Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat dan cara mengantisipasinya

Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat
Definisi Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas negara menjadi bias. Kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya universal. Globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.



Pikiran dalam Globalisasi

Unsur globalisasi yang sulit diterima masyarakat:
1. Teknologi yang rumit dan mahal.
2. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.
3. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat:
1. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.
2. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.
3. Pendidikan formal di sekolah.

Pengaruh terhadap Globalisasi

Pengaruh positif :
1.Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.Globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.Globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh negatif:
1.Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2.Globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
4.Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

Sikap terhadap Globalisasi
Globalisasi telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat dunia. Tidak ada sekat yang menghalangi terjadinya komunikasi antarindividu. Globalisasi juga telah menyuguhkan banyak informasi yang berasal dari negara lain. Berbagai macam informasi mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Banyak hal positif dari pertukaran arus informasi ini kita dapat. Namun juga tidak sedikit hal yang negatif yang terkandung di dalamnya. Demikian juga lewat televisi kita, banyak disuguhkan film-film asing. Umumnya kita merasa terhibur apabila menonton film-film asing, seperti telenovela. Dengan demikian, kita tidak kuasa menahan informasi dan pengaruh dari luar.
Bagaimana sikap kita terhadap globalisasi ini? Globalisasi bisa berdampak positif, bisa juga berdampak negatif. Kita harus pandai atau arif menyikapinya. Kita harus pandai-pandai dalam memilih informasi termasuk film-film dari luar. Informasi atau film dari luar yang baik (positif) kita ambil, sedangkan informasi atau film yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita (negatif) kita buang.

Tindakan atau Antisipasi pengaruh Negatif Globalisasi
1.Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya mencintai produk dalam negeri.
2.Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
3.Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti seadil-adilnya dan sebenar-benarnya.
4.Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Makalah model-model pendidikan

Makalah model-model pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Seorang guru selain dituntut untuk memiliki ilmu yang cukup untuk mengajar dan juga komunikatif, juga ternya harus memiliki rancangan-rancangan perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh murid-muridnya.

Perencanaan pembelajaran terdapat terbagi menjadi model-model yang salah satunya harus dikuasai oleh guru untuk memudahkan dalm penyampaian materi. Disini kami akan menjabarkan bagaimana model-model perencanaan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh para ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya.

B.       PERMASALAHAN

Yang menjadi permasalahan yang akan kami bahas adalah sebagai berikut:

1.      Apakah pengertian perencanaan pembelajaran?

2.      Apa-apa sajakah model-model pembelajaran?

C.      TUJUAN

Adapun tujuan kami membuat makalah ini yaitu:

    sebagai pelengkap tugasmata kuliah perencanaan pengajaran pai
    untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulistentang pentingnya model-model perencanaan pembelajaran.
    sebagai sarana pelatihan bagi tim penyusun untuk menulis karya ilmiah

BAB II

PEMBAHASAN

A.        PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN.

Perencanaan pembelajaran adalah proses menspesifikasi kondisi-kondisiuntuk belajar sehingga tercipta strategi untuk produk pembelajaran baik pada level mikro maupun makro.

Jadi perencanaan pembelajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah pembelajaran, perencanaan itu sendiri,pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan

B.       MODEL-MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Dalam menyusun perencanaan pembelajaran,banyak model yang telah dikemukakan oleh para ahli.masing-masing model mempunyai eklebihan dan kekurangan. Dari beberapa model yang telah dicantumkan di bawah ini diharap para mahasisa yang akan menjadi guru dapat menetukan dan menguasai satu model secara tuntas, sehingga dapat digunakan dalam merencanakan proses belajar mengajar yang lebih sistematis, dan disamping itu akan lebih terarah dalam menilai suatu pelajaran yang telah dilaksanakan.

1.         Model Perencanaaan Pembelajaran Menurut Para Ahli

a)        Model Glaser

Model ini merupakan model pokok tentang proses mengajar. Model lainnya pada dasarnya adalah perluasan dari model pokok ini. Model pokok tersebut dalam bentuk skema adalah sebagai berikut:

Pada model ini terdapat empat komponen penting. Untuk masing masing komponen itu, guru sebagai pengelola proses belajar harus mengambil keputusan. Jadi dalam merencanakan suatu pelajaran guru harus menetukan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa pada akhir suatu pembelajaran (komponen A). Sehubungan dengan situasi permulaan (komponen B) guru harus memutuskan bagaimana situasi permulaan siswa,guru dan sekolah. Berkenaan dengan prosedur instruksional (komponen C) guru harus menentukan strategi apa yang akaan dipakaiagar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Sehubungan dengan penilaian performance (komponen D) guru harus memutuskan cara dan alat yang tepat untuk menetukan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b)        Model J.E. Kemp

Menurut J.E. Kemp (1994 : 14)ada sepuluh unsur yang harus diperhatikan di dalam membuat suatu perencanaan pengajaran.Kesepeluh unsur tersebut digambarkan oleh Kemp dengan mempergunakan bentuk bulat telur sehingga lebih fleksibel, karena antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut :

Kalau dibandingkan dengan model pokok dari Glaser, model Kemp ini merupakan model yang lebih luas. Perluasan terutama pada ”prosedur instruktural”. Menurut model ini guru harus mengambil keputusan dalam hal berikut:

a.         Tujuan umum yang akan dicapai dari topik yang dipilih.

b.        Tujua khusus apa yang ingin dicapai

c.         Prosedur pembelajaran yang bagaimana yang paling sesuai untuk mencapai tujuan:

·         Materi mana yang sesuai untuk mencapai tujuan.

