalah ................................................................................            4
Bab II Pembahasan
2.1      Pengertian Tsunami ..............................................................................           5
2.2      Penyebab Tsunami ...............................................................................            5
2.2. 1      Gempa Bumi yang berpusat di bawah laut ...............................      5
2.2. 2      Letusan gunung berapi ............................................................          6
2.2. 3      Longsor bawah laut ..................................................................          6
2.2. 4      Hantaman Meteor di laut .........................................................           6
2.3      Gejala Tsunami .....................................................................................            6
2.4      Sistem Peringatan Dini ……………………………………………………..   7
2.5      Rambatan Tsunami ...............................................................................            8
2.6      Karakteristik Tsunami ...........................................................................            9
2.7      Skema Terjadinya Tsunami...................................................................           9
2.8      Dampak Tsunami ..................................................................................          10
2.9      Mitigasi Tsunami ...................................................................................           11
2.8. 1      Penilaian Bahaya (Hazard Assesment) ....................................    12
2.8. 2      Peringatan (Warning) ...............................................................        14
2.8. 3      Persiapan ..................................................................................          12
2.8. 4      Penelitian .................................................................................           14
2.10   Menghadapi Tsunami ............................................................................         17
2.9. 1      Persiapan Menghadapi Tsunami .............................................      17
2.9. 2      Cara Penanggulangan Tsunami ..............................................      17
2.9. 3      Upaya Penyelamatan Diri saat Tsunami ..................................     18
2.11   Data Historis Tsunami ...........................................................................         19
Bab III Penutup
3. 1    Kesimpulan ...........................................................................................           21
3. 2    Saran .................................................................................................... 21
3. 3    Penutup .................................................................................................           21
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 22


BAB I PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
 Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".

1.2      Rumusan Masalah

a.         Apa yang di maksud dengan tsunami?
b.         Apa penyebab dari bencana tsunami?
c.         Gejala apa saja yang muncul sebelum tsunami terjadi?
d.         Bagaimana poses terjadinya tsunami?
e.         Apa akibat dari bencana tsunami?
f.          Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan tsunami?
g.         Dimana saja kawasan yang pernah terjadi bencana tsunami?


Bab II Pembahasan

2.1      Pengertian Tsunami

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.

2.2      Penyebab tsunami

Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab terjadinya tsunami ini adalah:

2.2.1        Gempa bumi yang berpusat di bawah laut

Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:

·         Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
·         Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
·         Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR.
·         Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).

Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup  besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi.
 Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu  massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu  bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum  terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja  menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera  yang mampu untuk membangkitkan tsunami. Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan  memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari  kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi.  Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang  tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga  dengan subduksi.

2.2.2        Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi padatahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beradadi wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.

2.2.3        Longsor bawah laut.

Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.

2.2.4        Hantaman Meteor di Laut

Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.

2.3      Gejala Tsunami

·                Diawali dengan gempa bumi.
·                Air laut tiba-tiba surut
·                Bau garam menyengat
·                Langit tampak berwarna hitam
·                Terjadi ledakan yang dahsyat

2.4      Sistem Peringatan DIni

Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama dengan perangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.

Sistem peringatan dini di indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.

Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen:
1.            Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko,
2.            Peramalan,
3.            Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut),
4.            Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.


Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.
                                                                     
2.5      Rambatan Tsunami

Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 – 1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam, namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami. kehancuran mengerikan yang disebabkan oleh tsunami.


2.6      Karakteristik Tsunami

a.         Kecepatan Tsunami
Secara empiris, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut dan percepatan gravitasi  di tempat tersebut. Untuk di laut dalam, kecepatan tsunami bisa setara dengan kecepatan  pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. Semakin dangkal lautnya, kecepatan tsunami semakin  berkurang, yaitu berkisar antara 2 – 5 km/jam.

b.         Ketinggian Tsunami
 Ketinggian gelombang Tsunami berbanding terbalik dengan kecepatanya. Artinya, jika  kecapatan tsunami besar, tetapi ketinggian gelombang tsunami hanya beberapa puluh  centimeter saja. Sebaliknya untuk di daerah pantai, kecepatan tsunaminya kecil, sedangkan  ketinggian gelombangnya cukup tinggi, bisa mencapai puluhan meter.
 Ketinggian tsunami di pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bentuk  pantainya. Ada 2 (dua) bentuk pantai yaitu :

1.         Pantainya terjal
Bentuk pantai seperti ini mengakibatkan bagian utama dari energi tsunami dipantulkan oleh  slope (pembatas). Sehingga pemantulannya secara utuh mengikuti periode tsunami, tanpa  pecah. Tinggi gelombang yang gelombang yang dihasilkan antara 1 – 2 meter.

