Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Anekdot lucu "Seleksi Karyawan"

SELEKSI KARYAWAN

Anda sedang menseleksi calon karyawan baru?? Ada segudang pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui cara berfikir dan wawasan mereka. Salah satu contoh pertanyaan yang dapat diajukan.  Untuk test bagi calon karyawan sebagai berikut.
Seorang manager HRD sedang menyaring pelamar untuk satu lowongan dikantornya. Setelah membaca seluruh berkas lamaran yang masuk, dia menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia memutuskan memanggil ke-4 orang itu dan menanyakan 1 pertanyaan saja.  Jawaban mereka akan menjadi penentu apakah akan diterima atau tidak. Harinya tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk rapi di ruangan interview.
Si Manager lalu mengajukan 1 pertanyaan :  “setahu Anda, apa yang bergerak paling cepat?”
Kandidat I menjawab, “PIKIRAN”. Dia muncul begitu saja di dalam kepala, tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang. Tiba-tiba saja dia sudah ada. Pikiran adalah yang bergerak paling cepat yang saya tahu”.
“Jawaban yang sangat bagus”, sahut si Manager. “Kalau menurut Anda?”,
tanyanya ke kandidat II.
“Hm….KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata adalah yang bergerak paling cepat kalau menurut saya”. ”Bagus sekali! Dan memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi”.
Si manager berpaling ke kandidat III, yang kelihatan berpikir keras.
“NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya ketahui”, jawabnya, “Saya sering menyalakan saklar di dalam rumah dan lampu yang di taman depan langsung saat itu juga menyala” Si manager terkesan dengan jawaban.
Kandidat III. “Memang sulit mengalahkan kecepatan cahaya”, pujinya.
Dilirik oleh sang manager, kandidat IV menjawab, “Sudah jelas bahwa yang paling cepat itu adalah DIARE”
“APA???!!!”, seru sang manager yang terkaget-kaget dengan jawaban yang tak terduga itu.
“Oh saya bisa menjelaskannya” , kata si kandidat. “Dua hari lalu kan perut saya mendadak mules sekali.
Cepat-cepat saya berlari ke toilet. Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR, MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN LAMPU, saya sudah berak di celana”
Tentu saja kandidat terakhir yang diterima….

Contoh naskah drama untuk enam orang pemain 'Karena Sahabat'

Karena sahabat

Dalam kehidupan remaja sering ada pertikaian. Begitulah yang dialami oleh dua kelompok remaja murid SMA ini. Kelompok healthy (rahmi, ayu dan ewi) mereka bertiga adalah sahabat sejati yang selalu bersama dalam suka dan duka. Ketiga orang ini baik, pintar dan ramah.  Tidak seperti kelompok evil atau nama gengnya trio evil. Mereka bertiga sangat keras, kejam dan tidak memiliki rasa keprimanusiaan.

Suatu ketika Dikantin
Rahmi, ayu dan dewi  sedang berada di kantin. Mereka sedang makan sambil bercerita. Tiba-tiba datanglah trio evil yang menyambar pembicaraan mereka.

Neni           : Hey, kalian ! ngapain kalian disini ! (memukul meja)
Faisyah      : Ini tuh tempat khusus buat kita ! jadi loh mendingan cabut sana !
Aeni           : Bener tuh ! Loe,  Loe dan Loe out! (menunjuk ke Rahmi, Ayu dan Ewi)
Rahmi        : Apa hak kalian mengusir kami. Lagian inikan tempat umum. Bukan tempat bokap kalian !
Faisyah      : Eh. Eh. Nih anak sudah mulai melawan yah ! Apa perlu saya panggilkan satpam untuk ngusir kalian!
Ayu            : Yah silahkan saja panggil satpam. Kalian pikir kami takut dengan kalian.
Neni           : Kurang ajar kalian (hampir menampar Ayu, tapi tiba-tiba Ewi berbicara)
Ewi             : Hey jangan. Sudahlah, Biar kami saja yang mengalah. Ayo kita pergi dari sini.
Rahmi, ayu dan ewi pun pergi meninggalkan kantin.
Aeni           : Akhirnya mereka pergi juga. Hahaha
Tidak lama kemudian bel pun berbunyi. Semua murid mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang.
Seperti biasanya grup healthy sering mengerjakan tugas di rumah Rahmi. Jadi tiap sore Ayu dan Ewi datang kerumah Rahmi. Orangtua mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain.
Sore, dirumah Rahmi
Ayu+Ewi    : Assalamualaikum (mengetuk-ngetuk pintu)
Rahmi        : Waalaikumsalam (membuka pintu) silahkan masuk tuan putri (sambil mengulurkan tangannya kebawah)(sedang bercanda untuk menghibur mereka)
Rahmi+Ayu+Ewi        : hehehehehe
Mereka bertiga menuju ke ruang tamu. Tempat dimana mereka sering mengerjakan tugas sambil berbagi cerita. Kali ini tugas yang dikerjakan adalah tugas bahasa indonesia yaitu membuat proposal. Mereka lalu mengeluarkan buku dari tas. Tapi kali ini mereka tidak bisa menyelesaikannya karena ada keributan di samping rumah Rahmi. Entah mengapa orang itu sangat ribut. Mungkin ada masalah di keluarga mereka.
Ayu            : Aduh, berisik amat! Mana bisa kita selesaikan tugas ini kalau situasinya begini.
Ewi             : Tetanggamu kenapa sih? Kok heboh amat!
Rahmi        : Aku juga nga tau nih. Nga biasa-biasanya mereka ribut seperti ini.
Mereka bertiga keluar rumah untuk melihat situasi. Ternyata keributan itu datang pada rumah faisyah. Diluar rumah Faisyah ada kelompok trio evil yang sedang kebingungan. Kelompok healthy pun menuju ke rumah faisyah.
Rahmi        : faisyah, ada apa dengan kamu?
(faisyah hanya nangis dan merunduk)
Neni           : Ngapain loh kesini! Sudah pulang sana, mengganggu aja!
Aeni           : Loh kok masih disini. Kalian budek ya! Kami bilang pergi dari sini ! ( dengan suara yang kejam)
Faisyah      : Sudahlah, jangan husir mereka. Mereka kan teman kita juga.
Neni           : Kamu kenapasih faisyah? Kenapa mesti lo bela mereka?
Aeni           : Faisyah, kamu habis kesambet batu yah ?
Faisyah      : Sudahlah, hentikan semua kebodohan ini.
Neni           : Maksudloh apasih? Gue nga mengerti dengan semua ini!
Aeni           : Baiklah kalo ini mau kamu. Kami akan menurutinya.
Ayu            : Kok kamu sedih sih faisyah? Emengnya ada apa?
Faisyah      : Aku tidak habis pikir. Kenapa sih orangtuaku selalunya bertengkar. Apa mereka tidak lelah dengan semua ini?
Ewi             : Kamu yang sabar yah faisyah.
Faisyah      : Tapi aku sudah benar-benar tidak tahan lagi. Hampir setiap hari dan setiap saat aku mendengar bapak dan ibuku bertengkar.
Rahmi        : Mungkin memang saat ini bapak dan ibumu sedang ada masalah. Berdoa sajalah, semoga masalah mereka segera bisa diatasi.
Neni           : Kami pun akan turut  berdoa agar orangtuamu tidak bertengkar lagi.
Faisyah      : Hatiku hancur waktu mendengar ibuku minta cerai. Seandainya mereka benar-benar bercerai, aku harus ikut siapa? aku malu, malu dan sangat malu sekali teman-teman.
Aeni           : Aku mengerti sekali perasaanmu, tapi kamu juga jangan sampai terlalu sedih karena aku khawatir kalau kamu terlalu sedih nanti malah akan mempengaruhi fisikmu.
Rahmi        : Iya faisyah. Semua ini pasti ada jalan keluarnya kok.
Faisyah      : Ah biarlah, seandainya aku sakit, mungkin orang tuaku tidak peduli sama sekali.
Ayu            : Tidak ada orang tua yang tidak peduli dengan anaknya.
Ewi             : Mungkin saat ini mereka berdua sedang ada masalah jadi mereka terlihat sibuk dengan urusan mereka sendiri.
Faisyah      : Percuma aku punya orang tua kalau setiap hari isinya bertengkar saja. Apa mereka berdua tidak malu dengan tetangga yang sudah pasti mendengar suara mereka bertengkar?
Rahmi        : tapikan biar bagaimana pun juga dia tetap orangtuamu.
faisyah       : Saya harus bagaimana  (sambil menunduk dan menangis)
neni            : sampaikan bahwa kamu merasa sangat tidak nyaman bila mereka berdua bertengkar.
Faisyah      : akan saya coba
Aeni           : Nah, kamu jangan sedih lagi ya. Ayo donk tersenyum lagi (sambil mengusap air mata faisyah)
Faisyah      : terimakasih yah. Kalian sudah ingin menjadi temanku. Dan memberiku semangat dengan cobaan ini. Aku sayang kalian semua.
Rahmi        : kami juga sayang kok sama kamu.
Mereka semua lalu berpelukan.

Contoh naskah drama "Sucinya hati anak jalanan"

Contoh naskah drama "Sucinya hati anak jalanan"

Mungkin selama ini anak jalanan sering kita lihat seperti orang yg susah di atur, brandal dan identik dgn pencurian. Namun disisi lain ada kalanya mereka tidak lah seperti apa yg kita lihat. Berikut ini adalah sebagian kecil drama yg mengisahkan bahwa “Anak jalanan juga punya hati”
Terlihat dua orang pengamen yang tengah berjalan lesu menuju teras di pinggir jalan.