·         Alat apa yang akn digunakan untuk mengetahui, sejauh mana siswa telah mengetahui tentang materi yang akan di sajikan.

·         Kegiatan belajar mengajar yang bagaimanakah yang harus diusahakan sehinnga siswa belajar sesuatu.

·         Alat belajar mengajar apa yang harus digunakan untuk membantu terjadinya proses belajar secara efektif.

d.        Bagaimana mengetahui bahwa tujuan tercapai, bagaimana caranya dan apa alatnya.

c)      Model V. Gelder

Enam langkah model pembelajaran Van Gelder

1)        Tujuan Instruksional

Tujuan  instruksional merupakan langkah  pertama  yang harus  dirumuskan  dari  suatu  pembelajaran.   Tujuan instruksional  merupakan  harapan yang  ingin  dicapai warga  belajar seletah warga beljar mempelajari  bahan ajar. Tujuan pembelajaran mencakup tujuan pembelajaran secara  umum, dan tujuan pembelajaran  secara  khusus/ spesifik.   

2)  Analisis situasi kelas

Situasi  kelas adalah situasi warga belajar yang  akan mengikuti  suatu kegiatan pembelajaran. Mengapa  harus dianalisis?  Hal ini perlu, karena agar tidak  terjadi kerugian. Kerugian sering terjadi manakala guru/perencana pembelajaran salah menaksir situasi kelas.  Kesalahan  terjadi pada kasus pemilihan  bahan,  pemilihan alat pembelajaran, dan penentuan tujuan.

Kasus pemilihan bahan yang terlalu sulit atau  terlalu mudah  kedua-duanya tetap merupakan kerugian.  Terlalu sulit,  akibatnya  warga belajar  tidak  memahami  isi pembelajaran  dan warga belajar tidak  dapat  mencapai tujuan  pembelajaran. Terlalu mudah,  akibatnya  warga belajar tidak serius beljara. Warga belajar menganggap enteng,  menganggap kurang perting, karena bahan  yang diajarkan telah dimilikinya.

Pemilihan  alat  pembelajaran  untuk  membantu   warga belajar mencapai tujuan pembelajaran. Suatu kelas  ada yang harus, ada yang stengah harus, dan ada pula  yang tidak  perlu  menggunkan alat  pembelajaran.  Hal  ini tergantung  pada bahan yang akan diajarkan,  dan  cara pengajaran yang digunakan.

Penentuan  tujuan  harus  disesuaikan  dengan  keadaan warga  belajar. Tujuan yang dirumuskan  tidak  terlalu rendah dan tidak terlalu muluk. Terlalu rendah  mengakibatkan  warga  belajar tidak  dipacu  untuk  belajar keras. Terlalu tinggi juga menimbulkan masalah,  warga belajar  sulit mencapi tujuan pembelajar, dengan  kata lain warga belajar berhasil.

3)  Kegiatan pengajar dan warga belajar

Setelah  penentuan tujuan instruksional dan  penentuan  karakteristik kelas  berdasarkan hasil analisis,  maka harus ditentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pengajar dan kegiatan yang harus dilaksanakan  warga  belajar. Baik  kegiatan  pengajar,  maupun kegiatan  warga belajar harus merupakan suatu  sistem. Kegiatan  ini  termasuk kegiatan  interaksi,  di  satu pihak  guru mempengaruhi warga belajar  agar  belajar, dan di pihak laim kegiatan warga belajar yang  mempengaruhi kegiatan/taktik guru. Jadi ada kegiatan  timbal baik. Kegiatan timbal balik ini dirumuskan dalam suatu kegiatan pembelajaran (kegiatan guru dan murid).

4)  Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dirumuskan setelah jelas  kegiatan yang  akan  ditempuh baik oleh pengajar,  maupun  oleh warga  belajar.  Materi pembelajaran  diarahkan  untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh rumusan  tujuan instruksional.

5)  Alat Pembelajaran

Alat  pembelajaran  ditentukan  dan  dipilih   setelah materi pembelajaran disusun. Memang, alat pembelajaran dipilih untuk tujuan memperjelas bahan yang disajikan. Apabila  bahan  yang disajikan  mudah  dipahami  warga belajar,  maka  warga belajar  untuk  mencapai  tujuan peluangnya  lebih  besar. Alat  pembelajaran  membantu warga belajar yang memrlukan penjelsan selain penjelasan secara verbal.

