Tampilkan postingan dengan label Karya Tulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karya Tulis. Tampilkan semua postingan

Makalah laporan hasil karya tulis ke taman pintar yogyakarta

Makalah laporan hasil karya tulis ke taman pintar yogyakarta

LAPORAN
HASIL KARYA TULIS
KE TAMAN PINTAR
YOGYAKARTA








DISUSUN OLEH :
KELOMPOK        :
KELAS                  :

SMP NEGERI 2 PURING KABUPATEN KEBUMEN
PROPINSI JAWA TENGAH
2010



DAFTAR NAMA PENYUSUN KARYA TULIS

KELOMPOK           : 14
KELAS                     : 8E



1.      Ketua               :
2.      Sekretaris         :
3.      Bendahara       :
4.      Anggota          : 1.
2.


PENGESAHAN

Laporan karya ini telah disahkan di SMP Negeri 2 Puring, Kabupaten Kebumen,Propinsi Jawa Tengah, setelah diteliti, membaca dan mempertimbangkan karya tulis ini yang berjudul “ TAMAN PINTAR” Kelompok : 14, kelas : 8E, di sahkan pada :

Hari                 :
Tanggal           :

Pembimbing I





NIP
   
Pembimbing II





NIP



Mengetahui
Kepala Sekolah




.....................................



PERSEMBAHAN


Karya tulis ini kami persembahkan kepada :

1.      Sekolah kami tercinta SMP Negeri 2 Puring
2.      Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Puring
3.      Ibu Tursinah S.Pd wali kelas 8E yang telah memberikan petunjuk kepada kami untuk pembuatan karya tulis ini.
4.      Drs. Diyo,Slamet S.Pd, serta Dra. Musriyatun selaku pembimbing karya tulis ini.
5.      Semua pembaca yang budiman dan yang kami sayangi.
6.      Adik kelas yang kakak cintai dan kakak banggakan.


MOTTO

1.      Tiru dan cintailah budaya-budaya Indonesia
2.      Kembangkan pengetahuanmu tentang budaya-budaya Indonesia
3.      Dengan diadakan studi wisata, akan menambah wawasan kita bersama
4.      Pergunakanlah ilmu sebaik mungkin karena ilmu adalah bekal kita nanti dihari tua.
5.      Utamakanlah kejujuran dimanapun kita berada.
6.      Kerjasama adalah kunci meraih sukses.
7.      Masa depan bukan tergantung pada pekerjaan melainkan pada orang yang mengerjakannya.
8.      Pengalaman adalah guru yang terbaik
9.      Gapailah cita-citamu sebelum cintamu



KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah yang maha Mulia karena hanya dengan izi-Nyalah karya tulis ini dapat tersusun.
Karya tulis ini disusun supaya kita dapat mengetahui berbagai ilmu yang ada didalam obyek wisata “ TAMAN PINTAR” Yogyakarta. Penyajian karya tulis ini diawali dengan pengatur materi yang merupakan materi pengantar agar kita dapat memahami materi karya tulis yang akan kita sajikan nantinya. Pengantar materi dilanjutkan dengan nama judul halaman, daftar isi nama penyusun laporan, persembahan, dan lain sebagainya.
Ada beberapa bab atara lain ; BAB I adalah PENDAHULUAN, BAB II adalah ISI, serta BAB III adalah PENUTUP. Kita diharapkan mempelajari dan memahami betul sesuai dengan urutan bab karya tulis yang akan disajikan. Selain itu, kita juga harus bersungguh-sungguh dalam membuat karya tulis sehingga hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Tugas bagi siswa dalam belajar bahasa dan sastra Indonesia salah satunya adalah pembuatan laporan hasil karya wisata study wisata.
Pembuatan karya tulis study wisata  ini bertujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang tempat-tempat bersejarah  diobjek wisata taman pintar dengan motonya  yaitu “ mencerdaskan dan menyenangkan”.
Team pembuatan karya tulis kami juga tidak lupa mengucapkan puji syukur  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun karya tulis ini.

B.     TUJUAN PENYUSUN KARYA TULIS
Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah :
1.      Menambah wawasan yang lebih luas
2.      Memotivasi generasi muda untuk mencintai sains
3.      Untuk wahana ekspresi, apresiasi, dan kreaqsi sains dalam suasana yang menyenangkan
4.      Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sains melalui imajinasi, percobaan, dan permainan.

C.    SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan karya tulis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang : a. Latar Belakang Masalah
b. Tujuan Penyusunan
e. Sistematika Penulisan
d. Ruang lingkup
BAB III PENUTUP
Berisi tentang : a. Kesimpulan
b. Saran – saran
D.    RUANG LINGKUP
Dari hasil study wisata SMP Negeri 2 Puring ke “TAMAN PINTAR” Yogyakarta.
Di dalam obyek wisata taman pintar Yogyakarta terdiri dari berbagai ruang dan gedung-gedung antara lain zonasi di taman pintar :
a.       Gedung PAUD
b.      Gedung Oval Lantai I dan II
c.       Gedung Kotak Lantai I, II, dan III
d.      Gedung Memorabilia

Adapun fasilitas di taman pintar antara lain :
·         Alat-alat peraga iptek, yang interaktif
·         Exhibition Hall, Playground dan Audiovisual Room yang disewakan untuk umum.
·         Food Court, Mushola
·         Hotspot area
·         Pusat informasi dan pelayanan pengunjung
·         Ruang kesehatan (P34)
·         Lift untuk pengunjung yang berkebutuhan khusus

BAB II
ISI

A.    Pandangan Umum
Taman Pintar yang berlokasi di jalan Panembahan Senopati, Yogyakarta. Taman pintar ini ditujukan bagi anak-anak Indonesia dan siapapun saja agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam bidang sains dan teknologi.
Science center yang di sebut “TAMAN PINTAR” ini dibangun oleh gabungan swasta dan pemerintah propinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan pada, 09 Juni 2007. Dengan motto “MENCERDASKAN DAN MENYENANGKAN”. Siapapun bisa dengan leluasa memperdalam ilmu pengetahuanya sekaligus menuntaskan rasa ingin tahu akan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pendekatan ilmiah namun tetap menyenangkan.
Taman Pintar adalah tempat wisata untuk anak-anak Yogyakarta ataupun anak-anak Indonesia agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam bidang sains dan teknologi yang berlokasi di jalan Penembahan Senopati , Yogyakarta.
Di taman pintar ini pengunjung tidak saja hanya bisa melihat berbagai sains yang diperagakan melainkan mereka juga dapat menikmati, mencoba dan beratraksi. Mereka dapat bermain dengan alat peraga sians yang tersedia, sehingga dapat merasakan bagaimana sains itu.
Di Indonesia, wahana semacam ini di awali dengan berdirinya pusat peragaan (PP) IPTEK yang berlokasi di TMII. Dari sinilah “Science Center” mulai berkembang yang lainya di Indonesia selang puluha tahun kemudian.
Science Center yang disebut Taman Pintar ini di bangun oleh gabungan swasta dan Pemerintah Propinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan oleh 2 materi yakni menristik Kusmayanto Kadiman dan Mendiknas Bambang Sudibyo pada 9 Juni 2007. Semua peragaan iptek tidak hanya dilihat saja, akan tetapi juga bisa dapat disentuh dan dicoba-coba oleh pengunjung sehingga taman pintar ini akan merangsang rasa ingin tau, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya iptek, memancing kreatifitas, dan peningkatan gairah belajar mata ajaran ilmu-ilmu  dasar seperti: Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
Motto Taman Pintar nampak sederhana yakni tiga-N : “ Niteru, Niroake, Nambahi” sesungguhnya memiliki kedalaman fisiologinya Ki Hajar Dewantara. Dalam konteks masa kini, filosofi itu ada konsekwensinya dengan proses transfer teknologi yang mengacu pada konsep Three – A yaitu : “Adopt, Adapt, Adrance” disebut taman pintar karena dikawasan ini siswa mulai prasekolah sampai SLTA bisa dengan leluasa memperdalam pemahamanya soal materi pelajaran yang diterima di sekolah dan berkreasi.
Pendekatan untuk menyampaikan lmu pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan meningkatkan prestasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar materi isi taman pintar terbagi menurut kelompok usia dan penekanan materi. Terbagi atas usia tingkat prasekolah hingga taman kanak-kanak dan sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sedangkan menurut penekanan materi diwujudkan dalam interaksi antara pengunjung dan materi yang disampaikan melalui anjungan yang ada. Salah satu dari sejumlah permainan yang disediakan ditaman antara lain : permainan air yang memperkenalan bagaimana terjadinya pelangi. Permainan yang tidak kalah menariknya adalah permainan parabola berbisik. Masing-masing anak berdiri di depan parabola yang jaraknya 15 m, kemudian mereka berbisik. Nah temannya yang jauh dari parabola itu nanti akan mendengar. Itu namanya Leonvort perambatan pantulan gelombang suara, jadi melalui media udara.
Tersedia permainan pipa gaung. Konsep gaung adalah anak-anak bisa berbisik / berbicara dari ujung-ujung pipa. Suara itu bisa merambat melalui pipa, bisa dipantulkan sehingga bisa terdengar diujung satunya. Pipanya dipendam, selain itu yang paling disukai anak-anak yaitu “gendang” dinding berdandang,. Dinding ini menjelaskan kalau luas kecil permukaan itu menentukan tinggi rendahnya nada. Missal : permukaan kecil berarti nada yang dihasilkan itu kecil, jadi anak bisa belajar sendiri berbgai pengetahuan yang selama ini hanya mereka peroleh dalam bentuk teori.