2.         Pantainya Landai
Bentuk pantai ini mengakibtkan energi tsunami akan dinaikkan oleh pantai, disini berlaku  prinsip dasar energi, yakni energi selalu konstan. Sehingga jika kecepatannya berkurang  maka amplitudonya besar, panjang gelombangnya berkurang dan mengakibatkan pecahnya  gelombang. Hal inilah yang mengakibatkan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan  meter.

2.7      Skema Terjadinya Tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

2.8      Dampak Tsunami

Dampak Positif dari bencana tsunami       :
1.      Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup
2.      Kegunaan secara Psikologis: Menjalin kerjasama dan bahu- membahu untuk menolong korban bencana, menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain.
3.      Kita bisa mengetahui samapai dimanakah konstruksi bangunan kita serta kelemahannya, dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan konstruksi yang lebih baik.

Dampak Negatif dari bencana tsunami
1.      Merusak apa saja yang dilaluinya. bangunan, tumbuh-tumbuhan dan dan mengakibatkan korban jiwa manusia, serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
2.      Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban, sehingga sulit mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaannya.
3.      Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksanaan pembangunan pasca bencana, karena faktor dana yang besar.
4.      menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang kehilangan harta benda.


2.9      Mitigasi Tsunami

Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan. Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000). Mitigasi adalah usaha yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan individu.

Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya, sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam, merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya tersebut. Ketiga langkah penting tersebut: 1) penilaian bahaya (hazard assessment), 2) peringatan (warning), dan 3) persiapan (preparedness) adalah unsur utama model mitigasi. Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah penelitian yang terkait (tsunami-related research).


2.9.1        Penilaian Bahaya (Hazard Assessment)

Unsur pertama untuk mitigasi yang efektif adalah penilaian bahaya. Untuk setiap komunitas pesisir, penilaian bahaya tsunami diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan aset yang terancam, dan tingkat ancaman (level of risk). Penilaian ini membutuhkan pengetahuan tentang karakteristik sumber tsunami, probabilitas kejadian, karakteristik tsunami dan karakteristik morfologi dasar laut dan garis pantai. Untuk beberapa komunitas, data dari tsunami yang pernah terjadi dapat membantu kuantifikasi faktor-faktor tersebut. Untuk komunitas yang tidak atau hanya sedikit memiliki data dari masa lalu, model numerik tsunami dapat memberikan perkiraan. Tahapan ini umumnya menghasilkan peta potensi bahaya tsunami, yang sangat penting untuk memotivasi dan merancang kedua unsur mitigasi lainnya, peringatan dan persiapan.

1.     Data rekaman tsunami (Historical tsunami data)
 Rekaman data umumnya tersedia dalam banyak bentuk dan di banyak tempat. Format yang ada mencakup publikasi dan katalog manuskrip, laporan penyelidikan lapangan, pengalaman pribadi, berita koran, rekaman film dan video. Salah satu instansi riset penyimpan data terbesar adalah International Tsunami Information Center di Honolulu, Hawaii.

2.    Data paleotsunami
 Penelitian paleotsunami juga dapat dilakukan pada endapan tsunami di daerah pesisir dan bukti-bukti lainnya yang terkait dengan pergeseran sesar penyebab gempabumi tsunamigenik.

3.    Penyelidikan pasca tsunami
 Survey penyelidikian pasca tsunami dilakukan mengikuti suatu peristiwa tsunami yang baru terjadi untuk mengukur batas inundasi dan merekam keterangan saksi mata mengenai jumlah gelombang, waktu kedatangan gelombang, dan gelombang mana yang terbesar.

4.    Pemodelan numerik
 Seringkali karena rekaman data minimal, satu-satunya jalan untuk menentukan daerah potensi bahaya adalah menggunakan pemodelan numerik. Model dapat dimulai dari skenario terburuk. Informasi ini kemudian menjadi dasar pembuatan peta evakuasi tsunami dan prosedurnya.