6)  Evaluasi dan Revisi

Langkah  terakhir ialah mengadakan  evaluasi  terhadap warga belajar. Evaluasi dilaksanakan untuk  mengetahui tingkat penguasaan warga belajar terhadap materi  yang telah disampaikan. Dari evaluasi akan diperoleh  suatu hasil. Hasil inilah yang menjadi bahan penentu  apakah perlu  diadakan  revisi, apakah  tidak  usah  diadakan revisi.  Hal  ini  ada  dua  kemungkinan.  Kemungkinan pertama, apabila hasil bembelajaran yang dicapai warga belajar  kurang baik, maka revisi wajib  dilaksanakan. Sedangkan,  apabila hasil evaluasi  menunjukkan  angka yang baik, maka tidak usah diadakan revisi.

Namun kalau dibandingkan dengan model J.E. Kemp. Terdapat beberapa perbedaan. Model tersebut adalah sebagai berikut :

·      Pada model ini ”Karakteristik Siswa” disebut ”Analisis Situasi” sehubungan dengan komponen ini guru tidak hanya mengaambil keputusan tentang siswa yang akan diajar, tetapi juga tentang kondisi yang ada di sekolah yang dapat menunjang terjadinya proses belajar dan tentang guru.

·      Komponen kegiatab guru dan siswa dipisahkan secaar nyata. Selain daripada itu komponen kegiatan guru,kegiatan siswa, materi pelajaran, alat/bahan harus dibuat dalm matrik sehunnga mudah dibaca secara horizontal.

2.         Model Perencanaaan Pembelajaran sistemik

Suatu model perencanaan pengajaran sistemik, mengandung beberapa langkah yaitu :

1)        Identifikasi tugas-tugas.

Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang mennjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena itu, perlu dibuat suatu Job description (rincian tugas) secara cermat dan lengkap.

2)        Analisis tugas

Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang lebih terperinci. Setiap dimensi tugas dijabarkann seemikian rupa yang mencerminkan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh lulusan

3)        Penetapan kemampuan

Langkah ini sejalan dengan langkah yamg telah dilaksanakan sebelumya. Setiap kemampuan hendaklah didasarkan kepada kriteria kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan-kemampuan itu haruslah relaven denga tuntutan kerjadan keperluan masyarakat.

4)        Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap

Setiap kemampuan yang harus dimiliki siswa perlu dirinci dalam pengetahuan apa dan keterampilan apa saja yang harus dikuasai.

5)        Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan

Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan. Jenis-jenis pendidikan dan atau latihan-latihan apa yang sewajarnya disediakan dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan belajar teoritik dan praktek/latihan lapangan.

6)        Permusan tujuan

Tujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifat umum sebagi tujuan kulikuler dan tujuan yang dirumuskan harus koherendengan kemampuan-kemampuan yangbhendak dikembangan.

7)        Kriteria keberhasilan program

Kriteria ini sebagai indikator keberhasilan suatu program. Keberhasilan ditandai oleh ketercapaian tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan. Tujuan-tujuan program dianggap tercapai jika lulusan dapat menunjukkan kemampuannya melaksanakan tugas yang ttelah ditetapkan.

8)        Organisasi sumber-sumber belajar

Langakh ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan sehubungan dengam pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentuan.

9)        Pemilihan strategi pengajaran

Titik berat anaalis pada langkah adalah penentuan srategi an metode yang akan digunakan untuk mencapai tuuan kemampuan yang diharapkan. Perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dan dalam benttuk barisan tatap muka.

10)    Uji lapangan program

Uji coba program yang telah didesain dimaksudkan untuk melihat kemungkinan pelaksanaannya. Melalui uji coba secara sistematis dapat dinilai kemungkinan keberhasilan.

11)    Pengukuran rehabilitas program

Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan. Berdasarkan pengukuran itu dapat diperiksa sejauh mana efektivitas program,validitas dan rehabilitas alat ukur.

12)    Perbaikan dan penyesuaian

Langakh ini merupakan tindak lanjut setelah dilaksanakan uji coba dan an pengukuran. Perbaikan dan adaptasi program barangkali diperlukan guna menjamin kohherensi, konsumsi, dan monitoring sistem.

13)    Pelaksanaan program

Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah ini didasari oleh satu asumsi bahwa rancangan program yang telah di desain secara cermat dan telah mengalami uji coba serta perbaikan dapat dipublikasikan dan dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas.

14)    Monitoring program

Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara terus dan berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program.

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang telah kami petik dalam makalah ini yaitu:

1.        Perencanaan pembelajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah pembelajaran, perencanaan itu sendiri,pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.