B.     Latar Belakang Taman Pintar
Sejak terdirinya ledakan perkembangan sais, sekitar tahun 90-an, terutama teknologi informasi pada giliranya telah menghantarkan peradaban manusia menuju area tanpa batas Perkembangan Sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu dan wujud kepedulian terhadap pendidikan, maka pemerintah kota Yogyakarta menggas sebuah ide untuk pembangunan “Taman Pintar” Dengan target pembangunan taman pintar adalah memperkenalkan Science kepada siswa dari dini, harapan lebih luas, kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi sasaran ekspoliasi pasar teknologi sendiri. Bangunan taman pintar ini dibangun adanya keterkaitan yang erat anatara taman pintar dengan fungsi dan kegiatan bangunan disekitarnya, seperti taman budaya dan Benteng Vrebuderg Sudibyo.
Pembangunan tahap II adalah gedung oval lantai I dan II. Serta gedung kotak lantai I diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas Bambang Sudibyodan Menristek Kusmanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubono X.
Pembangunan tahap III adalah : gedung kotak lantai II dan III tampak Presiden dan gedang memorabilia. Dengan selesainya tahapan pembangunan, grand opening taman pintar dilaksanakan pada tanggal, 16 Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono.
( Rabu, 26 Agustus 2009)

C.    Logo Taman pintar
Maknanya :
Ø Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi
Ø Dalam bahasa Jawa, kembang api menggambarkan “MLETIK = Pintar = PADHANG MAK BYAR = Pintar”
Ø Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan visi taman pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam suasana yang menyenangkan.
Ø Gambar logo yang keluar mengandung makna “OUT WARD LOOKING”, selalu melihat keluar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan diluar dirinya.
Ø Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari sepanjang masa.
Ø Efek Perspektif adalah simbolisasi sesuatu yang tinggi “cita – cita”, pengharapan bak taman pintar akan generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam meraih cita-citanya
Ø Wahana gabungan HIJAU – BIRU melambangkan pertumbuhan tak terbatas
Ø Maskof taman pintar adalah burung hantu bernama tepi. Burung hantu adalah spesies burung yang banyak melakukan aktifitas di malam hari. Dengan kepekaan yang dimilikinya. Ia mempelajari dalam sekitarnya dengan merasakan semua kejadian alam yang ada di sekelilingnya.

D.    Sejarah Keratn didalam Taman Pintar
Sejarah puripakualam tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kerajaan mataran islam yang didirikan oleh penembahan senopati (1575 – 1601) puropakualam menjadi bagian integral entitas kekuasaan mataram islam yang terpecah dan terbagi dalam dinamika sejarah.

E.     Biografi
Kyai Haji Ahmad Dahlan ketika masa kanak-kanak Ia dikenal sebagai seorang yang jujur dan suka menolong dan di senangi dalam pergaulan. Disamping itu Ia juga mempunyai kelebihan dan ketrampilan dalam membuat barang-barang mainan yang tidak hanya dibuat untuk dirinya sendiri tetapi teman-teman dan saudara-saudaranya.

F.     Sejarah Presiden RI

1.    Ir. Soekarno ( 1945 – 1966 )
Lahir    : Blitar, Jatim, 06 Juni 1901
Putra    : Raden Soekemi Sosrodiharjo
Wafat  : Jakarta, 21 Juni 1970

2.    H.M Soeharto ( 1996 – 1998 )
Lahir    : Yogyakart, 08 Juli 1921
Putra    : Kertosudiro
Wafat  : Jakarta, 27 januari 2008

3.    Beharudin Yusuf Habibie ( 1998 – 1999 )
Lahir    : Pare – pare, 25 Juni 1936
Putra    : Alwi Abdul Jalil Habibie

4.    Abdulrahman Wahid   (1999 – 2001 )
Lahir    : Jombang, 4 Agustus 1940
Putra    : Wahid Hasyim
Wafat  : Jakarta, 30 Desember 2009

5.    Dr (Hc) Hj. Megawati Soekarno Putri ( 2001 – 2004 )
Lahir    : Yogyakarta, 23 Januari 1947
Nama Lengkap            : Dyah Pertama Megawati
 Setyawati Soekarno Putri
Putra    : Ir. Soekarno


6.    Dr.H. Susilo Bambang Yudoyono ( 2004 - ….. )
Lahir    : Pacitan, 9 September 1949
Putra    : S. Soekotjo

G.     System Pembangkit Listrik
PLTP adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bumi. Listrik dibangkitkan dari sebuah generator yang digerakan oleh uap panas yang berasal dari perut bumi.
Berikut tokoh-tokoh penemu listrik :

1.      Penemu Listrik (1752)                : Benjamin Franklin
2.      Penemu Listrik (1791)                : Luigi Guluani
3.      Penemu Listrik (1800)                : Alessandro Vosta
4.      Penemu Listrik (1820)                : Hans Cristian Orste
5.      Penemu Listrik (1876)                : Alexander Graham Bell
6.      Penemu Listrik (1880)                : Thomas Alfa Edison
7.      Penemu Listrik (1911)                : George Cristian Orstens
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dengan diadakanya study wisata ke Taman Pintar Yogyakarta, kami dapat belajar dengan nyaman dan senang. Dengan demikian kami dapat menyimpulkan berbagai logo taman pintar antara lain :
1.      Kembang api adalah simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi
2.      Dalam bahasa jawa kembang api menggambarkan “ MLETIK = Pintar”
PADHANG MAK MAK BYAR = Pintar “
Selain kami dapat menyimpulkan berbagai logo “TAMAN PINTAR” kami juga dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan taman pintar yaitu disebut taman pintar karena dikawasan ini nantinya para siswa mulai prasekolah sampai sekolah menengah bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi pelajaran yang telah diterima disekolah dan sekaligus berkreasi.

B.     Saran – Saran
Setelah kami berkunjung ketempat rekreasi itu, kami mempunyai sedikit saran untuk tempat rekreasi yang menyenangkan antara lain  saran-saran kami :

1.      Harapan kami adalah agar tempat rekreasi itu ditambah dengan permainan-permainan dan gedung-gedung baru yang menyenangkan.
2.      Kami harap juga halaman depan taman pintar lebih diperindah dengan hiasan-hiasan yang lebih menarik tentunya.
3.      Kami mengharap kebersihan dan kerapian disana tetap terjaga agar tampak lebih indah.



DAFTAR PUSTAKA

-sudarmawati dan Asep Yudha Wirajaya. 2008.
“PEMBAHASAN DAN BERSASTRA INDONESIA”
Jakarta

Gorys, keraf. 1984. “TATA BAHASA INDONESIA”
Nusa Indah : FPBS IKIP Malang….

Aminudin-1985-Semantik
“PENGANTAR STUDY TENTANG  MAKNA”
Malang Erge-Flores

Taryono dan Soedjito AR. 1982.
“CERMAT BERBAHASA INDONESIA”
Malang : FPBS IKIP Malang….