Candranui: “ya Allah.... udah siang gini baru dapat segini”
Karyauan : “sabar ya cuy, namanya juga rezeki kita cuma segini, mau gimana lagi.”
Candranui: “ semoga aja masih ada rezeki buat kita ya....”
Karyauan: “ amin...... dari pada bersedih, mending kita nyanyi cuy.”
Candranui: “ ok.”

Akhirnya mereka pun bernyanyi dan suasana pun menjadi asyik. Ketika sedang asyik bernyanyi, tiba” Karyauan tertuju pada 2 orang yg tengah berdua’an di seberang jalan.
Karyauan: “ cuy, liat. Disana ada yg lagi berduaan tu. Kesana yok.”
Candranui: “ ayok.”

Mereka pun beranjak dari tempat mereka menghibur diri. Disisi lain, ti dan van dua orang yg sedang di tuju kedua pengamen tersebut sedang update berita terkini melalui laptop.

Ti: “van liat, sadis banget ya. Seorang pengamen merampok dan membunuh anak” kayak kita ini.
Van: “sadis banget. Jadi ngeri sama pengamen.”

Lalu tiba-tiba datang 2 orang pengamen menghampiri mereka.

Candranui : “permisi mas, permisi mbak.”
Lalu Candranui bernyanyi dgn di iringi musik Karyauan.

Karena baru membaca berita mengenai pengamen, ti dan van merasa ketakutan dan langsung melarikan diri.
Karyauan: “ hei mbak, mas. Mau kemana.....” [berusaha mengejar ti dan van]
Candranui: “udalah cuy, gak usah di kejar. Mungkin belum rezeki kita”
Karyauan: “ huufffttttt.... ya udah lah.” [tertunduk lesu]

Setelah merasa aman, ti dan van berhenti sejenak.

Ti: “uda van, berhenti dulu. Toh mereka uda gak ngejar kita lagi.”
Van: “ iya. Untung aja ya kita lari sebelum di apa-apain sama mereka.”

Tiba-tiba mereka di todong oleh seorang rampok.

Rampok: “hey kalian, serahkan hp, dompet sama laptop kalian. Cepat!!! [dgn nada keras sambil menodongkan pisau]
Van: “ i... i.... iya bang.” [ sambil menyerahkan hp, dompet dan laptop nya.]

Sementara itu ti ketakutan dan sembunyi di balik van. Dari kejauhan Candranui melihat van dan ti tengah di rampok.
Candranui: “cuy, mereka di rampok tu. Kita tolong yok.”
Karyauan: “ ngapain sih cuy, mereka aja tadi lari pas kita mau ngamen. Loe peduli amat sih ma mereka.”
Candranui: “ kita itu sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong. Walau sejahat apapun mereka sama kita.”
Karyauan: “ ya udah lah terserah mu. Aku disini aja.”
Candranui: “ ya udah kau telpon polisi aja. Biar rampok tu aku yg ngurus”
Karyauan: “ ok”.

Akhirnya Candranui datang dan membantu van dan ti.

Rampok: “ hei, siapa lu. Gak usah ikut campur. Mau mampus lu.”

Tanpa banyak kata, Candranui langsung berkelahi dgn rampok tersebut. Akhirnya sang rampok kalah dan tersungkur di tanah. Di waktu yg bersamaan pun Karyauan bersama pak polisi datang dan pak polisi pun langsung memborgol rampok tersebut.
Polisi: “ terima kasih ya nak. Orang ini sudah menjadi buronan kami selama ini. Karena kamu, kami sekarang bisa menangkap nya.”
Candranui: “ iya pak, sama-sama”.
Polisi: “ ayok ikut....”[sambil membawa sang rampok]

Dengan sedikit menahan rasa sakit Candranui memberikan laptop, hp dan dompet milik van.

Candranui: “ini barang lo cuy”

Dengan rasa malu van mengambilnya dan mengucapkan terima kasih.

Van: “ makasih ya bro. Gue gak tau kalo gak ada lo tadi. Oh ya, maaf ya tentang yg tadi. Gue kira semua pengamen itu sama.”
Candranui: “hahahahaha.... gak apa-apa cuy. Lagi pula jangan melihat seseorang tu dari luarnya aja. Ge pula gak semua orang itu sama.”
Van: “ bro, ini ambil. Ya... anggap aja sebagai tanda terima kasih.”
Karyauan: “ambil cuy, lumayan tambahan buat hari ini.”
Candranui: “ah kau ne. Cuy, kita tu Cuma mau terima uang kalau kami sudah kerja.”
Van: “ ya uda, kalau gitu kenapa kalian gak nyanyi satu lagu aja buat kita. Kan kita jadi impas.”
Candranui: “ok. Let’s go....


































PENGGANTI RATU PANTAI SELATAN


Tokoh
1.    Raja
2.    Istri 1
3.    Istri 2
4.    Istri 3
5.    Istri 4
6.    Dewi Kadita
7.    Anak laki-laki istri 2
8.    Anak perempuan istri 2
9.    Patih
10.  Tabib
11.  Pengawal

    Dipanggung ada kursi singgasana raja, posisinya terletak agak pojok kanan  panggung bagian belakang ditutup kain putih (masih ada ruangan dibelakang kain putih) yang nantinya akan berfungsi memberikan siluet pada babak tertentu.

Babak 1
Raja    : (raja duduk di kursi dengan wajah berseri-seri ditemani salah satu istri (1) raja) “Istri-istriku kemarilah, ada yang ingin aku sampaikan kepada kalian semua”
Istri 2,3,4    : “ada apa paduka?” (memasuki panggung dan langsung mengambil posisi sama dengan isiteri 1)
Istri 3    : “ada berita apakah paduka, sehingga kami dikumpulkan menjadi satu seperti ini?”
Istri 2    : “kalau firasat saya tidak salah adakah paduka ingin menikah lagi?”
Istri 4    : “adakah seperti itu paduka?”
Raja    : “hahaha,,, tidak demikian para istriku, aku sengaja mengumpulkan kalian di sini karena ada berita bahagia yang sedang melanda kerajaan kita”
Istri 2    : “berita apakah gerangan paduka?”
Raja    : “aku akan segera memiliki keturunan dari istri pertama ku”
Istri 2    : (kaget dan menjadi bermuka sinis terhadap istri 1)
Istri 4    : “benarkah demikian raja?”
Raja    : “iya, aku tadi telah mendengar berita dari tabib yang telah memeriksa istri ku yang pertama, ia telah mengandung, sudah dua bulan dan aku sangat gembira sekali”
Istri 1    : “semoga berita ini menjadi keberuntungan bagi kita semua paduka, terutama bagi para rakyat kita”
Raja    : “tentu saja istriku, dan tentunya untuk kalian semua kan istri-istriku” (sambil memandang istri 2,3,4 bergantian)
Istri 2,3    : “tentu saja paduka”
(melihat istri 4 tidak menjawab raja mendekatinya)
Raja    : “ada apakah gerangan istriku kenapa kau begitu terlihat bersedih?”
Istri 4    : “tidak apa-apa paduka, saya hanya merasa senang dengan berita ini, saya bersedih karena saya tidak bisa membahagiakan paduka seperti yang telah dilakukan oleh istri pertama paduka”
Istri 1    : “jangan berpikir begitu, suatu saat pasti ada waktunya sendiri”
Raja    : “yakinlah istriku (sambil memegang tangan istri 4) bagaimana pun keadaanmu aku adalah raja dan suami kalian aku akan selalu melindungi kalian,  sudah janganlah bersedih”
Istri 4    : “iya paduka”
Raja    : “bukankah seharusnya kita merayakan kabar bahagia ini dan segera mengumumkannya kepada seluruh penghuni kerajaan dan rakyat kita?”
Istri 2    : “saya akan segera menyiapkan perayaannya paduka, saya mohon diri terlebih dulu”
Istri 3,4    : “saya akan membantu”
Istri 1    : “saya akan sangat senang bisa bekerja bersama”
Raja    : “saya sangat bangga kepada kalian semua, baiklah segeralah persiapkan pesta ini, ingat jangan kerjakan sendiri, di istana ini banyak pembantu yang bisa membantu kalian mempersiapkan jangan sampai istri-istriku terlalu banyak bekerja dan lelah, kalian harus bisa memposisikan diri”
Istri 1,2,3,4    : “baik paduka”
Raja    : “ya sudah, segeralah persiapkan pestanya, sementara aku akan mengumumkan berita ini kepada seluruh rakyat”
(para istri meninggalkan panggung, raja tetap dipanggung)
Raja    : (berbicara kepada diri sendiri) “perasaan apa yang sedang melanda batinku ini, aku akan segera memiliki keturunan yang akan memimpin kerajaan ku ini, dan aku bisa segera beristirahat dengan tenang, tetapi kenapa? Sepertinya ada yang mengganjal dalam batinku?, apa aku terlalu senang dengan keadaan ini?ah,, sudah lah mungkin cuma terlalu khawatir dengan istriku yang pertama, mungkin aku takut kalau kandungannya tidak dijaga dengan baik maka akan memberikan dampak buruk terhadap keturunanku. Sudahlah aku akan segera mempunyai keturunan apa lagi yang aku risaukan.”
(patih kerajaan memasuki panggung)
Patih    : “adakah padukan memanggil saya”
Raja    : (raja terkaget dari lamunannya) “ah, kamu sudah datang ternyata”
Patih    : “ada perintah apakah raja sehingga raja memanggil saya, sepertinya raja begitu gelisah”
Raja    : “kamu salah tafsir patih”
Patih    : “maafkan kelancangan hamba paduka”
Raja    : “sudahlah tidak apa-apa, aku memanggilmu kemari karena ada kabar bahagia yang ingin aku sampaikan kepadamu dan kamu harus menyampaikannya kepada seluruh penghuni istana dan seluruh rakyatku”
Patih    : “kabar apakah gerangan paduka?”
Raja    : “istriku yang pertama tengah mengandung, dan kau tahu? Aku aka segera memiliki keturunan”
Patih    : “sungguh menggembirakan kabar ini paduka, hamba akan segara menyebarkan berita ini”
Raja    : “iya lakukan segera”
Patih    : “hamba yakin semua akan merasa senang mendengar berita ini, hamba mohon diri paduka, hamba sudah tidak sabar ingin menyebarkan kabar ini”
Raja    : “iya lakukan patih”
Patih    : “hamba mohon diri paduka” (meninggalkan panggung)
Raja    : “rakyat akan segera tahu kebahagiaan yang aku rasakan, ah kenapa pikiranku selalu teringat istriku yang pertama, mungkin aku perlu melihatnya” (keluar panggung)
(dilain sisi)
Istri 2    : (berbicara kepada istri 3,4, istri 1 tidak ada) “adakah kalian merasakan apa yang aku rasakan?”
Istri 4    : “tentu saja saudaraku, aku sangat merasa sedih karena belum bisa memberikan raja keturunan”
Istri 3    : “iya”
Istri 2    : “bukan itu yang aku maksud”
Istri 3,4    : “lalu apa?”
Istri 2    : “kenapa kalian tidak sadar juga, kapan terakhir kali padukan menyentuh kalian?
Istri 4    : “sudah beberapa hari yang lalu”
Istri 2    : “jarang kan menyentuh kalian? yang padukan perdulikan hanya istrinya yang pertama, jadi wajar kalau kita tidak segera memiliki keturunan, kenapa kau menyalahkan dirimu sendiri dan bersedih karena tidak memberika paduka keturunan, kalian tahu paduka memang tidak pernah menganggap keberadaan kita, paduka sengaja jarang datang kekamar kita karena hanya ingin memiliki keturunan dari istrinya yang pertama saja”
Isrtri 4    : “jangan demikian saudaraku, paduka tahu apa yang harus ia perbuat mungkin paduka memang sudah memiliki waktunya sendiri untuk diri kita masing-masing, bukankah kita seharusnya senang dengan kebahagiaan yang tengah dirasakan paduka”
Istri 3    : “iya”
Istri 2    : “kalian ini tolol banget, kalau sampai bayi itu lahir, maka paduka akan bertambah mengacuhkan kita, bisa-bisa ia akan menendang kita dari istana ini”
Istri 3    : “apakah benar demikian saudaraku”
Istri 4    : “paduka tidak akan melakukan hal sekejam itu saudaraku”
Istri 3    : “iya”
Istri 2    : “kalau memang paduka tidak melakukannya maka istrinya yang pertama akan melakukannya”
Istri 4    : “jangan berburuk sangka seperti itu saudaraku”
Istri 2    : “ahhh,,, terserah kalian saja, suatu saat nanti kalian akan tahu kalau kita sengaja dijauhi paduka”
Istri 3    : “lalu kita harus bagaimana supaya paduka tidak menjauhi kita?”
Istri 2    : “pertanyaan bagus, tapi aku juga belum tahu jawabannya”
Istri 4    : “sudahlah, sebaiknya kita ikut berbahagia dengan kebahagiaan paduka, ayo kita bantu mempersiapkan pestanya”
 (hari itu seluruh kerajaan berpesta dengan kabar bahagia itu, tidak hanya orang-orang dalam istana, para rakyat pun bersuka cita menyambut keturunan sang raja)