2.        Model-model perencanaan pembelajaran terbagi menjadi 2 yaitu:

·      model perencanaan pembelaaran yang telah dirumuskan oleh para ahli yang terkemuka dibidangnya

·      model perencanaan pembelajaran sistemik

Artikel Mengapresiasi Karya Seni Tari Tradisional

Artikel Mengapresiasi Karya Seni Tari Tradisional - Seni tari merupakan seni yang sudah ada sejak lama dan terus berkembang hingga saat ini. Tarian sendiri merupakan gerakan indah yang dipadukan dengan gerakan lain, sehingga membentuk suatu kesatuan yang harmonis dan indah.
Mungkin bagi sebagian orang menari bukanlah hal yang sulit, namun pastinya pada mulanya anda membutuhkan banyak latihan dan waktu yang tidak sebentar untuk menguasai sebuah tarian.
Menari juga sangatlah menyenangkan, selain sebagai sarana hiburan menari juga bisa melepaskan pikiran kita dari berbagai stress dan ketegangan dalam hidup. Namun, selain menari anda juga bisa mengapresiasi karya seni tari.
Sebenarnya, tarian ini sendiri juga terbagi ke dalam dua jenis, yaitu tari lepas dan drama tari. Tari lepas merupakan tarian yang menunjukkan sebuah pristiwa yang berlatar belakang sebuah cerita yang kemudian ditunjukkan dalam bentuk tarian.
Sedangkan drama tari merupakan suatu pertunjukkan yang diungkapkan melalui media tari dan dialog antar para penarinya. Tentunya akan sangat menarik bila anda bisa melihat tarian sekaligus dialog dalam suatu waktu.
Tari nusantara sendiri mungkin sudah tidak asing lagi bagi anda, contoh tari nusantara yang cukup populer adalah tari saudati, tari kipas, tari jegog, dan tari latimasa. Mengapresiasi karya seni tari memang tidak mudah, namun cukup menarik untuk dilakukan.
Apresiasi sendiri berarti merupakan salah satu kegiatan yang bisa menumbuhkan dan mengembangkan rasa ingin memiliki, rasa mencintai, dan menghayati sebuah karya seni. Untuk lebih jelas mengenai mengapresiasi karya seni tari, simaklah uraian yang akan disajikan berikut ini.
•    Karya seni tari
 Pada umumnya, untuk mengapresiasi karya seni tari anda membutuhkan sumber atau pedoman untuk melakukan hal tersebut. Ada beberapa cara untuk mendapatkan sumber tersebut, yaitu dengan mengoleksi karya seni tari tersebut, baik dalam bentuk CD atau tape.
Ada beberapa manfaat yang dapat anda peroleh dari mengoleksi sebuah karya seni tari, di antaranya adalah :
-         Dapat menumbuhkan rasa cinta pada karya seni, sehingga memotivasi kita untuk terus mengembangkannya
-         Memberikan motivasi dan rangsangan untuk berkreasi sendiri dengan cara mengapresiasi karya seni tari
-         Memperluas cara pandang terhadap sebuah karya seni
Sebuah tarian yang baik, biasanya dilakukan setelah melakukan berbagai peecobaan, baik melihat keharmonisan gerakan jika dilakukan secara berkelompok ataupun keindahan suatu gerakan yang dihasilkan.
Memang tidak mudah untuk menciptakan sebuah tarian, dibutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Namun, hasilnya akan memuaskan batin anda dan batin para penikmatnya.
•    Bentuk penyajian tari
 Banyak sekali tarian yang bisa anda sajikan kepada para penonton, baik anda lakukan secara perorangan ataupun berkelompok. Sebuah tarian biasanya ditunjukkan pada acara tertentu, misalnya pesta, pementasan, acara sekolah dan lainnya.
Mungkin kebanyakan dari anda akan merasa malu untuk mementaskan tarian hasil dari mengapresiasi karya seni tari anda kepada orang banyak, namun perlu anda ketahui bahwa menari ini sendiri merupakan bentuk pengekspresian diri kita kepada orang lain.
Adapun beberapa bentuk penyajian tarian yang sering kita jumpai, yaitu :
-         Tari tunggal, yang merupakan sebuah tarian yang disajikan oleh seorang penari saja, misalnya tari pendet, tari gunung sari, dan tari panji semirang
-         Tari rakyat, merupakan sebuah tarian yang penyajiannya ditarikan oleh dua orang penari, misalnya tari payung, tari piring, tari saman, tari tayub, dan tari retno tinanding
-         Tari masal atau kelompok yang merupakan tarian yang disajikan lebih dari dua orang penari. Misalnya wayang orang, ludrug, tari klasik, sendrati, drama tari, tari kiprah, dan tari lenso
Jenis tarian ini sendiri terbagi ke dalam 4 aliran, yaitu tari rakyat, tari tradisional, tari klasik dan tari modern. Adapun beberapa tujuan dari mengapresiasi karya seni tari, yaitu :
-         Mencintai lingkungan budaya setempat kita
-         Memotivasi diri kita agar berkarya lebih baik lagi
-         Menghargai hasil karya orang lain dengan tidak melakukan pembajakan atau peniruan
-         Menghargai lingkungan sekitar kita.
Inilah sekilas mengenai mengapresiasi karya seni tari. Semoga bermanfaat

Sumber : http://ujiansma.com

Contoh soal PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru)

 Contoh soal PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru)

1.Ciri-ciri khas guru yang mempunyai tanggung jawab pribadi yang tinggi, kecuali :
a. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya secara tuntas
b. Selalu berusaha menghasilkan yang terbaik
c. Merasa bertanggung jawab atas semua yang dihasilkannya baik yang buruk atau yang jelek
d. Sering menyalahkan orang lain dan kondisi, kalau ada hal-hal yang kurang tepat salah