Moeliono, Anton-M.1988.
“TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA
Jakarta : Balai Pustaka

Karya tulis pengaruh objek wisata candi borobudur terhadap pedagang di kawasan candi borobudur

PENGARUH OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP PEDAGANG DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR
( Laporan Kunjungan )






Oleh
Agustinus Agung K
NIS            : 7374
Kelas          : XI IPS 1
Program    : Ilmu Pengetahuan Sosial







Karya Tulis
Sebagai Laporan Kegiatan Studi Praktik Lapangan
Tahun Pelajaran 2010 / 2011







SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PRINGSEWU
KABUPATEN PRINGSEWU
2010/2011
PERSETUJUAN







Judul Karya Tulis          : PENGARUH OBJEK WISATA CANDI
                                      BOROBUDUR TERHADAP EKONOMI
                                      PEDAGANG DI KAWASAN WISATA
                                      CANDI BOROBUDUR
Nama Siswa                   : Agustinus Agung K
Nomor Induk Siswa       : 7374
Kelas                             : XI IPS 1
Program                        : Ilmu Pengetahuan Sosial








MENYETUJUI
Pendamping,





Dra. Hj. SRI RAHAYU
NIP. 196605141993032005














MENGESAHKAN



Karya tulis ini disahkan pada
hari                  :
tanggal                        : ……Maret 2011
tempat             : SMA Negeri 2 Pringsewu







Mengetahui
Kepala SMA Negeri 2 Pringsewu





Drs. JUMANI DARJO, M.Pd
NIP. 19640321 199010 1 001
   
Penguji






Dra. Hj. SRI RAHAYU
NIP. 196605141993032005








PERSEMBAHAN






Karya tulis yang berjudul “PENGARUH OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP PADAGANG DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR” penulis persembahkan kepada :

    Orang tua yamg telah memberikan do’a dan dukungan baik meteri dan moral.
    Adikku yang telah memberiku semangat dalam menyelesaikan karya tulis ini.
    Sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
    Teman-teman yang selalu memberikan semangat.











MOTTO

Mulailah menggarap sedikit demi sedikit ide yang ada dalam pikiran Anda, jangan jadikan ide tersebut hanya sebatas wacana



















KATA PENGANTAR



Penulis senantiasa mengucapkan rasa syukur kahadirat Tuhan YME, karena berkah dan karunia-Nya Laporan Studi Praktik Lapangan ini dapat diselesaikan oleh penyusun.
Laporan Studi Praktik Lapangan yang berjudul “PENGARUH OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP PEDAGANG DI KAWASAN WISATA CANDI BOROBUDUR” ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Pringsewu.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Studi Praktik Lapangan ini, terutama kepada :
1.            Bapak Drs. Jumani Darjo, M.Pd, selaku Kepala SMA Negei 2 Pingsewu.
2.            Ibu Dra. Hj. Sri Rahayu, selaku Guru pembimbing dan Wali Kelas XI IPS 1.
3.            Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Studi Praktik Lapangan ini, sehingga dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan lebih luas kepada pembaca walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk kritik dan saranya. Terimakasih




Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita, khususnya bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pringsewu.




   
Pringsewu,   




Penulis













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................          i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................         ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................        iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................        iv
HALAMAN MOTTO.................................................................................         v
KATA PENGANTAR................................................................................        vi
DAFTAR ISI...............................................................................................      viii


BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang...........................................................................         1
1.2.  Permasalahan ............................................................................          2
1.3.  Metode dan Teknik Pengumpulan Data ......................................          2
1.4.  Tujuan Penulisan Karya Tulis ......................................................          2

BAB II TINJAUAN UMUM
           2.1. Sejarah Singkat .........................................................................         3
           2.2. Pedagang Di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur ............         4
           2.3. Pedagang Candi Borobudur Atur Giliran Berjualan .....................         5
           2.4. Manfaat Candi Borobudur Terhadap Pedagang ..........................         6
           2.5. Pengaruh Positif Candi Borobudur Bagi Pedagang ......................         7


BAB III TINJAUAN KHUSUS

                 3.1. Landasan Teori ..........................................................................         8
                 3.2. Pemecahan Masalah ...................................................................         8

BAB IV PENUTUP

            4.1 Kesimpulan ……………………………………………………..      10
            4.2 Saran-saran …………………………………………………….       10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... ...         11





BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia tidak hanyalah dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan. Budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber modal yang besar artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan.

Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata yang terletak di desa Borobudur, kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Adanya objek wisata Candi Borobudur diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap daerah dan mendorong masyarakat sekitar berdagang atau menjual barang yang menjadi cirri khas daerah Wisata Candi Borobudur.

Selain keberadaan Objek Wisata Candi Borobudur berpengaruh terhadap ekonomi para penduduk setempat yang berjualan di sekitar Candi Borobudur. Objek Wisata Candi Borobudur ini digunakan untuk berjualan barang-barang yang mempunyai ciri khas Daerah Wisata Candi Bobudur. Juga para pedagang saling berebut untuk mendapatkan uang dari para wisatawan. Dengan demikian penduduk sekitar Objek Wisata Candi Borobudur sangat terbantu karena mereka dapat tercukupi kebutuhan mereka dengan berdagang di sekitar Candi Borobudur.

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengadakan penelitian terkait dengan keberadaan Objek Wisata Candi Borobudur dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat sekitar, terutama para pedagang yang membuka usaha di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap Pedagang Di Kawasan Candi Borobudur”

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah. Masalah yang muncul dapat di identifikasikan sebagai berikut

    Bagaimana pengaruh Objek Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Candi Borobudur ?
    Bagaimanakah pedagang dikawasan Candi Borobudur ?


1.3 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data

    Metode Observasi yaitu metode langsung berkunjung ke Candi Borobudur
    Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kajian pustaka yaitu mengaji berbagai refrensi, Buku tentang Borobudur


1.4 Tujuan Penulisan Karya Tulis

            Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut

    Untuk mengetahui pengaruh Objek Wisata Candi Brobudur terhadap ekonomi para pedagang di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur
    Untuk mengetahui para pedagang di kawasan taman wisata Candi Borobudur



BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat

Candi Borobudur itu didirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti, namun suatu perkiraan dapt diperoleh dengan tulisan singkat yang di pahat diatas pigura relief kaki asli Candi Borobudur menunjukan huruf sejenis dengan yang dapat dari prasasti abad ke-8 sampai awal abad ke-9 kesimpulan bahwa Candi Borobudur didirikan paa tahun 800 M

Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama ahkan sampai berabad-abad bangunan yang begitu megahnya diharapkan pada proses kehancuran. Setelah itu pada tanggal 10 agustus 1973 dimulai pekerja pembangunan Candi Borobudur terletak disebelahbarat laut menghadap ketimur karyawan pembenahan tidak kurang dari 600 orang bagian bagian yang dibenahi ialah bagian rapadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar. Kaki Candi Borobudur, teras, I,II,III. Stupa induk dan selesai pada tanggal 23 Febuari 1983

Borobudur adalah nama sebuah Candi Budha terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama budha Mahayana Wangsa syailendra. Dalam etnis tionghoa Candi ini disebut juga hanyu pinyin.








2.2 Pedagang Di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur

Setelah Candi Borobudur ini diresmikan menjadi tempat Pariwisata. Kawasan Candi Borobudur ini mulai banyak pedagang yang berdagang dikawasan. Dengan banyaknya pedagang yang berada dikawasan pariwisata Candi Borobudur pedagangpun saling berebut pengunjung untuk merebutkan konsumen dan ini dapat tidak menyamankan pengunjung yang dating ke daerah pariwisata ini.

Cara berjualan pedagang yang selama ini dinilai tidak membuat nyaman pengunjung dan oleh karena itu penerapan pola giliran di tempat pariwisata ini akan dibenahi, terutama di kalangan pedagang cinderamata. Penjualan pun akan dibenahi melaui shift yang ditentukan para para pengunjung mengakui citra pariwisata Candi Borobudur terkesan buruk karena pedagang menawarkan cinderamata seolah-olah mengejar dan memaksa Wisata untuk membelinya pihaknya mencatat 3272 pedagang yang tergabung dalam52 kelompok aneka cinderamata makanan dan minuman berjualan di kompleks TWCB. Setiap pedagang wajib menyerahkan data diri diserati poto kepada pengurus paguyuban. Agar semua pedagang yang ada di TWCB terdata oleh pihak Wisata Candi Borobudur. Meskipun kartu Anggota sudah dibuat dan pembagian shift diberlakukan masih saja terjadi ketidak seimbangan pelaku wisata dan wisatawan yang berkunjung ke Camdi Borobudur berdampak konflik antar pedagang.

Setelah pihak Candi Borobudur mengetahui peristiwa ini tidak mengalami pembaikan. Pihak Candi Borobudur memberikan uji coba giliran berdagang dilakukan terhadap delapan kelompok yang terdiri atas kelompok pengasong (69 orang) patung batu dan petunggu (36 orang) topeng wayang (42) centong dan kipas tanduk (17) batik wirawisata (40) miniature Borobudur (38) miniature sepeda (8) asbak fiber (39). Setiap kelompok memiliki harga patokan minimal diatas barang yang dijual kepada wisatawan. Supaya tidak menyulitkan pedagangan lain dalam menjajakan cinderamata. Setiap kelompok membagi anggotanya untuk berjualan setiap hari, mulai pukul 06.00 hingga 12.00 WIB dan pukul 12.00 hingga 18.00 lokasi mereka berdagang di zona II dalam TWCB, dariperempatan jalan wisatawan dibawah pintu keluar Candi Borobudur, di zona I TWCB hingga depan museum karma wibangga.