2.9.2        Peringatan (warning)

Unsur kunci kedua untuk mitigasi tsunami yang efektif adalah suatu sistem peringatan untuk memberi peringatan kepada komunitas pesisir tentang bahaya tsunami yang tengah mengancam. Sistem peringatan didasarkan kepada data gempabumi sebagai peringatan dini, dan data perubahan muka airlaut untuk konfirmasi dan pengawasan tsunami. Sistem peringatan juga mengandalkan  berbagai saluran komunikasi untuk menerima data seismik dan perubahan muka airlaut, dan untuk memberikan pesan kepada pihak yang berwenang. Pusat peringatan (warning center) haruslah: 1) cepat – memberikan peringatan secepat mungkin setelah pembentukan tsunami potensial terjadi, 2) tepat – menyampaikan pesan tentang tsunami yang berbahaya seraya mengurangi peringatan yang keliru, dan 3) dipercaya – bahwa sistem bekerja terus-menerus, dan pesan mereka disampaikan dan diterima secara langsung dan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

1.    Data
 Sistem peringatan membutuhkan data seismik dan muka airlaut setiap saat secara cepat (real atau near-real time). Sistem ini juga membutuhkan rekaman data gempabumi dan tsunami yang pernah terjadi. Kedua jenis data tersebut dipergunakan untuk dapat secara cepat mendeteksi dan melokalisasi gempabumi tsunamigenik potensial, untuk mengkonfirmasi apakah tsunami telah terbentuk, dan untuk memperkirakan dampak potensial terhadap daerah pesisir yang menjadi tanggungjawabnya.

1.1  Data seismic
 Sinyal seismik – getaran dari gempabumi yang bergerak secara cepat melalui kulit bumi – dipergunakan oleh pusat peringatan untuk mendeteksi terjadinya gempabumi, dan kemudian untuk menentukan lokasi dan skalanya. Berdasarkan informasi tersebut, statistik likelihood tsunami yang terbentuk dapat diperkirakan secara cepat, dan peringatan dini atau informasi yang sesuai dapat dikeluarkan.
 Seismometer standard periode pendek (0.5-2 sec/cycle) dan periode panjang (18-22 sec/cycle) menghasilkan data untuk menentukan lokasi dan skala gempabumi. Seismometer skala luas — broadband seismometers (0.01-100 sec/cycle) dapat pula dipergunakan untuk kedua tujuan diatas dan juga untuk penghitungan momen seismik yang sangat berguna untuk menyempurnakan analisis data yang dilakukan.

1.2  Data muka air laut
 Pengukur variasi muka laut (water-level gauges) adalah instrumen yang sangat penting dalam sistem peringatan tsunami. Mereka dipergunakan untuk konfirmasi secara cepat tentang kehadiran atau tidaknya suatu tsunami mengikuti peristiwa gempabumi, untuk mengamati perkembangan tsunami, untuk membantu estimasi tingkat bahaya, dan menyediakan alasan untuk memutuskan bahaya telah berlalu. Gauges kadangkala merupakan satu-satunya cara untuk mendeteksi tsunami ketika data seismik tidak mendukung, atau bila tsunami bukan disebabkan oleh gempabumi.
 Untuk bisa memberikan peringatan secara efektif, gauges perlu diletakkan di dekat sumber tsunami sehingga konfirmasi secara cepat diperoleh, apakah tsunami telah terbentuk atau tidak, dan perkiraan awal mengenai ukuran tsunami. Mereka harus pula diletakkan diantara sumber dan daerah pesisir yang terancam untuk memonitor perkembangannya dan membantu memprediksi dampaknya. Untuk tsunami lokal, gauges dibutuhkan di sepanjang garis pantai untuk memperoleh konfirmasi tercepat dan untuk evaluasi.