2.Contoh pribadi guru yang melaksanakan tugasnya secara profesional, diantaranya :
a. Setiap hari datang ke sekolah selalu pagi
b. Melaksanakan peran guru sepanjang waktu
c. Membuat jurnal harian
d. Membimbing anak les

3.Makna dari Kode Etik guru Indonesia yang harus difahami guru, kecuali :
a. Sebagai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru
b. Sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas
kepribadiannya.
c. Pedoman berperilaku di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat
d. Merupakan alat yang amat penting untuk menuntut hak profesional para anggota profesi
keguruan

4.Etos kerja yang perlu dipahamidan dijadikan budaya kerja bagi guru karena beberapa alasan,
kecuali :
a. Kerja itu rahmat, oleh karena itu guru perlu jiwa besar, pikiran luas, hati baik, sumber berkah,
suka cita, ikhlas, bersyukur
b. Kerja itu amanah, oleh karena itu guru harus adil, benar, jujur, aman terpercaya,
bertanggung jawab, pembangun dan pengembang
c. Kerja itu panggilan, oleh karena itu guru harus responsif, ekspresif, unik, khas,
berintegrasi, tumbuh menjadi bigger-higher, dan better.
d. Kerja itu seni, oleh karena itu guru harus pandai bernyanyi, menari dan suka berpenampilan
indah

5.Beberapa komitmen yang harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh guru , berkaitan
dengan gelar profesional yang disandangnya, kecuali :
a. Selalu belajar mengembangkan pengetahuan dari berbagai sumber
b. Mengembangkan kurikulum sesuai kemampuan
c. Selalu memperhatikan keragaman latar belakan keluarga peserta didik
d. Memenuhi kebutuhan individual dalam belajar di kelas maupun di area sekolah

6. PAKEM merupakan singkatan dari :
a. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Ekonomis dan Menyenangkan
b. Pendidikan Aktif, Kreatif Efektif dan Menyenagkan
c. Pembinaan Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
d. Pembelajaran Aktif, Kreatif namun tetap Efektif dalam suasana yang menyenagkan

7. Salah satu ciri PAKEM adalah :
a. Dominan menggunakan metode ceramah
b. Sumer belajar utama adalah buku paket
c. Lingkungan sebagai sumer belajar
d. Pembelajaran erpusat pada guru

8. Salah satu cri pembelajaran yang erpusat pada guru adalah :
a. Siswa sktif
b. Guru menciptakan pembelajaran yang menantang
c. Jawaban siswa harus sama dengan guru
d. Metode pembelajaran ervariasi

9. Pembelajaran yang erpusat pada guru dapat mengakibatkan :
a. Motivasi belajar anak meningkat
b. Siswa kurang dapat bekerja sama
c. Guru menjadi kreatif
d. Pembelajaran bermakna

10. Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM adalah :
a. Guru memahami anak secara perorangan
b. Memanfaatkan uku paket sebagai sumber belajar
c. Menyamakan aktif fisik dengan aktif mental
d. Guru tidak memberikan umpan balik

11. Berikut ini adalah hal-hal yang harus termasuk dalam abstrak, kecuali :
a. Tujuan penelitian
b. Metode penelitian
c. Daftar pustaka
d. Kesimpulan

12. hal yang penting disampaikan pada latar belakang masalah adalah :
a. Masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
b. Upaya apa yang pernah dilakukan
c. Apa akibatnya bila masalah itu tidak segera diselesaikan
d. Semua benar

13. Pada bagian hasil dan pembahasan, yang perlu disampaikan secara rinci adalah :
a. Keadaan yang terjadi selama dilakukan tindakan
b. Metode penelitian
c. Latar belakang masalah
d. Deskripsi tentang teori-teori yang digunakan

14. Pada bagian kesimpulan harus menjawab :
a. Manfaat penelitian
b. Tujuan penelitian
c. Masalah penelitian
d. Metode penelitian

15. Lampiran penelitian meliputi :
a. RPP
b. Foto
c. Hasil Instrumen
d. Semua benar

16. Penyusunan RPP merupakan penjabaran dari silabus. Prinsip ini didasarkan pada teori :
a. Sitem
b. Belajar
c. Pembelajaran
d. Komunikasi

17. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator digunakan untuk mengembangkan komponen silabus, kecuali :
a. Tujuan
b. Materi
c. Strategi
d. Evalusi

18. Langkah pertama menyusun RPP sebelum mengembangkan komponen pokok RPP :
a. Menuliskan standar kompetensi
b. Mengidentifikasi identitas mata pelajaran
c. Menuliskan judul mata pelajaran
d. Mengidentifikasi materi pokok

19. Bahan ajar yang ersifat self contained (bahan belajar mandiri) dirancang dengan
komponen sistem pemelajaran, kecuali :
a. Tersedia petunjuk guru dan petunjuk siswa
b. Tersedia tujuan, materi, latihan dan formatif
c. Tersedia kunci jawaban dan umpan balik
d. Tersedia lembar jawaban