2.3 Pedagang Candi Borobudur Atur Giliran Berjualan

Pedagang asongan dikawasan Taman Wisata Candi Borobudurb tahun lalu mulai mengatur giliran untuk berjualan di zona II Taman Wisata Candi Borobudur. Hal ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada para pengunjung. Agar tidak terus dicap jelek dan mengganggu kenyamanan wisatawan. Maka tahun lalu pihak Candi Borobudur berupaya agar aktivitas berdagang yang dijalankan berlangsung lebih tertib. Pengaturan giliran berjualan di zona II ini sudah berjalan sejak 26 januari 2009. Setiap harinya, giliran untuk berdagang ini terbagi menjadi dua shift, yaitu shift pertama berlangsung mulai pukul 06.00 – 12.00 WIB dan shift kedua mulai pukul 13.00 – 18.00 WIB. Pada tahap awal, pengaturan giliran ini berlaku untuk pedagang asongan dari depan komoditas namun nama-nama pedagang yang boleh berjualan di zona II tersebut tidak baku dan dapat digantikan oleh pedagang yang lain.

Dengan mengatur giliran tersebut, maka jumlah pedagang asongan di zona II akan lebih terkendali. Dengan begitu situasi dari sekitar candi akan terasa lebih nyaman karena wisatawan tidak merasa di kerumuni pedagang. Selain tertib berjualan dalam pengamatan di lapangan, para pedagang juga berusaha memperbaiki penampilan di antaranya dengan mengenakan baju seragam. Kelmpok pedagang batik misalnya, bahkan memiliki tiga model baju seragam yang dipakai berganti-ganti dalam satu minggu. Dengan memakai baju seragam, ketua kelompok pedagang berupaya tampil lebih sopan dan menarik. Selain itu, kelompok pedagang kaos batik juga telah membuat peraturan sendiri untuk mentertibkan anggotanya untuk seorang wisatawan. Dalam berjualan pun mereka juga menyepakati harga termurah yang ditawarkan kepada pengunjung jika ada yang melanggar, maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi ujarnya, sanksi yang diberikan berupa membayar denda Rp 10.000 hingga dikeluarkan dari kelompok.

2.4 Manfaat Candi Borobudur Terhadap Pedagang

Adanya Objek Wisata Candi Borobudur memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan para pedagang karena pedagang dapat memanfaatkan potensi Objek Wisata Candi Borobudur sebagai lapangan pekerjaan bagi mereka. Dengan banyaknya usaha dagang yang dikelola oleh para pedagang akan membantu pedagang dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup pedagang. Adanya Objek Wisata Candi Borobudur yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar Candi Borobudur terutama yang bekerja menjadi pedagang di Taman Borobudur dapat membantu tingkat kemakmuran dan kesejahteraan hidup para pedagang.

Pendapatan merupakan keuntungan ekonomi yang didapat seseorang yang menyangkut jumlah yang dinyatakan dengan uang. Pendapatan yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari para pedagang yang meliputi kebutuhan pangan sandang dan papan yang merupakan kebutuhan primer maupun sekunder. Untuk membiayai kebutuhan hidupnya ada kalanya dari pendapatan yang diperoleh apabila ada sisa sebagai pedagang di Taman Borobudur dengan memperoleh penghasilan bersih antara Rp 20.000 – Rp 30.000 jika berdagang pada hari biasa. Tetapi jika pedagang pada waktu liburan bias mencapai Rp. 50.000 perhari.












2.5 Pengaruh Positif Candi Borobudur Bagi Pedagang

Semakin luasnya kesempatan usaha. Adanya kesempatan usaha tumbuh untuk menyediakan keperluan wisatawan, hal ini mendorong para pedagang untuk membuka usaha dengan berdagang berbagai macam barang dagangan yang menjadi cirri khas daerah wisata seperti kerajinan-kerajinan. Usaha-usaha kios, warung makan dan berbagai macam dagangan lainya.

Membuka lapangan pekerjaan, untuk usaha yang ada dibutuhkan tenaga kerja dan makin banyak wisata yang berkunjung makin banyak pula jenis usaha yang tumbuh maka makin luas juga lapangan kerja yang tercipta. Adanya Objek Wisat Candi Borobudur dimanfaatkan pedagang untuk membuka usaha seluas-luasnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Meningkatkan pendapatan adanya lapangan kerja yang luas dan banyak pariwisata akan membantu meningkatkan pendapatan para pedagang berasal dari banyaknya para wisatawan yang membeli barang-barang dagang. Dari pendapatan yang meningkatkan dapat membantu memperbaiki perekonomian yang berarti akan meningkatkan juga tingkat kesejahteraan dan kemakmuran para pedagang.

Meningkatkan pola pikir para pedagang. Pola yang maju akan meningkatkan dampak perilaku para pedagang yang mulai terbuka untuk memanfaatkan keperluan ekonomi yang ada dengan mengembangkan usaha-usaha dagang para pedagang agar lebih maju dengan melakukan kerjasama-kerjasama ekonomi antara para pedagang.






BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Landasan Teori

Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan karena letusan gunung berapi sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik dan semak belukar selama berabad-abad. Pada tahun 1853, seluruh area candi sudah bersih digali setelah Indonesia merdeka pada tahun 1959 pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO namun pembugaran ini dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1972 dan selesai pada tahun 1984 menurut H.C. Cornelius seorang insinyur belanda yang menyelidiki lokasi penemuan Candi Borobudur dan ikut membantu dalam penebangan pohon yang menutupi Candi Borobudur. Cornelius sangat tertarik dengan candi ini dikarenakan bangunan ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi ditambah lagi dengan bentuk bangunan yang bagus, tinggi, besar, dan mempunyai relief-relief yang indah serta patung budha yang cukup banyak. Inilah yang menjadi daya tarik masyarakat.

3.2 Pemecahan Masalah

Candi Borobudur yang terletak di kabupaten Magelang, sangat membantu sekali dalam perekonomian rakyat setempat. Karena dengan adanya tempat Wisata Candi Borobudur disekitar masyarakat tersebut. Para penduduk dapat membuka usaha di sekitar Candi Borobudur seperti berdagang. Dan oleh sebab itu hamper semua penduduk di sekitar Candi Borobudur memperoleh pendapatan dari berdagang di kawasan Candi Borobudur. Hingga pedagang di Tempat Wisata Candi Borobudur kurang bias dikendalikan dan pedagang membuat para pengunjung tidak nyaman dengan adanya pedagang yang banyak terutama asongan, juga penawaran pedagang seolah-olahmemaksa pembeli. Dengan adanya persoalan seperti ini dengan mengatur jadwal mereka agar tidak terlalu banyak pedagang. Berdagang sekarang dibagi menjadi 2 zona, agar tidak berebut.

BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan

            Dari uraian dan penjelasan mengenai pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur dapat disipulkan sebagai berikut :

    Tempat Wisata Candi Borbudur sangat bermanfaat bagi penduduk setempat untuk berdagang
    Pedagang dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dari tempat Wisata Candi Borobudur
    Tempat Wisata Candi Borobudur dapat membantu penduduk untuk usaha berdagang



4.2 Saran

    Bagi pedagang di taman wisata Candi Borobudur janganlah mendesak-desak wisatawan yang akan berwisata untuk memaksa membeli barang dagangannya. Agar tidak menggangu pengunjung dan menawarkan barang dagangan harus lebih sopan
    Bagi pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur selaku pihak yang bertanggung jawab mengella Taman Wisata Candi Borobudur harus lebih efektif memberikan penyuluhan untuk mencegah agar pedagang tidak berlebihan. Berlebihan pedagang dapat mengakibatkan pengunjung kurang nyaman


DAFTAR PUSTAKA



Panitia pembuatan karya tulis.2011.Petunjuk Pelaksanaan Studi Praktek Lapangan.SMA N 2 Pringsewu
Badrika wayan.2000.Sejarah Peninggalan Indonesia.Jakarta:Erlangga
Matroji.2004.Sejarah Indonesia.Jakarta:Erlangga
Soedirman.1980.Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia:Yogyakarta:Pustaka Jaya
Sukmono.1981.Candi Borobudur Pustaka Umat Manusia.Yogyakarta:Pustaka Jaya
Aggunk.blink182 Makalah Candi Borobudur

Karya tulis pengaruh objek wisata candi borobudur terhadap para pedagang di sekitarnya