1.3  Data rekaman tsunami dan gempa bumi
 Pusat peringatan membutuhkan akses cepat kepada data rekaman tsunami dan gempabumi untuk membantu memperkirakan apakah suatu gempabumi dari suatu lokasi dapat menyebabkan tsunami, dan apakah tsunami tersebut berbahaya bagi daerah tanggung jawab mereka. Sebagai contoh, adalah sangat berguna untuk mengetahui bila zona subduksi pada suatu daerah pernah mengalami gempabumi berskala 8 tetapi tidak pernah menghasilkan tsunami. Juga sangat berguna untuk mengetahui karakteristik rekaman data muka airlaut untuk tsunami yang berbahaya dan yang tidak berbahaya pada suatu daerah.


1.4  Data model numeric
 Dewasa ini, pusat peringatan mulai mempergunakan data dari model numerik untuk memberikan panduan dalam prediksi tingkat bahaya tsunami berdasarkan parameter gempabumi dan data muka airlaut tertentu.

1.5  Data lainnya
Jenis data lainnya yang diperlukan oleh pusat peringatan adalah seperti data letusan gunungapi atau tanah longsor yang terjadi di dekat tubuh airlaut.

2.         Komunikasi
Sistem peringatan tsunami membutuhkan komunikasi yang unik dan ekstensif. Data seismik dan perubahan muka airlaut harus dikirim dari lokasi secara cepat dan dapat dipercaya oleh penerima.

2.1   Akses data real time
Data seismik dan perubahan muka airlaut supaya berguna haruslah dapat diterima secara cepat real atau very near real time. Banyak teknik komunikasi yang bisa dipergunakan, seperti radio VHF, gelombang mikro, transmisi satelit.

2.2  Penyebaran pesan
 Penyampaian pesan kepada para pengguna juga sama pentingnya sebagaimana mendapatkan data secara real time. Penyampaian pesan dapat secara cepat dilakukan melalui Global Telecommunications System (GTS) atau Aeronautical Fixed Telecommunications Network (AFTN). Pesan dapat pula disampaikan secara konvensional melalui e-mail, telpon atau fax.

2.9.3        Persiapan

Kegiatan kategori ini tergantung pada penilaian bahaya dan peringatan. Persiapan yang layak terhadap peringatan bahaya tsunami membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kemungkina terkena bahaya (peta inundasi tsunami) dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus mengevakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman. Tanpa kedua pengetahuan akan muncul kemungkinan kegagalan mitigasi bahaya tsunami. Tingkat kepedulian publik dan pemahamannya terhadap tsunami juga sangat penting. Jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas vital masyarakat seperti sekolah, kantor polisi dan pemadam kebakaran, rumah sakit berada diluar zona bahaya. Usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur yang tahan terhadap tsunami, melindungi bangunan yang telah ada dan menciptakan breakwater penghalang tsunami juga termasuk bagian dari persiapan.

1.    Evakuasi
 Rencana evakuasi dan prosedurnya umumnya dikembangkan untuk tingkat lokal, karena rencana ini membutuhkan pengetahuan detil tentang populasi dan fasilitas yang terancam bahaya, dan potensi lokal yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah. Tsunami lokal hampir tidak menyediakan waktu yang cukup untuk peringatan formal dan disertai gempabumi, sementara tsunami distan mungkin memberi waktu beberapa jam untuk persiapan sebelum gelombang yang pertama tiba. Sehingga persiapan evakuasi dan prosedurnya harus disiapkan untuk kedua skenario tersebut.
1.1  Evakuasi untuk tsunami local
 Ketika tsunami lokal terjadi, satu-satunya tanda yang ada mungkin hanyalah goncangan gempabumi, atau suatu kondisi yang tidak biasa pada tubuh airlaut. Masyarakat harus mampu mengenali tanda-tanda bahaya tersebut, kemudian pindah segera dan secepatnya kearah darat atau ke arah dataran tinggi karena gelombang tsunami dapat menghantam dalam hitungan menit. Para pengungsi juga menghadapi bahaya yang disebabkan oleh gempabumi seperti tanah longsor,  runtuhnya bangunan dan jembatan yang mungkin menghambat usaha mereka dalam menyelamatkan diri. Untuk itu diperlukan sekali kepedulian publik dan pendidikan tentang tsunami dan kemungkinan bahaya yang mengikuti. Hal ini juga membutuhkan perencanaan resmi tentang zona bahaya dan rute evakuasi yang aman. Kunci utama untuk memotivasi pendidikan publik adalah pemahaman tentang bahaya tsunami dan dimana kemungkinan banjir tsunami tersebut terjadi.