Babak 2
    Raja tengah duduk dikursi singgasananya, tengah gelisah menunggu tabib memeriksa keadaan istri pertamanya yang usia kandungannya sudah sembilan bulan tapi tak kunjung melahirkan)
Raja    : “istri-istriku”
    (tidak ada yang datang)
Raja    : “kemana meraka ini, istri-istriku”
Istri 3,4     : “iya paduka”
Raja    : “dari mana kalian, kenapa tidak segera datang ketika aku memanggil”
Istri 4    : “maafkan kami paduka, kami ...”
Raja    : “ah,, sudah lah, kemana istriku yang ke dua?”
Istri 3    : “kami kurang tahu paduka”
Raja    : “ya sudah tak apa”
Istri 4    : “ada apakah paduka, sehingga paduka memanggil kami?”
Raja    : “aku ingin kalian menemaniku, aku sangat khawatir sekali dengan kandungan istri pertamaku, dari tadi tabib tidak keluar-keluar”
Istri 4    : “sepertinya tabib baru saja memeriksa istri pertama paduka, paduka mungkin terlalu gelisah sehingga merasa sangat lama”
Istri 3    : “paduka tenang saja, semua pasti akan baik-baik saja paduka”
Raja    : “iya, terima kasih kalian sudah menemaniku”
(tabib memasuki panggung, baru saja selesai memeriksa kandungan istri 1)
Raja    : “ah, itu tabib sudah keluar, bagaimana keadaanya tabib”
Tabib    : “istri paduka baik-baik saja, tidak ada hal-hal yang perlu paduka khawatirkan”
Raja    : “keturunanku bagaimana?”
Tabib    : “kandungan istri padukan sehat sekali mungkin dalam waktu dekat beliau akan melahirkan”
Raja    : “benarkah tabib, lalu apa yang harus saya lakukan, apa yang harus saya persiapkan untuk menyambut kelahiran keturunanku, adakah tabib bisa memberitahu saya?”
Tabib    : “paduka tidak perlu membingungkan masalah itu, paduka istirahat saja karena paduka bukan hanya seorang suami tapi paduka juga merupakan raja dari semua rakyat kerajaan ini, paduka juga harus memperhatikan rakyat paduka”
Raja    : “terima kasih tabib atas nasihatmu, besok kau harus datang lagi karena aku ingin istriku kau rawat setiap hari”
Tabib    : “baiklah paduka, besok hamba pasti akan datang lagi, sekarang hamba mohon diri dulu paduka”
Raja    : “iya, berhati-hatilah”
Istri 4    : “sudahlah paduka, saya akan membantu paduka menjaga isrti pertama paduka, sesama istri paduka bukankah kami harus saling menjaga?”
Raja    : “iya, aku akan senang jika kau membantuku”
Istri 4    : “tentu saja dengan istri ke dua dan ke tiga, iya kan saudaraku?” (bertanya kepada istri 3)
Istri 3    : “eh,,, emm,,”
Istri 4    : “kenapa”
Istri 3    : “tidak apa-apa, iya tentu saja saya akan membantu degan senang hati”
Raja    : “saya akan menengok istri pertama dulu” (keluar panggung)
Istri 4    : “iya paduka silakan”
(istri 3,4 tetap di panggung)
Istri 4    : “ada apakah saudaraku kenapa kau seperti terlihat cemas?”
Istri 3    : “aku takut kalau apa yang dikatakan saudara kita istri kedua paduka benar”
Istri 4    : “maksud kamu, kalau kita akan diusir dari istana?”
Istri 3    : “iya”
Istri 4    : “sudahlah percayalah padaku itu tidak akan terjadi”

Babak 3
    Putri raja dari istri pertamanya bernama Dewi Kadita, ia sudah beranjak remaja, sang ibu istri pertama raja meninggal ketika melahirkan Dewi Kadita.

Dewi Kadita    : “ayahanda adakah ayahanda kecewa dengan keberadaan saya”
Raja    : “kenapa engkau bertanya demikian anakku?”
Dewi Kadita    : “ayahanda tentu saja menginkan keturunan laki-laki, bukan perempuan seperti saya”
Raja    : “jangan bicara seperti itu, apapun keturunan yang saya dapatkan saya akan menerimannya dengan suka cita”
Dewi Kadita    : “lalu bagaimana dengan pewaris tahta ayahanda kelak”
Raja    : “sudah, jangan kau pikirkan masih ada banyak waktu untuk memikirkan itu, istri kedua juga sedang hamil saya harus juga menjaganya, jangan khawatir anakku, ayah tidak akan membeda-bedakan siapa keturunanku, ayaha akan berlaku seadil-adilnya”
Dewi Kadita    : “terima kasih ayahanda, saya ingin meminta izin ayahanda”
Raja    : “izin apa itu anakku”
Dewi Kadita    : “saya ingin berjalan-jalan keluar istana ayahanda, saya ingin merasakan kehidupan rakyat diluar saja”
Raja    : “itu berbahaya anakku”
Dewi Kadita    : “ayahanda boleh memerintah pengawal untuk mengawasi saya, tapi saya ingin diawasi dari jauh saja, saya ingin bergumul dengan rakyat ayahanda”
Raja    : “baiklah jika itu keinginanmu, tapi kamu harus berjanji untuk menjaga diri, dan jangan membahayakan dirimu sendiri, jika ada yang mencurigakan disekitarmu kamu harus segera memanggil pengawal”
Dewi Kadita    : “baik ayahanda, segera laksanakan” (dengan berlagak gaya patih saat hormat)
Raja    : “kamu ini bisa saja”
Dewi Kadita    : “saya pergi dulu ya ayahanda”
Raja    : “iya”