Karya tulis pengaruh objek wisata candi borobudur terhadap para pedagang di sekitarnya

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Bangsa Indonesia tidak hanyalah dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan. Budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber modal yang besar artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan.
Candi Borobudur merupakan salah satu objek wisata yang terletak di desa Borobudur, kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. Adanya objek wisata Candi Borobudur diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap daerah dan mendorong masyarakat sekitar berdagang atau menjual barang yang menjadi cirri khas daerah Wisata Candi Borobudur.
Selain keberadaan Objek Wisata Candi Borobudur berpengaruh terhadap ekonomi para penduduk setempat yang berjualan di sekitar Candi Borobudur. Objek Wisata Candi Borobudur ini digunakan untuk berjualan barang-barang yang mempunyai ciri khas Daerah Wisata Candi Bobudur. Juga para pedagang saling berebut untuk mendapatkan uang dari para wisatawan. Dengan demikian penduduk sekitar Objek Wisata Candi Borobudur sangat terbantu karena mereka dapat tercukupi kebutuhan mereka dengan berdagang di sekitar Candi Borobudur.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengadakan penelitian terkait dengan keberadaan Objek Wisata Candi Borobudur dan pengaruh terhadap ekonomi masyarakat sekitar, terutama para pedagang yang membuka usaha di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap Pedagang Di Kawasan Candi Borobudur”




1.2  Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah. Masalah yang muncul dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh Objek Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Candi Borobudur ?
2.      Bagaimanakah pedagang dikawasan Candi Borobudur ?

1.3  Tujuan Penulisan Karya Tulis
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengaruh Objek Wisata Candi Brobudur terhadap ekonomi para pedagang di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur
2.      Untuk mengetahui para pedagang di kawasan taman wisata Candi Borobudur

1.4  Metode Penelitian
Dalam memperoleh data untuk karya tulis ini penyusun melakukan beberapa cara :
1.          Melakukan tinjauan langsung ke Taman Candi Borobudur Yogyakarta .
2.          Melakukan study literatur untuk mencari data di perpustakaan SMA Negeri 1 Pangandaran .
3.          Mengumpulkan data hasil analisis dari buku – buku Biologi .
4.          Mencari informasi seputar Melalui internet .

1.5  Kegunaan Penelitian
1.      Bersifat Teoretis
a.       Memperoleh  pengetahuan  tentang  potensi  Obyek  Wisata  Candi Borobudur bagi masyarakat sekitarnya dalam rangka meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
b.      Menambah  wawasan  keilmuan  bagi  Pelajar  dan  pengetahuan tentang perilaku sosial ekonomi masyarakat yang beraneka ragam.


2.      Bersifat Praktis
Memberikan  masukan  kepada  pengelola  Obyek  Wisata  Candi Borobudur agar memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitarnya untuk   memanfaatkan   keberadaan   Obyek   Wisata   Candi  Borobudur sehingga dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonominya.

1.6  Sistematika Penulisan
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Permasalahan
1.3  Tujuan Penulisan Karya Tulis
1.4  Metode Penelitian
1.5  Kegunaan Penelitian
1.6  Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1  Kajian Pustaka
2.2  Sejarah Singkat Candi Borobudur
2.2.1        Waktu Di Dirikan
2.2.2        Penemuan Kembali
2.2.3        Penyelamatan Candi Borobudur
2.2.4        Pemugaran Candi Borobudur
2.3  Keunggulan dan Manfaat Candi Borobudur
2.4  Ketertarikan Wisatawan Candi Borobudur
BAB III PEMBAHASAN MATERI
3.1  Candi Borobudur sebagai Objek Wisata
3.2  Dampak Pemanfaatan Candi Borobudur sebagai Objek Wisata
3.2.1        Dampak terhadap Masyarakat di sekitarnya
3.2.2        Dampak Terhadap Candi
3.3  Potensi Pengembangan Candi Borobudur Dan Permasalahannya
3.4  Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap Pedagang
3.4.1        Pedagang Di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur
3.4.2        Manfaat Candi Borobudur Terhadap Pedagang
3.4.3        Pedagang Candi Borobudur Atur Giliran Berjualan
3.4.4        Pengaruh Positif Candi Borobudur Bagi Pedagang
BAB IV PENUTUP
1.1  Kesimpulan
1.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA





BAB II
LANDASAN TEORI


2.1  Kajian Pustaka
Dijadikannya Candi Borobudur sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia telah memberikan sumbangan yang tidak kecil pada peningkatan devisa negara. Pengunjung Candi Borobudur Baru tahun ke tahun cenderung meningkat. Peningkatan jumlah pengunjung di satu pihak dapat menambah pendapatan negara dan masyarakat di sekitarnya, tetapi di lain pihak juga dapat mengancam kelestarian candi ini. Candi yang dibangun kira-kira abad VIII pada masa pemerintahan wangsa Sailendra ini telah kurang lebih 1260 tahun berada di alam terbuka, artinya bahan bangunan yang terbuat dari batu andesit itu juga telah mengalami proses degradasi (pelapukan) oleh faktor waktu dan alam.
Meningkatnya jumlah pengunjung ke Candi Borobudur akan memberikan dampak kurang baik bagi upaya pelestarian warisan budaya. Oleh karena itu, perlu dibuat wilayah peredam yang dapat menghambat pengunjung agar tidak naik bersama-sama ke candi, yaitu dengan membuat taman wisata di lingkungan candi. Keberadaan taman wisata diharapkan membuat pengunjung akan tersebar ke berbagai penjuru taman. Dengan tersebarnya pengunjung akan mengurangi beban yang ditanggung oleh bangunan candi (Tanudirjo, 1993-1994).
Ada dua faktor utama penyebab terjadinya degradasi pada bangunan candi, yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor dari dalam biasanya disebabkan oleh keroposnya bangunan itu sendiri, seperti konstruksi dan bahan penyusunnya. Faktor dari luar adalah pengaruh lingkungan biotik, abiotik, dan khernis. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biotik adalah tumbuhnya tanaman tingkat tinggi ( ilalang, perdu, pohon-pohon besar ) dan tanaman tingkat rendah (lumut, jamur, jamur kerak, dan algae). Selain itu, kerusakan juga disebabkan oleh aktivitas manusia, baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Kerusakan disengaja seperti corat-coret, pencurian, pengotoran, batu penyusun jatuh karena dipanjat, sedangkan kerusakan tidak disengaja seperti terjadinya keausan batu pada lantai bangunan dan kerontokan. Kerontokan terjadi akibat pembersihan gulma pada batu candi dengan menggunakan sikat.

2.2  Sejarah Singkat Candi Borobudur
2.2.1        Waktu Di Dirikan
Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur, akan tetapi kapan Candi Borobudur dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Kesimpulan tersebut  ternyata sesuai dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah jawa tengah, khususnya periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 yang di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra. Masa kejayaan ini di tandai dengan di bangunnya sejumlah besar candi di lereng – lereng gunung, yang sebagian besar adalah bangunan khas hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adalah bsngunan khas Budha tapi ada juga sebagian kecil bangunan khas Hindu.
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena usaha untuk menjungjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.


2.2.2        Penemuan Kembali
Candi Borobudur yang sempat menjadi keajaiban dunia ini menjulang tinggi di antara dataran rendah di sekelilingnya. Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses kehancuran. Sekitar 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, ini adalah waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu pada saat pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur.
Setelah sekian lama Candi Borobudur terbengkalai dan tak terurus maka tumbuhlah tumbuhan liar yang menutupi bangunan tersebut. sekitar abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan. Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M – 1816 M.
Pada tahun 1835 M seluruh candi di bersihkan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut, puing –puing yang masih menutupi candi di sigkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong bangunan candipun di singkirkan.

2.2.3        Penyelamatan Candi Borobudur
Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Th Van erf dengan maksud untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutama di tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri, namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat di selamatkan dari kerusakan yang lebih besar.
Mengenai gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu, Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah

2.2.4        Pemugaran Candi Borobudur
Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )
Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).
Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.