20. Lembar Kerja Siswa (LKS) dikembangkan berdasarkan komponen di dalam silabus dan RPP :
a. Tujuan pembelajaran
b. Materi pembelajaran
c. Kegiatan belajar siswa
d. Strategi pembelajaran

21. Kalimat yang menunjukan adanya bilangan kardinal adalah :
a. Rony memperoleh nilai tertinggi dalam tes matematika
b. Riana mempunyai tiga anjing
c. Rerata nilai UASBN matematika tahun ajaran 201 1/2012 merupakan nilai terendah yang
dicapai SD Pesisir
d. Hanya siswa dengan nomor tes akhir yang tidak mendapat hadiah

22. Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika SD mengiindikasikan b ahwa pembelajaran diberikan melalui :
a. Matematika horisontal
b. Matematika vertikal
c. Objek langsung matematika
d. Konteks yang dekat dengan anak

23. Pemelajaran matematika yang menerapkan konsep DAP merupakan pemelajaran yang
berpijak pada dua kesesuaian, yakni kesesuaian :
a. Objek langsung dan tidak langsung matematika
b. Matematika horisontal dan vertikal
c. Usia dan karakteristik individual
d. Pengetahuan konseptual dan prosedural

24. Pembelajaran bilangan dapat diajarkan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
a. Memandingkan banyak benda
b. Membilang benda secara bermakna
c. Memanipulasi benda yang menunjukkan banyak dan urutan benda
d. Membilang benda secara hapalan

25 Model yang tidak dapat digunakan untuk menjelaskan konsep operasi bilangan adalah :
a. Himpunan
b. Luas
c. Panjang
d. Volume

26. Yang dimaksud IPA sebagai pruduk adalah :
a. Kumpulan pengetahuan hasil temuan ahli IPA
b. Teknologi yang dikembangkan seagai hasil terapan IPA
c. Keterampilan yang lengkap mendapatkan IPA
d. Berbagai sikap ilmiah yang dikembangkan melalui telaah IPA

27. Keterampilan komunikasi dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA melalui :
a. Menusun penelitian
b. Merumuskap hipotesis
c. Dapat membuat kesimpulan
d. Mengajukan hipotesis

28. Di Bawah ini yang merupakan sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA di SD adalah :
a. Kemampuan prediksi
b. Menghargai pendapat teman
c. Dapat membuat kesimpulan
d. Mengajukan hipotesis

29. Alasan pembelajaran IPA tak cukup hanya diajarkan dengan ceramah :
a. Materi pembelajaran IPA di SD terlalu anyak
b. Pembelajaran IPA selalu harus dieksperimenkan
c. Selalu tersedia alat IPA yang memadai di sekolah
d. Tidak membelajarkan siswa keterampilan proses

30. Yang termasuk keterampilan proses menengah adalah :
a. Mengukur suatu besaran dengan alat ukur tertentu
b. Membandingkan satu objek dengan objek lain
c. Mengelompokkan berdasarkakriteria tertentu
d. Mengajukan prediksi atasberbagai kemungkinan

31. Yang dimaksud dengan IPA sebagai pruduk adalah :
a. Pemerolehan IPA melalui metode ilmiah
b. Konsep-konsep IPA hasil temuan ahli IPA
c. Produk-produk IPA seperti barang-barang teknologi
d. Sikap ilmiah yang dikembangkan melalui pembelajaran IPA

32. Salah satu contoh keterampilan proses IPA adalah :
a. Ingin sesuatu yang baru
b. Berfikir bebas
c. Disiplin
d. Komunikasi

33. Salah satu contoh sikap ilmiah pada pembelajaran IPA adalah :
a. Bertanggung jawab
b. Melakukan eksperimen
c. Mengajukan hipotesis
d. Membuat kesimpulan

34. Keuntungan pendekatan keterampilan proses jika diterapkan pada pembelajaran IPA :
a. Berkembangnya jumlah pertanyaan pada anak
b. Guru tidak perlu terlalu aktif dalam mengajar
c. Alat yang digunakan tersedia di sekitar anak
d. Sekaligus dapat mengajarkan IPA sebagai produk

35. Lingkungan tepat digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD karena :
a. Lingkungan merupakan sumber belajar
b. Sesuai dengan objek pembelajaran IPA
c. Guru tidak perlu bersusah payah
d. Harganya sangat murah

36. Pembelajaran IPA sejalan dengan metode ilmiah adalah :
a. Anak diberi penjelasan semua konsep yang dipelajari
b. Anak diberi ceramah lalu melakukan percobaan
c. Anak dibiarkan untuk melakukan percobaan sendiri
d. Anak melakukan percobaan lalu diajak menyimpulkan

37. Penerapan prinsip belajar berkesinambungan pada pembelajaran IPA adalah :
a. Belajar sepanjang hari
b. Belajar dengan pengamatan
c. Belajar dari contoh yang sulit terlebih dahulu
d. Belajar dari pengamatan baru kesimpulan