(dilain sisi sudah 9 bulan usia kandungan istri 2 dan dia bingung dengan sendirinya)

Istri 2    : (berbicara kepada diri sendiri) “apa yang harus saya perbuat agar Dewi Kadita bisa diusir dari istana ini, dan nantinya keturunankulah yang akan menjadi satu-satunya pewaris kerajaan, apa ya yang harus aku lakukan??” (mondar-mandir)
Raja    : “istriku dimana kamu?” (raja memasuki panggung)
Istri 2    : “aduuhh,,, raja,, aduuuhh,,”
Raja    : “ada apakah istriku”
Istri 2    : “sepertinya saya mau melahirkan raja”
Raja    : “pengawaaaaal... “
Pengawal    : “ada paduka”
Raja    : “segera panggilkan tabib”
Pengawal    : “baik paduka”
(hari itu juga istri 2 melahirkan bayi laki-laki, betapa bahagianya raja)
Raja    : “terima kasih istriku kau telah memberiku keturunan laki-laki”
Istri 2    : “lalu bagaiman dengan Dewi Kadita paduka”
Raja    : “kenapa? Apakah ada yang salah dengan dia”
Istri 2    : “tidak ada paduka”
Raja    : “saya akan menjaga keturunanku dengan baik dan akan berlaku seadil-adilnya”
Istri 2    : “iya paduka”

(istri 2 tetap saja tidak tenang dengan keberadaan Dewi Kadita, ia berpikir akan lebih baik jika Dewi Kadita diusir dari istana agar kelak anaknyalah satu-satunya pewaris dari kerajaan)
    Malam itu istri 2 tengah menjalankan siasat buruknya untuk mengeluarkan Dewi Kadita dari istana, ia telah memerintahkan seorang dukun untuk mengubah kecantikan Dewi Kadita menjadi seorang yang sangat buruk rupa dengan penyakit kulit disekujur tubunya.

Raja    : “anakku ada apa dengan tubuhmu?
Dewi Kadita    : “tidak tahu paduka, ketika bangun tidur tubuhku menjadi seperti ini”
Istri 2    : “paduka janga menyentuhnya”
Raja    : “tapi dia anakku”
Istri 3    : “belum pernah ada kejadian seperti ini di dalam istana, semenjak istri pertama paduka meninggal”
Raja    : “apa yang harus saya lakukan”
Istri 4    : “kita perlu memanggil tabib paduka”
Istri 2    : “kalau kau memanggil tabib maka kewibaan paduka akan tercoreng”
Istri 3    : “kenap bisa seperti itu”
Istri 2    : “rakyat akan bertanya-tanya bagaimana bisa anak seorang raja menderita penyakit yang sangat menjijikkan, mereka akan meragukan kewibaan raja”
(raja bertambah bingung)
Raja    : “lalu apa yang harus saya lakukan”
Istri 2    : “demi kebaikan kita semua paduka, demi rakyat dan seluruh penghuni kerajaan ini, akan lebih baik jika Dewi Kadita diusir keluar istana”
Raja    : “jangan”
Istri 2    : “apakah paduka tidak memikirkan nasib rakyat, nasib semua penguhuni kerajaan, sebentar lagi penyakit itu akan cepat menular dan berita tentang penyakit itu juga akan tersebar, apakah paduka tidak memikirkan nasib rakyat paduka?”
Raja    : “apakah harus seperti itu istriku”
Istri 2    : “iya! dengan mengusir Dewi Kadita maka paduka akan aman”
Dewi Kadita    : “ayahanda bantu anakmu ini”
(raja semakin bingung)
Istri 3    : “mungkin untuk sementara apa yang disampaikan istri kedua benar paduka, paduka bisa mengasingkan Dewi Kadita untuk sementara sampai penyakitnya hilang”
Istri 2    : “penyakit seperti itu tidak akan bisa hilang”
Istri 4    : “kenapa kamu berbicara seperti itu”
Istri 2    : “tidak apa-apa itu hanya perkiraanku saja”
(maka diusirlah Dewi Kadita keluar istana)
    Setelah bayi pertama lahir dari istri 2 raja, istri 2 melahirkan lagi tapi kali ini melahirkan seorang perempuan.
    Sudah lama Dewi Kadita diusir dari istana, raja sudah mulai lupa dengan Dewi Kadita dan dia sibuk dengan mengajar anak laki-lakinya yang akan menjadi pewarisnya. Terdengar desas-desus bahwa Dewi Kadita putus asa dengan hidupnya karena sang raja sudah tak menghiraukannya dan penyakit yang dideritanya tak kunjung hilang, Dewi Kadita pergi kesebuah tebing ia menangis sejadi-jadinya disana tiba-tiba datang seorang dewa

Babak 4 Terjadi hanya siluet (dibelakang kain putih)

Dewa    : “hai anakku, aku mendengar rintihanmu, jika kau benar-benar menginginkan penyakit itu hilang darimu aku bisa melakukannya dengan mudah asal kau mau menjadi penguasa daerah di bawah tebing ini, LAUT SELATAN, apakah kau bersedia)
(Dewi Kadita yang sudah putus asa dengan hidupnya menerima saja)
Dewa    : “baiklah, terjunlah kau dari tebing ini ke laut itu kau akan mendapat segala yang aku inginkan disana”
Dewi Kadita    : “aaaa,,,,,” (terjun ke laut). (bayangan disiluet berlahan mengecul dan muncul bayangan lagi sesosok ratu dengan dayang-dayangnya)

Jadilah Dewi Kadita penguasa laut selatan dan berita ini terdengar keseluruh rakyat kerajaan dan sampai ditelinga istri 2 raja

Istri 2    : “apa yang harus saya lakukan, saya tidak akan membiarkankan Dewi Kadita menang dengan dia menjadi ratu dikerajaan lain, saya tidak akan terima, lalu apa yang harus saya lakukan”
Anak 2 istri 2    : “ibunda,, saya baru saja selesai belajar menenun dengan saudara-saudara ibu istri 3,4, sekarang saya ingin bermain dengan ibunda”

(melihat anak perempuannya istri 2 itu langsung mendapatkan ide untuk mengalahkan Dewi Kadita agar ia memang benar-benar terbuang dari kerajan manapun)

Istri 2    : “anak ku, aku ingin mengajakmu jalan-jalan”
Anak    : “kemana bu, tapi sekarang kan sudah agak gelap ibunda”
Istri 2    : “sudah tidak apa-apa, ayo ikut ibu”
Anak    : “iya ibunda” (dengan wajah berseri-seri)
(istri 2 dan anaknya berada dibelakang kain putih dan menjadi siluet)
Anak    : “ibunda kenapa kita berdiri ditebing ini bu, saya takut ibunda”
Istri 2    : “jangan takut anak ku, kau mau jadi seorang ratu”
Anak    : “ratu kerajaan ya bu, seperti ayahanda?”
Istri 2    : “iya anakku kerajaanmu terletak dibawah sana dilaut lepas yang sangat luas”
Anak    : “tapi aku tidak mau terjun bu, jurangnya dalam”
Istri 2    : “sudah terjunlah untukku, setelah itu aku yang akan menggantikanmu sebagai ratu karena tentu saja karena kau masih kecil, ayo terjun cepat”
(istri 2 mendorong anaknya kelaut)
Anak    : “ibuuuuuuu,,,,,,”
    Tidak terjadi apa-apa, sang ibu pulang untuk menunggu kabar bahwa penguasa laut selatan sudah berganti dan ia akan segera menyusul anak perempuannya.
Keesokan harinya ketika sang raja tengah bercengkrama dengan istri 2,3,4 ada seorang pengawal membawa jasat seseorang.

Raja    : “kenapa lancang sekali kamu masuk tanpa seizinku”
Pengawal    : “maaf raja, hamba hanya ingin mengembalikan apa yang tengah hilang dari paduka”

Pengawal itu meletakkan jasat anak perempuan istri 2 dihadapan raja



SELESAI

Artikel pendidikan, pentingnya pendidikan untuk masa depan

Pentignya Pendidikan untuk Masa Depan


Seperti kita ketahui bahwa memahami pentingnya pendidikan sangatlah penting. Oleh karena itu pemerintah pun selalu ingin meningkatkan kualitas pendidikan warga negaranya.artikel pendidikan

Kualitas pendidikan tentu sangat penting bagi generasi muda. Generasi mudahlah yang akan memimpin negeri ini ke depan. Bila generasi muda tidak mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai maka kita akan tertinggal drai bangsa bangsa lain. Di sinilah pentingnya, manfaat pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas generasi muda sehingga mereka akan mampu untuk menghadapi persaingan global dunia.

Pada tataran individu, fungsi pendidikan tentu sangat jelas. Dengan mendapatkan pendidikan yang cukup kita akan bisa mendapat masa depan yang lebih baik. Saat ini mencari kerja sangatlah sulit. Bila anda tidak punya latar pendidikan yang cukup baik anda akan kalah bersaing dengan pencari kerja lain. Semakin baik jenjang pendidikan anda di harapkan anda akan semakin besar untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang memadai untuk memungkinkan anda mendapat taraf hidup yang lebih baik. Jadi kunci masa depan adalah pendidikan.