2.3  Keunggulan dan Manfaat Candi Borobudur
Candi yang terdaftar di World Heritage Site UNESCO ini pernah menjadi anggota Tujuh Keajaiban Dunia. Berdiri di Magelang, Jawa Tengah, Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia. Keunikan candi yang dibangun Raja Samaratungga ini tidak hanya terletak pada struktur bangunannya yang terdiri dari 10 tingkat, tapi juga pada relief-relief di tubuhnya yang menyimpan makna kehidupan di muka bumi. Relief itu akan terbaca secara berurutan bila kita berjalan searah jarum jam.
Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, Ramayana, selain menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Keseluruhan relief mencerminkan ajaran sang Buddha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari Buddha. Yang juga mengagumkan, Borobudur dibangun hanya menggunakan sistem interlock, layaknya balok-balok lego yang menempel tanpa lem ataupun semen.
Menurut Prof.Dr.JG Casparis, sebuah prasasti dari abad sembilan menyingkapkan silsilah tiga raja wangsa Cailendra, yaitu raja Indra, putranya Samaratungga dan selanjutnya putri Samaratungga yaitu Pramodawardhani. Pada masa pemerintahan raja Samaratungga, mulailah dibangun candi yang bernama Bhumisam Bharabudhara, yang dapat ditafsirkan sebagai Bukit Peningkatan Kebajikan, yaitu setelah melampaui sepuluh tingkat Bodhisattva. Setelah selesai dibangun selama kurang lebih seratus lima puluh tahun, Candi Borobudur merupakan pusat ziarah megah bagi penganut Buddha sampai dengan runtuhnya kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, dimana pusat kekuasaan dan kebudayaan pindah ke Jawa Timur.
Keindahan dan keagungan Candi Borobudur tidak hanya mendapatkan pengakuan masyarakat Indonesia sendiri, melainkan ia sudah dianggap sebagai warisan kebudayaan dunia. Hal ini terbukti pada saat pemugaran Candi Borobudur selama sepuluh tahun sejak tahun 1971, dukungan berbagai negara sahabat telah diberikan secara mantap. Dua puluh delapan negara duduk sebagai anggota dari Executive Committee for the International campaign to Safeguard the Temple Borobudur.
Selanjutnya, Candi Borobudur berhasil menampilkan diri sebagai pusat wisata yang mampu menyerap tingginya kunjungan wisatawan, yaitu kurang lebih 6.333,95 orang/ hari pada tahun 1997 dengan 13% wisatawan mancanegara dan sisanya 87% wisatawan nusantara.5 Kemegahan, keagungan, keindahan dan keunikan arsitektur Candi Borobudur yang dibalut dengan nilai-nilai penting dari sisi agama, budaya dan sejarah telah menjadi fokus perhatian umat Buddha, baik di Indonesia maupun luar negeri, serta wisatawan pada umumnya untuk datang berkunjung. Dengan kata lain Candi Borobudur mendatangkan banyak devisa untuk negara.


2.4  Ketertarikan Wisatawan Candi Borobudur
Dengan segala pesona dan misterinya, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, pengunjung juga bisa berkeliling ke desa-desa di sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan. Pengunjung juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas.
Sebagai kuil Budha yang terbesar diseluruh dunia, Borobudur adalah salah satu hasil budaya manusia yang paling sering dikunjungi lebih dari sejuta wisatawan setiap tahunnya. Baik domestic maupun mancanegara. Tidak ada satupun candi diseluruh dunia yang menyerupai gaya arsitek candi ini. Candi yang dibangun di pada abad kesembilan masehi ini sangat pas sekali untuk orang-orang yang memiliki hobi fotografi, banyak spot menarik yang bisa diambil untuk diabadikan, apabila disaat sunset. Borobudur penuh dengan ornamen filosofis dimana menyimbolkan secara nyata tentang perbedaan jalur yang dapat diikuti untuk mencapai tujuan hidup. Relief yang terukir didinding candi memberitahukan keindahan dalam mempelajari hidup. Dengan kata lain, Borobudur memiliki jiwa seni, filosofis, dan budaya. Jika kita berada pada kota Yogyakarta, Borobudur bisa dicapai dengan menggunakan mobil. Hanya akan memakan waktu sekitar 1jam untuk sampai kesana. Kita dapat mengikuti tur atau menyewa mobil. Dengan menaiki candi menakjubkan ini, kita dapat mengagumi setiap relief yang berada pada batu-batu disekeliling kita.
Aneka souvenir berupa miniatur Borobudur dari perak, gantungan kunci, kaos oblong, hingga kartu pos bergambar Borobudur bisa kita temui didaerah area candi Borobudur. Relief yang terukir didinding candi memberitahukan keindahan dalam mempelajari hidup. Setiap relief memiliki ceritanya masing-masing. Untuk lebih mengerti tentang maka relief serta sejarah candi ini, kita dapat mengikuti tur atau menyewa pemandu yang telah mengerti untuk membimbing kita. Dan adapula semacam mitos yang mengatakan apabila kita berhasil menyentuh figur sang Budha yang terdapat dalam stupa, maka keinginan yang kita miliki akan terkabul.



BAB IV
PENUTUP


4.1  Kesimpulan
Kehidupan sosial para pedagang sudah terjalin dengan baik yaitu adanya kontak  dan  komunikasi  yang  berupa  saling  menyapa,  saling  tegur  serta adanya komunikasi sosial berupa saling mengobrol dengan menggunakan bahasa Jawa. Pola interaksi sosial para pedagang menghasilkan dua pola yaitu  pola  asosiatif  yaitu  berupa  kerjasama  ekonomi  meliputi  kerjasama dalam perdagangan, kerjasama di bidang sosial dalam wujud saling tolong-menolong dan saling membantu antara sesama pedagang, kerjasama ini juga berlanjut  dalam  kehidupan  sehari-hari  para  pedagang.
Dari uraian dan penjelasan mengenai pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur dapat disipulkan sebagai berikut :
1.      Tempat Wisata Candi Borbudur sangat bermanfaat bagi penduduk setempat untuk berdagang.
2.      Pedagang dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dari tempat Wisata Candi Borobudur
3.      Tempat Wisata Candi Borobudur dapat membantu penduduk untuk usaha berdagang.
4.      Dengan banyaknya usaha dagang yang dikelola oleh para pedagang akan membantu pedagang dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup pedagang.
5.      Adanya Objek Wisat Candi Borobudur dimanfaatkan pedagang untuk membuka usaha seluas-luasnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.



4.2  Saran
1.      Bagi pedagang di taman wisata Candi Borobudur janganlah mendesak-desak wisatawan yang akan berwisata untuk memaksa membeli barang dagangannya. Agar tidak menggangu pengunjung dan menawarkan barang dagangan harus lebih sopan
2.      Bagi pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur selaku pihak yang bertanggung jawab mengella Taman Wisata Candi Borobudur harus lebih efektif memberikan penyuluhan untuk mencegah agar pedagang tidak berlebihan. Berlebihan pedagang dapat mengakibatkan pengunjung kurang nyaman




DAFTAR PUSTAKA


1.      http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur
2.      http://indoscream.blogspot.com/2011/07/contoh-karya-tulis-tentang-pengaruh.html
3.      http://madyaindriani.blogspot.com/Pengaruh-borobudur.html
4.      http://mtsnsukaraja.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Contoh karya tulis kunjungan wisata ke candi prambanan

Contoh karya tulis kunjungan wisata ke candi prambanan

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunianya kepada Penuls sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam rangka untuk mengikuti UN dan US SMA Negeri 1 Pagar Dewa tahun pelajaran 2011/2012. Dalam laporan ini termuat sejarah mengenai Keberadaan Candi Prambanan yang erat kaitannya dengan kejayaan Hindu di Pulau Jawa.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung tersusunya karya tulis ini. Dan semoga Karya Tulis ini mendapat tanggapan yang positif dari pembaca. Karya tulis ini disusun secara intensif dan pemaparan yang terdapat di dalamnya dirasa cukup jelas dan lengkap. Namun Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna. Kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan untuk menuju kearah kesempurnaan itu. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat brmanfaat dan dapat dijadikan sebagai khasanah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pagar Dewa,…………………2012
                                                                            Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PENGESAHAN .......................................................................................ii
PERSEMBAHAN ...................................................................................iii
MOTTO .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................. 1
1.2  Dasar penulisan............................................................................ 2
1.3  Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
1.4  Metode Pengumpulan Data......................................................... 2
BAB II  LANDASAN TEORI ..................................................................... 4
BAB III PEMBAHAAN
            3.1Sejarah Singkat ............................................................................ 7
3.2  Deskripsi Baangunan .................................................................. 8
3.3  Candi Utama............................................................................... 10
3.3.1        Candi Siwa................................................................ 11
3.3.2        Candi Wisnu.............................................................. 16
3.3.3        Candi Brahma ........................................................... 18
3.4 Candi Pendamping ...................................................................... 19
       3.4.1 Candi Nandi........................................................................ 19
       3.4.2 Angsa ................................................................................. 20
       3.4.2 Garuda ................................................................................ 20
3.4.3 Candi Apit............................................................................21
3.4.4 Candi Kelir ..........................................................................21
3.4.5 Candi Sudut........................................................................ 21
3.5 Perkembangan Pemugaran Candi Prambanan ..............................21
3.6 Etika Di Candi Prambanan ...........................................................23
3.7 Fasilitas di Kompleks Candi Prambanan..................................... 24
3.8 Lokasi Candi Prambanan ............................................................ 24
3.9 Candi-Candi Lain Di Sekitar Prambanan ....................................25
BAB IV  PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 29
4.2 Saran-saran ................................................................................. 30
Daftar Pustaka................................................................................................31
Lampiran........................................................................................................32