1.2  Evakuasi untuk tsunami distan
 Pada kasus tsunami distan, pihak yang berwenang masih memiliki waktu yang cukup untuk mengorganisir evakuasi. Mengikuti peringatan dari pusat peringatan bahwa tsunami telah terbentuk dan waktu kedatangan gelombang pertama telah diketahui, pihak yang berwenang membuat keputusan tentang apakah evakusi diperlukan. Keputusan ini didasarkan kepada data rekaman atau model tentang ancaman dari sumber tsunami dan panduan lebih lanjut dari pusat peringatan tentang pergerakan tsunami. Masyarakat diinformasikan tentang bahaya yang mengancam, dan diinstruksikan tentang bagaimana, kemana, dan kapan harus mengungsi. Badan-badan pelayanan masyarakat seperti polisi, pemadam kebakaran dan tentara, difungsikan untuk membantu kelancaran pengungsian. Zona evakuasi dan rute pengungsian harus ditentukan secara aman, masyarakat harus cukup diberi pengarahan tentang bahaya tsunami dan prosedur evakuasi, sehingga mereka tidak tetap berada di tempat tinggal ketika tsunami datang atau telah kembali ketika ancaman masih belum berakhir. Evakuasi yang tidak perlu harus dikurangi untuk menjaga kepercayaan publik terhadap sistem.

2.    Pendidikan
Mitigasi tsunami harus mengandung rencana untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan oleh masyarakat luas, pemerintah lokal, dan para pembuat kebijakan tentang sifat-sifat tsunami, kerusakan dan bahaya yang disebabkan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi bahaya.

2.1  Pendidikan publik
Pendidikan publik yang dilaksanakan akan efektif bila ikut memperhitungkan bahasa dan budaya lokal, ada-istiadat, praktek keagamaan, hubungan masyarakat dengan kekuasaan, dan pengalaman tsunami masa lalu.


2.2  Pendidikan untuk para operator sistem peringatan, manager bencana alam, dan pembuat kebijakan.

 Operator sistem peringatan, manager bencana alam, dan pembuat kebijakan harus memenuhi suatu tingkat pendidikan dan pemahaman terhadap bahaya tsunami. Sebab tsunami, baik lokal maupun distan, jarang terjadi pada suatu daerah tertentu, sehingga orang-orang kunci tersebut tidak memiliki pengalaman probadi terhadap fenomena yang menjadi dasar keputusan menyangkut persiapan atau tindakan yang harus dilakukan ketika bahaya tersebut menimpa.

3.    Tata guna lahan
Sebagai konsekuensi pertumbuhan penduduk global, daerah pesisir yang rawan tsunami berkembang dengan cepat. Karena tidak mungkin untuk menghentikan pembangunan, sebaiknya dilakukan pencegahan pembangunan fasilitas umum pada zona rawan bencana tsunami, seperti sekolah, polisi, pemadam kebakaran dan rumah sakit yang memiliki arti penting bagi populasi ketika bahaya sewaktu-waktu terjadi. Sebagai tambahan, hotel dan penginapan juga perlu ditempatkan pada lokasi yang sesuai dengan prosedur evakuasi untuk memberikan keamanan kepada para tamunya.

4.     Keteknikan
Keteknikan dapat membantu mitigasi tsunami. Bangunan dapat diperkuat sehingga tahan terhadap tekanan gelombang dan arus yang kuat. Fondasi struktur dapat dikonstruksikan menahan erosi dan penggerusan oleh arus. Lantai dasar suatu bangunan dapat dibuat terbuka sehingga mampu membiarkan airlaut melintas, hal ini menolong mengurangi sifat penggerusan arus pada fondasi. Bagian penting dari suatu bangunan seperti generator cadangan, motor elevator dapat ditempatkan pada lantai yang tidak terkena banjir. Benda-benda berat berbahaya seperti tanki yang dapat hanyut terbawa banjir sebaiknya ditanamkan ke tanah. Sistem transportasi dikonstruksikan atau dimodifikasi sehingga mampu memfasilitasi evakuasi massal secara cepat keluar dari daerah bahaya. Beberapa struktur penahan gelombang laut seperti seawall, sea dikes, breakwaters, river gates, juga mampu menahan atau mengurangi tekanan tsunami.