Dalam tingkatan tertentu, pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mencari pekerjaan. Hal ini benar adanya karena pendidikan memang tidak hanya di tujukan untuk mendapatkan kerja yang lebih baik. Pendidikan juga mengasah kemampuan dan ketrampilan kita dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan cara yang cepat dan tepat. Itulah fungsi pendidikan yang seharusnya kita pahami. Jadi kalau ada yang bilang bahwa fungsi pendidikan adalah untuk mendapat pekerjaan tentu ini salah kaprah. Mendapat pekerjaan adalah hanya salah satu dari fungsi pendidikan

Pendidikan yang kita maksud di sini adalah pendidikan formal dan pendidikan informal. Dua duanya sangat penting. Banyak orang yang sukses dalam hidup dan banyak memberi kontribusi kepada masyarakat tanpa memiliki pendidikan formal. Banyak juga professional sukses dengan pendidikan formal yang bagus. Alangkah hebatnya bisa seseorang dengan latar akademis yang bagus di tunjang dengan pergaulan dan pendidikan informal yang memadai tentu akan menghasilkan pribadi istimewa yang bisa di andalkan. Di sini saya cuma mau bilang bahwa pendidikan formal dan pendidikan informal adalah sama pentingnya.

Saat ini sering terjadi argumentasi tentang mana yang lebih penting pendidikan formal atau pendidikan informal. Banyak orang sukses meskipun tanpa pendidikan formal yang tinggi. Di lain sisi juga banyak orang yang gagal meskipun sudah di bekali dengan pendidikan formal yang memadai. Banyak pengusaha sukses tidak lulus sarjana dan mereka malah mempunyai karyawan yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dalam hal ini kita tentunya harus bisa melihat lebih jernih. Saya pribadi berpendapat bahwa pada akhirnya semua kembali kepada diri masing masing. Bila kita adalah pribadi yang tidak pernah puas dalam hal ilmu kita akan terus mencari ilmu meskipun bukan di bangku kuliah. Di lain sisi bila anda orang yang gemar menuntut ilmu anda tidak akan puas hanya mendapatkan ilmu di bangku kuliah. Anda akan terus mencari ilmu dan pengalaman baru di luar jalur pendidikan resmi. Jdi bisa di katakan bahwa pendidikan formal dan pendidikan informal ada;lah sama sama pentingnya untuk meningkatkan kualitas diri.

Dalam sisi yang lain kita tidak bisa menutup telinga kita tentang adanya suara suara negatif tentang sistem pendidikan kita yang di pandang oleh beberapa orang sebagai system pendidikan yang tidak mendorong kreativitas kemandirian anak. Sekali lagi kita sebagai orang tua juga harus bisa mendorong kreatifitas anak. Kalaupun toh ada hal yang kita rasa kurang dan tidak di berikan di sekolah, sebagai orang tua kita bertanggung jawab dalam memberikan hal hal yang di rasa kurang maksimal di berikan di sekolah. Pendidikan anak kita adalah tanggung jawab kita bersama yaitu orang tuam sekolah komunitas dan tentunya juga tanggung jawab negara secara umum.

Contoh dongeng bahasa indonesia, akhir riwayat sang lutung

Contoh dongeng bahasa indonesia, akhir riwayat sang lutung

Seekor lutung (kera hitam) berjalan terseok-seok di pasir. Akibat jatuh dari pohon, tubuhnya menjadi lemah tak bertenaga. Ia lapar sekali, sementara hutan masih jauh. Dengan memaksa diri, ia tiba di tepi muara sungai. Ia minum dengan rakusnya. “Kenapa kamu pucat lutung? Kamu sakit payah?” tegur seekor ayam hutan besar yang mematuk-matuk udang di tepi muara. “Ya, tolong terbangkan aku ke hutan di seberang muara ini,” pinta lutung. Ayam hutan merasa iba dan setuju, ia terbang membawa lutung yang berpegangan erat di kakinya.

Sesampainya di hutan, lutung tak mau melepaskan kaki ayam hutan. Ia bahkan mencabuti semua bulu ayam hutan yang berwarna kuning keemasan itu. Sang ayam hutan pingsan karena kesakitan. Dia sudah mati, pikir lutung. Kemudian bangkai ayam hutan disembunyikannya di dalam semak belukar, sementara ia pergi mencari api di dalam hutan.

Sang Ayam Hutan kemudian sadar. Dia menangis tersedu-sedu sebab kehilangan semua bulunya. “He, kenapa badanmu, siapa yang telah mencabuti bulu-bulumu?” tanya seekor sapi dengan heran. Ayam hutan menceritakan semua pengalamannya. Alangkah marahnya sapi terhadap perlakuan si lutung. “Kurang ajar!” Biarlah kuberi pelajaran lutung itu. Sembunyilah kau di tempat lain,” ujar sapi. Ayam hutan menurutinya. Ketika lutung datang membawa obor dan menanyakan di mana ayam hutan, sampi membohonginya. “Ayam hutan itu rupanya belum mati, ia berenang ke tengah laut,” kata sapi. Lutung meminta sapi mengantarnya ke gundukan batu karang di tengah laut, di mana ia mengira si ayam hutan bersembunyi. Dengan ramah sapi bersedia mengantarnya. Tanpa pikir panjang lutung naik ke punggung sapi yang kemudian berenang ke gundukan batu karang di tengah laut. Akan tetapi, setelah lutung loncat ke gundukan batu karan gitu, segera sapi meninggalkannya. “Semoga kau mampus disergap ikan gurita” ujar sapi. Lutung duduk di puncak batu karang dan menangis. “Mengapa kamu menangis?” tegur seekor penyu. “Aku heran, bagaimana kau dapat ke sini.” Aku naik sampan, kemudian sampanku terbalik dan aku terdampar disini,” jawab lutung berbohong. Karena kasihan, penyu mengantarkan lutung ke pantai. Lutung naik ke punggung penyu.

“Bagaimana kau dapat berenang dengan cepat?” tanya lutung. “Dengan kayuhan kaki-kakiku,” jawab penyu tanpa curiga. Ketika di pantai, lutung ingin melihat kaki penyu. Penyu setuju dan segera tubuhnya dibalikkan oleh lutung. Ternyata lutung segera meninggalkan penyu dalam keadaan terbalik. Ia bermaksud mencari harimau, karena hanya harimaulah yang dapat mengeluarkan daging penyu dari kulitnya yang keras itu.

Penyu menangis dan berteriak-teriak minta tolong. “Mengapa kamu?” tanya seekor tikus yang mendekat. Penyu lalu menceritakan pengalamannya. Tikus pun mejadi sangat marah terhadap lutung yang tak tahu membalas budi itu. Ia bersama tikus-tikus lain menggali pasir di bawah badan penyu, dengan harapan apabila air pasang naik penyu dapat membalikkan tubuhnya dengan mudah. Sementara menunggu kedatangan lutung, tikus-tikus itu menutupi tubuh penyu dengan tubuh mereka sendiri. Dan menari-nari sambil bersayir : “Mari kita ikut gembira ria … bersama sang lutung yang jenaka … yang berhasil menipu Raja Rimba … yang mengira betul ada penyu, padahala hanya kita yang ada…” Lutung yang datang bersama harimau sangan heran, dimanakah penyu? Mendengar syair tikus-tikus, harimau pun menjadi marah karena merasa ditipu. “Mana penyu yang kau katakan itu?” geramnya. Kemudian lutung itu diterkam oleh sang Harimau, dibawa lari kedalam hutan.

Contoh dongeng bahasa indonesia, aladin dan lampu ajaib

Contoh dongeng bahasa indonesia, aladin dan lampu ajaib

Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh. Aladin mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, kalau tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. “Kraak…” tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. “Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu”, seru si penyihir. “Tidak, aku takut turun ke sana”, jawab Aladin. Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. “Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu”, kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. “Cepat berikan lampunya !”, seru penyihir. “Tidak ! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar”, jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya “Brak!” pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. “Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !”, ucap Aladin.

Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. “Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan”, saya adalah peri cincin kata raksasa itu. “Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah.” “Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini”, ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. “Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan.”

Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. “Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya ?”, kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu. “Syut !” Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. “Sebutkanlah perintah Nyonya”, kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah,”kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami”. Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. “Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu”, kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. “Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya”. Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. “Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku.” Raja amat senang. “Wah…, anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku”.

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang dengan Istana megah di punggungnya. “Tuan, ini Istananya”. Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. “Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?”, Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.

Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, “tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !”. Sang permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. “Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku”, seru Aladin. “Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu,” ujar peri cincin. “Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan kau kesana”, seru Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. “Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir”, ujar sang Putri. “Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan menang”, jawab Aladin.

Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. “Singkirkan penjahat ini”, seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas. “Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia”. Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

Contoh dongeng bahasa indonesia, si pemalas dengan abu hanifah

Contoh dongeng bahasa indonesia, si pemalas dengan abu hanifah

Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah longlai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik." Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Sebaik saja dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi wang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi wang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cubalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kelmarin,sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku."

Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi wang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik saja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada cebisan kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak redha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan….jangan berbuat demikian. Hendak senang mesti suka pada bekerja dan berusaha kerana kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah…carilah segera pekerjaan, saya doakan lekas berjaya."

Sebaik saja dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sedar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.

Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak lagi melupai nasihat orang yang memberikan nasihat itu. Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajar kita untuk maju ke hadapan dan bukan mengajar kita tersadai di tepi jalan.