38. Melalui kurikulum, sekolah Dasar telah mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang memiliki
tujuan agar :
a. Sedini mungkin peserta didik dapat beradaptasi dalam kehidupannya
b. Mengenal hakikat pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
c. Dapat membentuk manusia bejiwa sosial
d. Memamhami hakikat kehidupan sosial

39. Perana Ilmu Pengetahuan Sosial diharapkan dapat :
a. Mendorong peradaban manusia dalam kehidupannya
b. Memecahkan berbagai maslah kehidupan yang dihadapinya
c. Menangani masalah sosial dalam kehidupan
d. Membentuk anak menjadi anggota masyarakat sosial

40. Fungsi Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) dalam pandangan pendisikan dasar, yang pertama dan
utama adalah :
a. Membangun fondasi anak sebagai anggota masyarakat dan mkhlukindividu
b. Menyiapkan masyarakat didik dalam era global
c. Peletak dasar kesadaran diri para siswa sebagai makhluk individu (carracter building)
d. Melandasi diri anak dengan pengetahuan tentang dunia beserta peradabannya.

41. Karakteristik mata p-elajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD adalah sebagai mata pelajaran yang lebih mengarah pada :
a. Pembentukkan karakter (carracter building) sejak awal pendidikan dasar
b. Mengembangkan kepribadian sebagai anak bangsa yang memiliki derajat sama dalam kehidupan
c. Penyadaran diri sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu yang merdeka
d. Pembentukan peserta didik dalam lingkungannya, terhadap berbagai aktifitas kehidupan
manusia sampai peradabannya.

42. DAP (Depelopmentally Appropiate Practice) merupakan prinsip-prinsip kesesuaian dalam pendekatan pembelajaran yang efektif. Prinsip tersebut meliputi :
a. Usia, motivasi dan kebutuhan anak
b. Kebutuhan, kemampuan dan karakter anak
c. Perkembangan, motivasi dan usia anak
d. Perkembangan, kemampuan dan kebutuhan anak

43. Diperhatikan dari sifatnya materi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tergolong sebagai pengetahuan yang :
a. Dinamis
b. Statis
c. Fleksibel
d. Normative

44. Pentingnya sejak usia sekolah dasar diberikan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
supaya:
a. Anak didik mengenal lingkungan hidup sekitarnya
b. Anak didik dspst menjadi anggota masyarakat yang baik
c. Anak didik menguasai hakikat ilmu sosial
d. Anak didik dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat hidupnya

45. Makna mendasar dari pengenalan anak didik sebagai anggota masyarakat adalah sebagai
proses ?
a. Penyadaran terhadap keberadaan dirinya dalam lingkungan kehidupan
b. Penanaman nilai ilmu sosial kemasyarakatan
c. Transfer ilmu pengetahuan dasar tentang hakikat ilmu sosial
d. Pendewasaan dalam mensikapi kehidupan bermasyarakat

46. Menurut Piaget perkembangan moral anak usia SD melalui dua tahap yaitu :
a. Heterogen dan homogen
b. Aouto dan introvet
c. Extrovet dan introvet
d. Auto nomous dan heteronomous

47. Pada saat anak telah menyadari bahwa aturan dan hukum diciptakan manusia, secara prinsip dalam pandangan ilmu pendidikan, berarti anak tersebut telah memiliki tahap perkembangan :
a. Otonomi
b. Self direction
c. Aoutnomous
d. Heteronomous

48. Tokoh perkembangan moralitas manusia yang mengatakan bahwa anak mengalami
penalaran moral secara konvensional adalah :
a. Piaget
b. Kohlberg
c. Bandura
d. Ki Hajar Dewantoro

49. Pendidikan Kewarganegaraan disebut juga sebagai pendidikan untuk :
a. Carracter Building
b. Civil Education
c. Life Adjustment Education
d. self Awareness Education

50. Pendekatan pembelajaran yang dipandang sangat tepat untuk mengajarkan Pendidikan
Kewarganegaraan bagi anak usia SD kelas awal, diantaranya adalah :
a. selalu mengaitkan materi dengan masalah kontekstual
b. pemberian contoh sebagai upaya ilustrasi materi pembelajaran
c. disesuaikan dengan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar
d. pembelajaran yang menyenangkan bagi anak

51. Selain kita mengenal semboyan “Bhineka Tunggal Ika” sebenarnya istilah itu dilengkapi
dengan semboyan “Tan Hana Darma Mangrwa”
Makna dari semboyan kedua adalah :
a. tidak ada pengorbanan yang kedua
b. tiada pengabdian yang mendua
c. tidak ada cita-cita ganda
d. tidak ada cita-cita untuk bercerai/hancur

52. Hak azasi manusia hampir di seluruh dunia pada dasarnya masih terampas oleh pihak-pihak
yang selalu ingin berbuat serakan dan menindas, sampai pada akhirnya ada sebuah deklarasi
sedunia tentang pengakuan hak azasi tersebut yang dikenal dengan :
a. Piagam Magna Charta
b. Declaration of Indefendent
c. Universal Declaration of Human Right
d. United Nation of Human Right