2.9.4        Penelitian

Meskipun tidak terkait langsung dengan aktivitas mitigasi, penelitian yang terkait dengan tsunami sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas mitigasi. Riset yang menyelidiki bukti-bukti paleotsunami, mengembangkan database, kuantifikasi dampak bahaya tsunami, atau pemodelan numerik dapat meningkatkan tingkat akurasi penilaian bahaya. Penelitian juga mampu meningkatkan cara pendidikan publik sehingga tingkat kepedulian masyarakat akan bahya tsunami meningkat. Penelitian juga memberikan panduan perencanaan tata ruang dalam zona inundasi potensial. 
2.10   Menghadapi Tsunami

2.10.1     Persiapan Menghadapi Tsunami

·      Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
·      Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
·      Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
·      Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
·      Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
·      Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
·      Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami.
·      Jika hanya ada sedikit waktu sebelum datang tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
·      Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
·      Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
·      Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
·      Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.
·      Setelah Terjadi Tsunami, Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
·      Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
·      Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak memungkinkan.
·      Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali ke rumah.Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.

2.10.2     Cara penanggulangan Tsunami

Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
·      Melaksanakan evakuasi secara intensif.
·      Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
·      Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
·      Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
·      logistik yang diperlukan.
·      Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
·      Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
·      Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan
·      tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
·      Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.

2.10.3     Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami

·      Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
·      Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
·      Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
·      Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
·      Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
·      Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
·      Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
·      Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.


2.11   Data Historis Tsunami

·                1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal menghancurkan Lisbon, Portugal dan pegunungan di Eropa, orang menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu. Namun Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih dari 60 ribu orang.
·                27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu terjadinya tsunami yang menenggelamkan 36 ribu orang Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian barat dan utara Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600 ton blok terumbu karang menuju tepi pantai bersama dengan arus tsunami yang besar.
·                15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi menyapu pantai timur Jepang. Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.
·                1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di Alaska, membunuh 159 orang, dan kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.
·                9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa modern, Gempa di Teluk Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang awalnya dipicu oleh gempa bumi berskala 8,3 skala richter. Gelombang sangat tinggi, tetapi karena wilayah tersebut relatif terisolasi dan kondisi geologinya unik maka tsunami tidak menyebabkan banyak kerusakan. Tapi hanya menenggelamkan satu perahu dan membunuh dua orang
·                22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang tercatat manusia terjadi di Chile sebesar 8,6 skala richter, menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile dalam waktu kurang dari 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter membunuh  1500 orang di Chile dan Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.
·                27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good Friday Alaska, dengan kekuatan sekitar 8,4 skala richter menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam tsunami di Valdez Inlet dengan ketinggian 6,7 meter, membunuh lebih dari 120 orang.Sepuluh orang yang menjadi korban di kota Crescent, di utara California, yang sempat menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter
·                23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya Filipina membunuh 8 ribu korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi 30 menit setelah adanya gempa.
·                17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan tsunami di Papua Nugini yang membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.
·                26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter setinggi 3,5 meter mengguncang Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa, sebagian besar karena tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi kemudian dikenal sebagai tsunami lautan Hindia. Gelombang yang terjadi menimpa banyak belahan dunia lain, sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.
·                2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
·                2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.
·                2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
·                11 maret 2011, Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter pada kedalaman 24,4 kilometer di sebelah pantai timur Honshu, Jepang, pada 11 Maret 2011 pukul 12.46 WIB atau 14.46 waktu setempat, tercatat sebagai gempa bumi terbesar ketujuh di dunia.

data tsunami.JPG







Bab III Penutup

3. 1    Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor, meteor  atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.
Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor  yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk menghadapi tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami dan setelah terjadi tsunami.
Ada pula berbagai macam cara untuk menanggulangi bencana tsunami.

3. 2    Saran

Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama penduduk yang bermukim didekat pantai.Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi dan aman jika terjadi tsunami. Menyediakan persediaan makanan dan air minum untuk keperluan darurat dan pengungsian. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian seperti perlengkapan P3K atau obat-obatan.

3. 3    Penutup

Demikianlah makalah ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya pembuatan makalah dan presentasi ini. Serta kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami selaku anggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kessalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan Hidup, Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiatan selanjutnya.

http://story-putrilarasati.blogspot.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...