Contoh dongeng bahasa indonesia, asal mula kota surabaya

Contoh dongeng bahasa indonesia, asal mula kota surabaya

Dahulu kala disebuah lautan hiduplah seekor Ikan Hiu Sura dengan Buaya kedua binatang ini tak pernah akur mereka selalu berkelahi saat berebut mangsa. kedua binatang ini sama kuat, tangkas, cerdik, ganas dan rakus. Walaupun sudah sering berkelahi tetapi tidak ada yang menang atau yang kalah di antra mereka. Akhirnya merekapun bosan bermusuhan dan mereka mengadakan kesepakatan.

“Sepertinya aku sudah bosan nih berantem terus badan pada pegel, gimana kalau kita membuat perjanjian” kata Sura “Iya aku juga bosen, ya udah perjanjian apa nih”
“Kita bagi daerah kekuasaan”

Setelah berdiskusi akhirnya mereka membagi daerah kekuasaan yaitu Sura berkuasa di dalam air yaitu lautan dan Buaya berkuasa di daratan sebagai batas antara daratan dan air yaitu tempat yang di capai air laut pada waktu pasang dan surut dan merekapun sama-sama menyetujui kesepakatan itu. Dengan adanya kesepakatan itu maka tidak ada lagi perkelahian antara sura dan baya keduanya sepakat untuk menghormati wilayah masing – masing.

Pada suatu hari karena bosan makan ikan asin Sura mencari mangsa di sungai.
“Wah ikan asin lagi ikan asin lagi samapi darah tingi aku naik nih gara-gara makan yang asin-asin melulu, ah coba aku mo cari makan di sungai aja ikanya gurih slekethep moga-moga aja buaya lagi ga ada”
Agar tidak ketahuan Buaya secara diam-diam Sura memasuki sungai yang merupaka wilayah kekuasaan Buaya. Beberapa kali Sura tidak ketahuan tetapi pada suatu hari Buaya memergokinya tentu saja buaya sangat marah melihat Sura melanggar perjajianya.

“Hai Sura, mengapa engkau melanggar perjanjian yang telah kita sepakati? mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.

Tetapi Sura tidak merasa beralah dan tenang – tenang saja.
“Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa air. Nah bukankah sungai ini ada airnya jadi ini juga termasuk wilayah kekuasaanku,” kata Sura
What eh salah Apaaaaa? Sungai itukan tempatnya di darat, sedang daerah kekuasaan kamu adalah di laut, berarti sungai adalah daerah kekuasaanku” Buaya sewot.
“Ora iso. Akukan tidak bilang kalau di air adalah hanya air laut, tetapi juga di sungai,” jawab Sura. “Sontoloyo, Sleketep kau mencari gara-gara, Sura?
“Tidak! kukira alasan aku cukup kuat dan aku berada di pihak yang benar.
“Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebaodao yang kamu kira!” Buaya semakin marah.
“Aku tidak berduli kamu bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!” Sura tetap tak mau ngalah.

Akhirnya perkelahian antara Ikan hiu Sura dan buayapun terjadi lagi. Pertarungan ini berlangsung sangat hebat dan dasyat mereka saling menerkam dan menerjang dan dalam sekejap air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka – luka kedua binatang itu.

Dalam pertarungan itu buaya mendapat luka gigitan di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itupun terpaksa selalu membelok kekiri. Sementara Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu Sura kembali kelautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.

Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama sura dan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu di kait- kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang kota Kota Madya Surabaya yaitu gambar Ikan Hiu Sura dan Buaya.

Namun adapula yang berpendapat Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya. Sura berarti jaya atau selamat sedang Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti selamat menghadapi bahaya.

Contoh dongeng bahasa indonesia, petani yang baik hati

Contoh dongeng bahasa indonesia, petani yang baik hati

Di suatu desa, hiduplah seorang petani yang sudah tua. Petani ini hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya penuh dengan tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu. Musim dingin sudah tiba, Pak Petani tidak punya makanan , juga tidak mempunyai kayu bakar untuk menghangatkan diri, jadi hari ini Pak Petani hendak pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan. Ketika keluar dari rumah, dilihatnya ada sebutir telur tergeletak diatas tanah bersalju.

Dengan hati-hati dipungutnya telur tersebut dan dibawanya ke dalam rumah. Pak Petani menyelimuti telur itu dengan kain lusuh dan meletakkannya di dalam kardus agar tetap hangat. Setelah itu dia pergi ke pasar untuk bekerja.

Pak Petani membuat telur itu menjadi hangat setiap hari sampai telur itu menetas. Ternyata telur itu adalah telur Burung Camar, mungkin induknya menjatuhkannya ketika hendak pindah ke tempat yang lebih hangat. Pak Petani merawat Burung Camar kecil itu dengan penuh kasih sayang. Dia selalu membagi setiap makanan yang diperolehnya dari bekerja di pasar. Ketika harus meninggalkan Burung Camar itu sendirian, Pak Petani akan meletakkannya di dalam kardus dan menyalakan perapian agar Burung Camar tetap hangat.

Contoh dongeng bahasa indonesia singkat, Asal mula rumah siput

Contoh dongeng bahasa indonesia singkat, Asal mula rumah siput

Dahulu kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput tinggal di sarang burung yang sudah ditinggalkan induk burung di atas pohon .

Malam terasa hangat dan siang terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi sinar matahari yang jatuh tepat ke sarang tempat siput tinggal. Tetapi ketika musim Hujan datang, daun-daun itu tidak bisa lagi menghalangi air hujan yang jatuh,.. siput menjadi basah dan kedinginan terkena air hujan.

Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan kedinginan. Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok untukku, gumam siput dalam hati.

Tetapi di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk ,, tok..tok…tok…burung pelatuk terus mematuk batang pohon tempat rumah siput, siput menjadi terganggu dan tidak bisa tidur,
Dengan hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan mencari tempat tinggal selanjutnya. Siput menemukan sebuah lubang di tanah, kelihatannya hangat jika malam datang, pikir siput. Siput membersihkan lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal di dalamnya, tetapi ketika malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah merusak rumah siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk mencari rumah baru….

Siput berjalan terus sampai di tepi pantai penuh dengan batu karang. Sela-sela batu karang dapat menjadi rumahku !!! siput bersorak senang, aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak aka nada burung pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan mampu menggali lubang menembus ke batu ini.

Siput pun dapat beristirahat dengan tenang, tetapi ketika air laut pasang dan naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu bersama dengan ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru. Ketika berjalan meninggalkan pantai, siput menemukan sebuah cangkang kosong, bentuknya cantik dan sangat ringan….

Karena lelah dan kedinginan, Siput masuk ke dalam cangkang itu , merasa hangat dan nyaman lalu tidur bergelung di dalamnya.

Ketika pagi datang, Siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik baginya. Cangkang ini sangat cocok untuknya. Aku tidak perlu lagi cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku tidak akan kepanasan lagi, tidak ada yang akan menggangguku, …. aku akan membawa rumah ini bersamaku ke manapun aku pergi.

sumber :
dzykraarfiansyah.blogspot.com

Contoh cerpen dengan tema cinta serta analisisnya

Contoh cerpen dengan tema cinta dan analisisnya

1. Tema : Percintaan dan takdir
2. Amanat : Dalam menghadapi hal apapun harus bersikap dewasa dan berpikir panjang. Sabarlah dalam menjalani kehidupan ini. Percaya dengan takdir Allah SWT Jangan menggunakan kekerasan dalam bertindak
Patuhilah dan hormati orang tua kita Jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi Jangan melamun dan tak fokus sewaktu pelajaran
3. Alur : Campuran
4. Setting :
Kamar tari pukul 17.15
Kelas sehabis jam istirahat sekolah
Jam 7 malam di ruang menonton TV
Kamar setelah sholat isyak
Rumah di jalan Araya
Jam 15.00 di rumah Tari
5. Penokohan/perwatakan :
Tari : sabar, tabah, tertutup, kuat, taat beribadah, pelamun.
Audra : tidak dewasa, perhatian, pemalu
Yanti : medok, baik, perhatian, suka, melucu, setia kawan
Bapak : keras kepala, pemaksa, egois, suka memukul, mudah emosi
Bunda : sabar, penyayang, perhatian, lemah lembut, rela berkorban
Bejo : Usil, medok, nakal
Bu Tartik : Pemarah, tegas, killer
Papa : Egois
6. Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu

Contoh Cerpen

Setelah mempublikasikan contoh unsur intrinsik cerpen diatas, maka dibawah ini akan dipublikasikan contoh cerpennya kepada teman-teman semuanya. Adapun contoh cerpen ini sendiri berjudul "Takdir".
Gerimis tak berhenti juga, ditambah dengan Tari yang sejak pulang dari sekolah tadi tak keluar-keluar dari kamarnya. Padahal jam dinding hadiah dari temannya sudah menunjukkan pukul 17.15. Itu berarti adzan magrib semakin dekat.
Tari kembali melirik buku bututnya. Aduh! Susahnya, ia membanting napas kesal isi buku yang dibacanya dari tadi belum masuk juga ke otaknya. Karena capek, ia selonjoran di kasur bunga mawarnya itu. Tapi ia malah teringat oleh mantannya. Ditariknya foto tu dari dompetnya. Huh, seandainya! Adu, dia melulu. Malas ah!
Ia sekejap langsung menyembunyikan benda kenangannya dengan Audra itu di dompetnya. Bodohnya aku! Cewek berambut panjang hitam itu mengeluh, namun penyesalan yang menginjak-nginjak batinnya nggak pergi-pergi juga. Iih, Tari menggumam. Kenapa aku dulu menyia-nyiakannya,ya? Ga dewasa, kurang bersyukur? Atau, dia yang terlalu seperti anak kecil?
Kenangan itu masih tertempel di otak Tari, saat sosok yang dikenangnya itu memberikan surat kepadanya. Surat yang isinya mengajak Tari putus dengannya. Memang sosok Audra yang seperti anak kecil, pemalu, pintar, berkulit cokelat, wajahnya yang bersih, dan bertubuh tinggi itu bukan termasuk tipe Tari. Tapi ia sulit untuk memutuskan putus atau tidak pada saat itu. Selama ini semenjak putus dengan Audra, ia sering berkhayal, berkhayal seandainya ia bisa lebih berpikir dewasa lagi. Namun yang sudah terjadi tidak bisa kembali lagi.
Daripada ia teringat dengan kekerasan bapaknya, ia mending terlintas kenangannya dengan Audra. Plak!! Batin Tari tergoncang, tamparan bapaknya ke bundanya itu sampai menggerakkan gendang telinganya. Bapak, Bapak! Cukup! Tari berlari menangis. Tak heran kalau Tari terkadang berdiam diri di kelasnya. Wajah gelisahnya membuat dirinya penuh dengan misteri. Tapi sesungguhnya ia termasuk perempuan sabar dan kuat karena ia dapat bertahan dengan kondisin keluarga seperti itu.
Tet tet tet! Bunyi bel sekolah Tari berdenting, yang menandakan jam istirahat telah usai. Namun Tari masih tetap duduk terenung di bangkunya sampai Yanti sobatnya itu membangunkannya dari lamunannya.

“Tar!”
“Ei, kowe kok ngelamun aja toh?”
“Iya nih, lagi pusing aku.”
“Ooo, makanya kowe kok nggak sholat dhuha, biasanya kowekan rajin gitu.”
“He, itu itu Audra!” Yanti menyoel-nyoel Tari. Paan sih! Kalau kamu suka dia jangan kayak gini dong! Alah yang suka aku apa kowe, Ihiir!! Yanti menyindir sobatnya itu.
Tapi dengan kelucuan sahabatnya itu, akhirnya Tari dapat tersenyum yang sejak kemarin ia terus menangis dan bersedih karena bapaknya itu menampar bundanya yang tak sengaja mengingatkan bapaknya untuk tidak merokok dan pulang malam. Yan, aku tuh udah putus dengannya! Tari menyela sobatnya denan menahan ketawa sebab melihat wajah Yanti yang berekspresi kayak “Aming” komedian itu.
Tentu saja Tari nggak akan mengatakan ke Yanti kalau ia sedang sedih dan menangisi takdirnya. Batas bercerita tetap ada. Dan Tari tak ingin sobatnya itu bersedih lantaran kehidupannya yang menyedihkan.
Dan siang itu meskipun Tari mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, tapi pikirannya masih melayang kemana-mana. Seandainya Audra masih menjadi kekasihku! pasti masalahku akan reda dengan adanya dirinya. Huh malangnya nasibku. Eiiiiihh!! Teriakannya membuat sekelas gaduh dan kaget. Ini berawal dari Bejo yang menepuk bahu Tari.
“Tar, hihihihi, ngelamun aja, kesambet lo entar!” Bejo pura-pura tak ngerti kesalahannya. Padahal gara-gara dia Tari dipanggil ke depan oleh Bu Tartik, guru paling killer di sekolah.
“Tari! Maju ke depan.”
“Oh, My God!”
“Bilang apa kamu tadi ?”
“Ndak Bu, ndak!”
Semua teman Tari tertawa sambil menahan ketawa karena tak ingin Bu Tartik mendengar ketawa mereka, namun tidak dengan Yanti dan Audra. Mereka terlihat sedang berpikir sesuatu.
“Ono opo ya ma Tari ?”
“Iya ya, ada apa dengan Tari, apa gara-gara aku ?”
Teman sebangku Yanti dan yang tak lain adalah Audra mencetuskan kata-kata seperti itu. Dan membuat Yanti terkejut dan berpikir apa sebenarnya mereka berdua masih saling suka.
Tapi…………
Di lain posisi, Bu Tartik memarahi Tari abis-abisan.
“Tariiiii, kamu itu! Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya. Kamu jangan menganggu pelajaran Ibu!” muka Tari yang memerah membuat dirinya tampak habis makan 100 cabe merah keriting yang biasa dilihatnya di dapur ketika ia memasak dengan bundanya.
Tet tet tet tet tet tet…………
Untung penderitaan Tari berhenti juga, bel sekolah yang memengakkan telinga itu menyelamatkan hidupnya hari ini. Tak hanya Tari, teman-temannya juga terselamatkan. Karena mereka ingin sekali tak mengikuti pelajaran ini. Tapi begitu melihat Bu Tartik, akhirnya mereka mengikutinya.
“Duduk kamu! Ketua kelas pimpin doa!”
“Iya Bu.” Tari dan ketua kelasnya menyahut bersama. Setelah Bu Tartik keluar dari kelas, Yanti dengan tas merah stroberinya itu langsung menyambar Tari. Tar kowe kenapa?
“Iya, kamu kenapa ?”
Oh My God, Audra! Tari yang semula cemberut langsung bersinar-sinar ketika Audra menghampiri dan perhatian kepadanya.
“Aku nggak apa-apa kok Dra! Aku cuma cuma……..”
“Cuma ngelamunin kamu Dra.” Bejo menyela perkataan Tari namun Yanti membela sobatnya.
“Bejo! kowe ojo ngono.”
“Nggak nggak, aku lagi pusing aja, kamu nggak pulang Dra ?” Tari mengalihkan suasana dan itu berhasil.
“Ya uda, aku pulang dulu ya.” Audra melirik Tari dengan senyumnya yang bisa membuat Tari mabuk kepayang. Bejo pun mengikutinya dari belakang.
“Tar, kowe bener-bener pusing ta ?”
“Ehmm, nggak sih, aku tadi lagi mikirin Audra tapi gara-gara Bejo tukang usil itu, aku jadi dicereweti Bu Tartik deh.”
“Ooo, emang kowe tuh!”
“Eeemang!!!” Tari menggoda sobatnya itu dan merangkulnya agar Yanti segera pulang dengannya. Lalu mereka harus masih menunggu kendaraan warna biru berlabelkan “AMG”(Arjosari-Gadang) itu.
Jam 7 malam …………
Bapak sedang menonton TV dan bapak memanggil Tari. Tak biasanya bapak mau bicara dengan Tari. Tari, sini!Bapak mau ngomong. Besok akan ada keluarga teman Bapak yang mau melamarmu, jadi besok kamu harus langsung pulang setelah jam sekolah selesai.
“Tapi Pak, saya masih sekolah, masak mau dilamar.”
“Kamu bisa tunangan dulu dan setelah lulus dari kuliah, kamu baru menikah dengannya!”
Bapak tidak mau mendengar alasan apapun dari Tari. Jika Bapak sudah bicara A, maka Tari harus mengikutinya. Tari tak tahu harus bagaimana, tak harus berbuat apa. Tari bingung! Tari harus bagaimana ya Allah ? Bunda mengetuk pintu kamar Tari dan setelah bunda masuk, mereka terlibat dalam pembicaraan.
“Sabar ya anakku, Bunda selalu disini menemanimu.” Mereka menangis berdua. Keesokan harinya Tari tak masuk sekolah karena untuk masuk, ia terlalu capek. Capek menangis semalaman. Ini merupakan takdir atau hanya kebetulan saja, Audra juga tak masuk. Entah apa alasannya. Di sebuah rumah di jalan araya itu, ada perbincangan antar keluarga.
“Papa, Audra tak mau dijodohkan!”
“Nak, dia baik buat kamu! Terserah alasan kamu apa, yang penting sekarang kamu siap-siap untuk sore nanti!”
“Pa!!!”
Jam di kamar Tari sudah menunjukkan pukul 15.00 dan sebentar lagi ia akan dilamar. Bun! Aku nggak mau pake kebaya ini, ia melempar kebaya berwarna putih jika dipakenya akan pas di badannya yang ramping itu. Bunda, aku mau dengan perjodohan ini hanya karena agar Bunda tak disakiti Bapak! Tari memperjelas alasannya kepada Bundanya. Mendadak sebuah sedan hijau masuk pelan ke halaman rumah Tari dan berhenti tepat di depan teras. Bapak menyambut keluarga itu. Namun ada yang aneh, anak laki-laki dari keluarga itu terlihat murung dan malas sama seperti Tari. Selamat datang! Silahkan masuk. Bapak mempersilahkan mereka masuk.
Dibantu dengan bunda, ia segera memakai sepatu highheels warna putih mengkilat itu dengan buru-buru. Meskipun terpaksa, Tari akhirnya keluar dan menemui keluarga pelamarnya.
Ketika Tari bertatap muka dengan anak laki-laki berjas hitam dengan kerah terbuka yang terlihat tampan saat itu, ia serasa mau pingsan di tempat. Apa kamu?kamu?? Tari terheran dengannya.
“Ya benar, aku Audra!” Dia memang Audra, mantanku. Oh, takdir macam apakah ini? Secara reflek, Tari langsung memeluk Audra dan ……………
“Tar,Aku sayang kamu!”
“Aku juga Dra, aku sayang kamu!”