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG KARYA TULIS
Candi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia dan merupakan salah satu situs kebanggaan yang dimiliki Indonesia baik sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini merupakan candi yang bercorak Hindu sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Candi ini terbilang cukup unik dan menarik karena pada awalnya candi ini dibangun tidak menggunakan semen atau perekat lainnya. Penulis merasa tertarik untuk mempelajari dan akhirnya menyusunnya dalam bentuk sebuah karya tulis
Karya tulis ini ditulis berdasarkan hasil kunjungan ke Candi Prambanan yang terletak di daerah Prambanan Sleman-Yogyakarta saat study tour.  Dalam penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan perlu diteliti dan ditulis.  Adapun penyusunannya dilatar belakangi oleh :
1.      Salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional (UN) dan ujian sekolah (US) 2012.
2.      Bentuk pertanggung jawaban atas study tour yang dilaksanankan.
3.      Program tahunan SMAN 1 Pagar Dewa.
1.2  DASAR PENULISAN KARYA TULIS
Dasar penulisan laporan ini adalah :
a)      Program pendidikan karya wisata SMA Negeri 1 Pagar Dewa tahun pelajaran 2011/2012.
b)      Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah (US)

1.3  TUJUAN PENULISAN
Karya tulis yang berjudul laporan study tour ke candi prambanan ini ditulis bukanlah tanpa tujuan, adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai situs sejarah candi prambanan.
2.      Memberikan gambaran umum mengenai candi prambanan serta perkembangannya.
3.      Penyebaran informasi tentang upaya pelestarian Candi Prambanan.
4.      Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan candi-candi disekitarnya
5.      Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian benda-benda bersejarah.

1.4  METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode-metode penulisan. Adapun metode tersebut adalah :
a.       Metode observasi
Yaitu proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan lalu mencatatnya dengan sistematis terhadap obyek. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode ini agar lebih jelas dan secara langsung dapat mengetahui Candi Prambanan yang berada di Daerah Prambanan.

b.      Metode study pustaka
Yaitu penulis membaca dan mengkaji buku-buku dan brosur yang membahas tentang candi prambanan.
c.       Browsing internet
Yaitu mencari data-data terkait dengan candi prambanan di berbagai situs-situs web.




BAB II
LANDASAN TEORI
Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana, pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati. Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan terdapat filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi.
Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India Selatan, yang tidak hanya berisi patokan-patokan membuat kuil beserta seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota, desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota/desa, dan lain sebagainya. Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat air, baik air sungai (terutama di dekat pertemuan 2 buah sungai, danau, laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut. Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi yaitu di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, di lembah, dsb. Seperti kita ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Opak dan sungai Progo.
Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah selatan Candi Prambanan.
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
                                    Gambar 2.1 Candi Prambanan
Pemugaran Candi Prambanan memakan waktu yang sangat panjang, seakan tak pernah selesai. Mulai dari awal ditemukannya hingga saat ini. Candi prambanan merupakan tempat wisata yang memiliki fasilitas cukup lengkap. Hal inilah yang menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1  SEJARAH SINGKAT
Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan. Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha pemugaran pun mulai dilakukan.
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama.
Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan.
Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

3.2  DESKRIPSI BANGUNAN
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.

Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m.  Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.

Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya.

Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.


3.3  CANDI  UTAMA
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
Dalam filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi, sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
a.                   Dewa Brahma yang berfungsi sebagai pencipta/Utpathi, Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan, Senjata: Busur, Simbol: A, Warna: Merah.
b.      Dewa Wisnu berfungsi sebagai Pemelihara / Sthiti. Dalam menjalankan tugasnya beliau dibanti oleh Dewi Laksmi atau Sri. Atribut atau Senjata dewa Wisnu adalah Cakram dengan Simbol aksara U,Warna Hitam
c.       Dewa Siwa
Berfungsi sebagai Penghancur / Pralina yang memiliki kekuatau atau Sakti Dewi Durga, Uma, dan Parwati. Dewa Siwa bersenjatakan Trisula Dengan Simbol M dan Warna Panca Warna

Apabila simbol dari ketiga dewa tesebut digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca "OM" ( ॐ ) yang merupakan simbol suci agama Hindu. Inilah yang menjadi dasar candi prambanan.
3.3.1   Candi Siwa
Pada saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat. Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun 1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan nama Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m.  Candi Siwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi terbesar. Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan tinggi 47 meter.






                        Gambar a1. Arca Siwa
Sepanjang dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya. Pada dinding kaki di sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai binatang yang digambarkan di sini, di antaranya: kera, merak, kijang, kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor burung. 

Pada sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga sedang berteduh di bawah pohon kalpataru.

Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan binatang. Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan kepala naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan pahatan Arca Siwa di keempat sisi tubuhnya. Di puncak tangga terdapat gapura paduraksa menuju lorong di permukaan batur. Di atas ambang gapura terdapat pahatan Kalamakara yang indah. Di balik gapura terdapat sepasang candi kecil yang mempunyai relung di tubuhnya. Relung tersebut berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu.

Di permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian.  Sepanjang dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala. Lokapala adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna, Agni dan Yama. Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari adegan Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka. Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma.

Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik.

Pintu masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan masing-masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan yang mengelilingi ruangan utama  yang terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa arca atau hiasan apapun. Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris dengan pintu masuk ke ruang timur. Ruang utama ini disebut Ruang Siwa karena di tengah ruangan terdapat Arca Siwa Mahadewa, yaitu Siwa dalam posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan dada dan tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa tersebut terletak di atas umpak (landasan) setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya. Konon Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910 M) yang dipuja sebagai Siwa.

Tidak terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas. Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung. Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas kepala mahisa (lembu), sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa.

Dalam ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah, sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan bahwa ia juga seorang panglima perang.

Dalam ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Siwa Mahaguru. Arca ini meliliki postur tubuh agak gemuk dan berjenggot. Siwa Mahaguru digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah kendi. Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di sebelah kanan terdapat trisula. Konon Arca Siwa Mahaguru ini menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa).

3.3.2        Candi Wisnu
Candi Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.

Sepanjang dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya. Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas 'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4. Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan tangan kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri memegang setangkai bunga teratai.




                                    Gambar b1. Arca Dewa Wisnu
3.3.3        Candi Brahma
Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.






                                    Gambar c1. Arca Dewa Brahma
3.4      CANDI PENDAMPING
Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain tiga candi pendamping, juga terdapat candi penjaga. Berikut akan diulas satu persatu.

3.4.2        Candi Nandi
Candi ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke barat, yaitu ke Candi Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa. Jika dibandingkan dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada di sebelah kanan dan kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya ukurannya sedikit lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 meter. Seperti yang terdapat di Candi Siwa, pada dinding kaki terdapat dua motif pahatan yang letaknya berselang-seling. Yang pertama merupakan gambar singa yang berdiri di antara dua pohon kalpataru dan yang kedua merupakan gambar sepasang binatang yang berteduh di bawah pohon kalpataru. Di atas pohon bertengger dua ekor burung. Gambar-gambar semacam ini terdapat juga pada candi wahana lainnya. Candi Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan pintu masuk ke ruangan terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat Arca Lembu Nandi, kendaraan Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke barat.






                                                Gambar a1 Arca Nandi
Dalam ruangan tersebut terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya (dewa matahari) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda dan Arca Candra (dewa bulan) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Dinding ruangan tidak dihias dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi dinding yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong di sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan pahatan.

3.4.3        Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.

3.4.4        Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.
3.4.5        Candi Apit
Candi Apit merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya, masing-masing, di ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua barisan candi besar. Kedua candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2 dengan ketinggian 16 m.  tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tidak terdapat selasar di permukaan kaki candi. Masing-masing mempunyai satu tangga menuju satu-satunya ruangan dalam tubuhnya. Hanya ada hal yang istimewa tentang candi ini, ialah ketika candi ini sudah selesai di bangun kembali, kelihatan sangat indah.

3.4.6        Candi Kelir
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

3.4.7        Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.

3.5      PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI PRAMBANAN
Candi yang dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi ini mengalami beberapa renovasi sejak tahun pembuatannya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991, berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.