Analisis cerpen persahabatan sunyi karya harris effendi thahar

Analisis cerpen persahabatan sunyi karya harris effendi thahar

Sinopsis Cerpen Persahabatan Sunyi
Lelaki setengah umur yang kelihatan cukup sehat itu akan “tutup praktik” ketika matahari mulai tergelincir ke Barat. Ditemani oleh seekor anjing betina kurus, ia turun dengan langkah pasti menuju lekukan sungai hitam di pinggir jalan, mendapatkan gerobak dorong kecil beroda besi seukuran asbak. Dari dalam gerobak yang penuh dengan buntelan dan tas-tas berwarna seragam dengan dekil tubuhnya.
Lelaki itu lewat begitu saja mendorong gerobak bermuatan anjing dan buntelan-buntelan kumal miliknya sambil mencari puntung-puntung rokok yang masih berapi di pinggir jalan. Tiba-tiba saja ada seorang bocah perempuan ingusan yang memegang krincingan dari tutup botol munuman melempari anjing itu. Lelaki itu berkacak pinggang, menatap bocah perempuan itu dengan tajam. Bocah perempuan itu balas menantang sambil berkacak pinggang. Dan lelaki itu akhirnya meninggalkan tempat itu dengan mendorong kembali gerobak kecilnya. Namun, bocah perempuan dengan kerincingan itu mengikutinya dari belakang dengan jarak sepuluh meteran.
Malam telah larut. Bocah perempuan ingusan itu terbirit-birit dikejar gerimis yang mulai menghajarnya. Rambutnya yang nyaris gimbal itu kini melekat lurus-lurus di kulit kepalanya yang disiram gerimis. Bocah itu mengeluarkan lilin dan korek api dari dalam kantong plastik. Berkali-kali menggoreskan korek api, padam lagi oleh tiupan angin yang bertempias. Lalu ia mendekat ke arah lelaki itu agar terlindung oleh angina dan berhasil menyalakan lilin. Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersembul dari dalam gerobak kecil di atas kepala lelaki setangah umur itu. Ia berusaha menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik dan membangunkan lelaki itu.setelah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu sekedar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu.
Deru mesin mobil yang melintas jembatan beton di atas mereka justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuahn kota yang sibuk. Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan. Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang setengah basah itu dan melanjutkan mimpinya.
Sebelum subuh, pasukan tramtib itu dating lagi, lengkap dengan polisi dan beberapa truk mengangkut gelandangan. Mimpi lelaki itu tersangkut bersama gerobaknya di atas bak truk. Begitu juga bocah perempuan itu.
Rawamangun, 3 Oktober 2004


Unsur Intrinsik Cerpen Persahabatan Sunyi
1. Tema
Tema pada cerpen tersebut adalah tentang perjuangan hidup.

2. Latar dan alur
Latar cerita di dalam cerpen itu adalah Kota Jakarta. Cerita tersebut menggunakan alur maju.

3. Tokoh
Tokoh di dalam cerita itu adalah Lelaki setengah umur dan Bocah perempuan

4. Karakter lelaki setengah umur
Penyayang:
Pembuktian dari tokoh lelaki setengah umur ini penyayang adalah pada kutipan cerita sebagai berikut:
"….Lelaki setengah umur itu mengambil sebuah piring plastik dari dalam buntelan lalu memberi makan yang didapatnya dari rumah makan tadi. Keduanya makan dengan lahap tanpa menoleh kanan kiri."

Dari kutipan cerita di atas didapatkan bahwa si Lelaki setengah umur itu memiliki sifat penyayang terhadap bocah perempuan kecil yang membawa kerincingan dari tutup botol minuman itu walaupun mereka tidak saling mengenal. Dengan rela ia berbagi makanan dengan gadis itu agar mereka berdua tidak kelaparan.
Pembuktian sifat penyayang lainnya yang dimiliki oleh lelaki itu adalah sebagai berikut:
"…. Deru mesin mobil yang melintas jembatan beton di atas mereka justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuahn kota yang sibuk. Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan. Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang setengah basah itu dan melanjutkan mimpinya."

Dari kutipan cerita di atas didapatkan pembuktian bahwa si tokoh (lelaki setengah umur) itu memang benar-benar penyayang. Dia berusaha menghangatkan bocah perempuan yang kedinginan tidur dengan cara mendekapnya, agar si bocah perempuan itu merasa hangat.

5. Karakter Bocah Perempuan
Karakter Bocah Perempuan itu adalah pemberani, hal ini terdapat pada kutipan berikut:
"…Seorang bocah perempuan ingusan yang memegang kerincingan dari kumpulan tutup botol minuman telah melempari anjing itu. Lelaki itu berkacak pinggang enatap bocah perempuan itu dengan tajam. Bocah perempuan itu balas menantang sambil berkacak pinggang."

6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan penulis pada cerpen tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga.

7. Amanat
Amanat yang disampaikan oleh penulis dalam cerpen itu adalah:
a. jangan pantang menyerah dalam menjalani hidup dan mensyukuri atas karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.
b. berikanlah kasih sayang kepada makhluk hidup.


Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang terdapat pada cerpen itu adalah adanya nilai sosial, yakni:
1. Di dalam cerpen itu digambarkan bahwa tokoh mau berbagi tempat tidur dengan bocah perembuan yang selalu mengikutinya.
"….. Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersebut dari dalam gerobak kecil di atas kepala lelaki setengah umur itu. Ia berusaha menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik dan membangunkan lelaki itu. Setalah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu, sekedar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu."

2. Adanya perjuangan hidup yang digambarkan di dalam cerpen itu, yakni:
a. Perjuangan hidup Lelaki setengah umur dengan cara memulung dan mencari sisa-sisa makanan di restoran.
b. Perjuangan hidup Bocah perempuan mencari makan dengan cara mengamen dan ia terus mengikuti si Lelaki setengah umur dari belakang untuk mengharap belas kasih dan perlindungan.

Contoh resensi Buku Jurnalis Berkisah

Resensi Buku Jurnalis Berkisah

Judul: Jurnalis Berkisah
Penulis: Yus Aryanto
Penerbit: Metagraf
Tahun: 2012
Tebal:  227 halaman
Harga: Rp. 47.000


Wartawan adalah profesi yang memiliki risiko tinggi. Intimidasi serta ancaman kekerasan adalah hal yang mengintipnya setiap saat. Hanya idealisme dan keterpanggilan yang membuat seorang juru berita bertahan dengan profesi itu.
Menjabarkan semua itu dalam sebuah manuskrip yang teoritis hanya akan menghasilkan sebuah pemahaman yang kering. Berbeda jika hal itu dideskripsikan ataupun dituturkan si juru berita.
Itulah yang membuat buku ini menarik disimak sebagai sebuah teks yang menggambarkan mozaik kecil jagat jurnalistik, khususnya di Indonesia. Dari sini pembaca tidak hanya mencerap ikhwal kerja jurnalistik, melainkan juga berbagai dinamika yang terjadi di dalamnya.
Buku yang menceritakan kembali pengalaman para wartawan memang bukan barang baru. Seperti dikutip dalam pengantar buku ini, pernah terbit buku Jagat Wartawan Indonesia yang ditulis oleh Soebagijo IN di tahun 1980-an. Pernah juga terbit Pistol dan Pembalut Wanita yang merupakan antologi pengalaman wartawan media cetak yang bertugas di Bandung di tahun 2007.
Namun yang membedakan Jurnalis Berkisah dengan buku-buku tersebut ialah disertakannya satu ataupun dua "kasus", berkenaan dengan profesi yang mereka jalani. Inilah yang membuat cerita mengenai para wartawan ini semakin bernas.
Misalnya saja Mauluddin Anwar yang terbang ke Lebanon untuk meliput perang yang terjadi di Beirut. Petikan kisah mereka saat berada di medan pertempuran akan menjadi hal menarik tersendiri bagi pembaca.  
Memakai sudut pandang para wartawan dari berbagai jenis media, buku ini bagaikan sebuah representasi dunia media. Lihat saja, di dalamnya ada penuturan Najwa Shihab yang mewakili televisi berita, Telni Rusmitantri yang bergelut di tabloid hiburan, Tosca Santoso yang malang melintang di jurnalisme radio, Erwin Arnada yang pernah memimpin Palyaboy Indonesia, ataupun Linda Christanty yang membangun sindikasi Aceh News Service.
Satu hal yang mengikat kesepuluh jurnalis dalam buku ini, yakni kesetiaan pada profesi dan kebenaran. Memang ada petikan kisah-kisah heroik dari para wartawan tersebut. Namun itu bukan titik sentral, namun sebagai pintu masuk pada persoalan yang lebih besar.
Memang, juru berita adalah manusia biasa. Mereka memiliki ketakutan, mereka sempat gentar, pernah terpojokkan. Sebut saja kutipan kisah Linda Christanty yang sempat merasa ragu ketika mendapat tawaran untuk untuk tinggal di Aceh. Memang, Aceh sebagai medan konflik bukanlah tempat yang dimimpikan banyak orang. Tapi toh semua itu ditepisnya. Kepedulianlah yang membawanya terbang ke Aceh.
Benar saja, ketika tiba di Serambi Mekkah, banyak hal yang dapat dilakukan oleh Linda. Memberikan penyadaran melalui berbagai medium adalah hal yang diupayakannnya. Termasuk memberdayakan banyak orang muda untuk berbuat lebih banyak bagi Aceh lewat dunia jurnalistik.
Lewat buku ini pembaca tidak hanya akan menjumpai romantisme dunia jurnalistik, melainkan kompleksnya dunia jurnalistik terutama ketika ia berbenturan dengan berbagai kepentingan. Di sini neralitas dan keberpihakan harus mencari bentuknya kembali.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...