                              Gambar 3.5.1pemugaran candi prambanan

Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma,beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi.


3.6      ETIKA DI CANDI PRAMBANAN
Untuk menjaga kesakralran candi prambanan maka diterapkan aturan baru. Aturan mewajibkan seluruh pengunjung candi prambanan memakai sarung batik dan sandal bersol karet, terutama bagi yang bercelana pendek atau rok mini. Aturan yang berlaku baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik mengenai sandal bersol karet untuk menjaga agar batu candi tidak aus karena gesekan. Tahun ini pihak pengelola candi menggalakkan berbagai program untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Pihak yang menggalakkan program ini yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Ratu Boko (PT TWCBPRB) dan bertujuan karena candi itu sejatinya adalah tempat ibadah, maka sebagai pengunjung kesopanan harus dijaga. Bersikaplah yang sewajarnya dan jangan berbuat yang melanggar etika beringkah laku seperti merusak areal percandian, mencoret candi, menaiki candi, dan lain sebagainya.

3.7      FASILITAS DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN
Segala informasi yang berkenaan dengan Candi Prambanan, berikut berbagai jenis cindera mata, hingga buku-buku kepariwisataan dan potensi tujuan wisata sekitar DIY atau Jateng, bisa wisatawan dapatkan di Pusat Penerangan Candi Prambanan. Dan demi memudahkan wisatawan menikmati segala keindahan, disediakan sebuah rangkaian Kereta Mini yang akan mengelilingi kawasan Taman Wisata Candi Prambanan hingga ke Candi Sewu.

Selain itu, kawasan Taman Wisata Candi Prambanan juga memiliki Arena Bermain Anak-Anak yang sejuk dan nyaman, dimana sering digunakan sebagai tempat lomba burung berkicau. Masyarakat umum juga dapat memanfaatkan Bumi Perkemahan Rama Shinta yang tersedia di dalam kawasan untuk acara-acara pertemuan, acara keluarga, ulang tahun, perpisahan sekolah maupun resepsi pernikahan. Sebab di Bumi Perkemahan tersedia tempat parkir, pendopo, toilet, kamar mandi dan lapangan olahraga yang dapat dimanfaatkan. Bahkan disini juga tersdia penyewaan tenda, pengeras suara, meja, kursi, lampu penerangan dan acara kesenian Reog.


3.8      LOKASI CANDI PRAMBANAN
Candi Prambanan terletak persis di perbatasan provinsi daerah istimewa yogyakarta dan provinsi jawa tengah. Letaknya kurang lebih 17 km ke arah timur dari Kota Yogyakarta. Cndi Prambanan masuk kedalam dua wilayah, yakni kecamatan prambanan kabupaten sleman Privinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kecamatan prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Kompleks Candi Prambanan berdiri 200 meter sebelah utara jalan Yogyakarta. Sedangkan untuk pintu masuk taman wisata Candi Prambanan dari arah sebelah timur.             







3.9      CANDI-CANDI  LAIN DI SEKITAR  PRAMBANAN
1.      Candi Lumbung, Brubah Dan Sewu
Ketiga candi budha ini tinggal reruntuhan kecuali candi sewu yang masih bias dinikmati keindahanya. Masih di kawasan Candi Prambanan, kurang lebih 1 km di utara, wisatawan juga dapat melihat komplek bangunan suci Candi Sewu. Agak berbeda dengan Prambanan, Candi Sewu merupakan peninggalan kebudayaan Buddha kedua terbesar setelah Borobudur. Berdasarkan prasasti dan data arsitekturnya, Candi Sewu dibangun sekitar tahun 782 M–792 M, tepatnya pada masa pemerintahan Rakai Panakaran dan Rakai Panaraban (seorang raja besar Mataram kuno). Dan merajuk pada prasasti berangka tahun 714 C atau 792 M yang ditemukan pada tahun 1960 disini, nama asli Candi Sewu adalah Manjus’rigrha atau rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatwa dalam agama Buddha.

2.      Candi Plaosan
Candi ini dibangun pada abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisuri. Kelompok candi Plaosan utara terdiri atas 2 candi induk, 58 parawa, 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan selatan hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing diatasnya berdiri atas untuk tempat tinggal pada pendeta budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.

3.      Candi Boko (Keraton Ratu Boko)
Letaknya + 3 km kearah selatan dari percandian prambanan, terdiri dari atas bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam yang permai disekitarnya bangunan ini sangat unik, dan lebih mengesankan sebuah keratin. Diperkirakan Balaputera Dewa dari denasti syailendra yang beragama budha. Mendirikanya pada pertengahan 9 masehi sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan.

4.      Candi Banyunibo
Candi ini terletak + 200 m kearah tenggara dari candi Boko terdiri atas sebuah lembah “Banyu berarti air” nibo berarti jatuh menetes yang bermakna bagi lingkungan masyarakat Jawa. Candi budha ini didirikan pada abad 9 masehi. Arca-arca bodhisatwa terpahat pada dinding luarnya dinding ini dihias dengan indah Biara Budha yang dibangun pada + abad 8 Masehi ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya – Solo, masuk + 500 m ke arah utara. Bangunan ini merupakan kumpulan dari candi yang hilang.

5.      Candi Kalasan
Peninggalan agama tertua adalah candi ini didirikan oleh penangkaran, Raja kedua dari kerajaan mataram kuno pada abad 8 masehi sebagai persembahan kepada Dewi Tara Lengkung “Kalamakara dengan hiasan khayangan diatasanya terdapat di pintu masuk begitu indah. Keindahan hiasan dan relief-reliefnya disebabkan oleh penggunaan sejenis semen kuno “Bajralepa” candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.

6.      Candi Sambisari
Setelah terpendam selama berabad-abad karena letusan gunung berapi pada bulan juli 1966 ditemukan kembali secara kebetulan oleh seorang pentane yang tengah mengerjakan sawahnya. Pada tahun 1986 telah selesai pugar keunikanya  ia terletak 6,5 m di bawah permukaan tanah dan tidak mempunyai kaki candi yang sebenarnya. Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi pewarna yang tidak bertubuh maupun berkaki. Pada sisi-sisi luar dinding candi induknya terdapat relung-relung yang  berisi arca-arca. Didalam ruangannya terdapat Lingga dan Yoni, kedua aspek dari siwa. Kesatuanya melambangkan totalitas dan kesuburan.

7.      Candi Sari
“Sari” berarti indah/cantik sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian Ia dinamakan demikian karena puncak atap berhias 9 stupa.




BAB IV
 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunianya penulis diberi kesempatan  menyelesaikan pembuatan laporan karya tulis tentang Candi Prambanan tanpa halangan suatu apapun. Yang terletak persis di perbatasan Propinsi Jawa Tengah + 17 Km kea rah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah timur sungai Opak + 200 m sebelah utara Yogya – Solo.
Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat menyimpulkan :
1.      Candi prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi filosopi dan sejarahnya.
2.      Candi Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga banyak wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat secara langsung kemegahannya.
3.      Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.

4.2 SARAN-SARAN
Setelah Penulis berkunjung ketempat rekreasi ini, penulis mempunyai sedikit saran untuk tempat rekreasi yang menyenangkan antara lain :
1.      Kunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di daerah Yogyakarta agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejara-sejarah dan seni budaya Indonesia.
2.      Jagalah etika dalam berkunjung ke Candi Prambanan karena tempat tersebut sejatinya adalah tempat ibadah
3.      Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga aset parawisata nasional Indonesia penambah devisa Negara selain non-migas.
4.      Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan .
5.      Penulis mengharapkan kerapihan dan kebersihan di Candi Prambanan tetap terjaga.


DAFTAR PUSTAKA

Candi di Indonesia. Candi Prambanan. http://candi.pnri.go.id/jawa _tengah_yogyakarta/prambanan/prambanan.htm. 29 januari 2012
Candi-candi di Jawa Tengah (2011). Candi Prambanan. (http://candidiy .tripod.com/prambanan.htm. 29 januari 2012
Djogjakarta (2008). Candi Prambanan. http://djogjakarta.blogdetik.com /hr/candi-prambanan/  29 januari 2012.
Fariable (2011). Kompleks candi prambanan-candi Roro Jonggrang. http://fariable.blogspot.com/2011/01/kompleks-candi-prambanan-candi-roro.html. 29 januari 2012
Google (2012). Hasil penelusuran Gambar. http:// google.com. 29 januari 2012.
Srandilmandalagiri.blogspot.com (2011), Laporan Hasil Karya Tulis Ke Candi Prambanan. http://srandilmandalagiri.blogspot.com/2011/06/ laporan-hasil -karya-tulis- ke-candi.html,

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...