53. Pak Andi seorang guru menceritakan cerita “Dewi Sri” kemudian guru menugaskan siswa
membuat garis-garis besar cerita. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan :
a. Menyimak ekstensif
b. Menyimak kritis
c. Menyimak sekilas
d. Menyimak cepat

54. Pada suatu hari Bu guru Wati menugaskan murid-muridnya masuk ke perpustakaan. Lalu
meminta muridnya membaca buku dan melaporkan apa yang sudah dibaca. Jenis membaca
yang dilakukan oleh murid Bu Wati adalah :
a. Membaca pemahaman
b. Membaca indah
c. Membaca pustaka
d. Membaca cepat

55. Dalam membaca tehnik yang harus diperhatikan adalah :
a. Penguasaan lafal, jeda, lagu dan intonasi
b. Pemahaman isi bacaan
c. Kecepatan pemahanan isi bacaan
d. Penguasaan struktur bahasa

56. Kompetensi utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa adalah :
a. Siswa menguasai kaidah-kaidah kebahasaan
b. Siswa menyenangi bahasa Indonesia
c. Siawa terampil berkomunikasi
d. Siswa mengagumi bahasa Indonesia

57. Pendekatan yang menekankan pada kompetensi berkomunikasi pada pembelajaran bahasa adalah pendekatan :
a. Pendekatan keterampilan proses
b. Pendekatan komunikatif
c. Pendekatan whole language
d. Pendekatan pragmatik

58.Pendekatan Whole Language dalam pembelajaran bahasa menekankan pada pembelajaran
bahasa secara :
a. Utuh
b. Alamiah
c. Komunikatif
d. a dan b benar

59.”Siswa mampu memahami informasi yang disampaikan secara lisan’. Tujuan pembelajaran
tersebut merupakan tujuan dari keterampilan berbahasa :
a. membaca
b. berbicara
c. menyimak
d. mendengarkan

60. Proses belajar menulis bersifat nonlinear, maksudnya adalah :
a. menulis harus mulai dari teori
b. dalam menulis praktek dulu teori belakangan
c. kegiatan menulis dapat dimulai dari yang disenangi siwa
d. proses menulis tidak harus ada urutan-urutan tertentu dari a-z

Definisi kebudayaan menurut para ahli

Definisi kebudayaan menurut para ahli

Kebudayaan itu ibarat sebuah lensa dimana seperti hal nya saat kita menggunakan lensa, untuk meneropong sesuatu kita harus memilih suatu objek tertentu yang akan dilihat secara fokus. Beberapa orang awam mengartikan kebudayaan merupakan sebuah seni. Padahal sebenarnya kebudayaan itu bukan hanya sekedar seni. Kebudayaan melebihi seni itu sendiri karena kebudayaan meliputi sebuah jaringan kerja dalam kehidupan antar amnusia .
Berikut ini adalah definisi dan pengertian kebudayaan menurut beberapa ahli:

1. EDWARD T. HALL
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan

2. IRIS VARNER & LINDA BEAMER
Kebudayaan adalah sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang

3. LARRY A. SAMOVAR & RICHARD E. PORTER
Kebudayaan dapat berarti simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi.

4. GUDKUNTS & KIM
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar

5. LEVO - HENRIKSSON
Kebudayaan meliputi semua aspek kehidupan kita setiap hari, terutama pandangan hidup - apapun bentuknya - baik itu mitos maupun sistem nilai dalam masyarakat

6. ROOS
Kebudayaan merupakan sistem gaya hidup dan merupakan faktor utama bagi pembentukan gaya hidup

7. RENE CHAR
Kebudayaan adalah warisan kita yang diturunkan tanpa surat wasiat

8. IGNAS KLEDEN
Kebudayaan adalah nasib dan baru kemudian kita menanggungnya sebagai tugas

9. C.A VAN PEURSEN
Kebudayaan merupakan gejala manusiawi dari kegiatan berfikir (mitos, ideologi, dan ilmu), komunikasi (sistem masyarakat), kerja (ilmu alam dan teknologi), dan kegiatan-kegiatan lain yang lebih sederhana

10. GEERTZ
Kebudayaan adalah yang mengitari kita, yang menyerbu setiap aspek kehidupan. Budaya serentak konkret dan tersebar, dalam dan dangkal

11. KARL MARX
Kebudayaan adalah teori anti kebudayaan

12. SELO SOEMARDJAN & SOELAIMAN SOEMARDI
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide yang ada dalam pikiran manusia dalam pengalaman sehari hari yang sifatnya abstrak

13. KROEBER dan KLUCKHOHN
Budaya menurut definisi deskriptif:
cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang kajian) yang membentuk budaya
Budaya menurut difinisi historis :
cenderung melihat budaya sebagai warisan yang dialihturunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya
Budaya menurut definisi normatif:
bisa mengambil 2 bentuk. Yang pertama, budaya adalah aturan atau jalan hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakn yang konkret. Yang kedua, menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku
Budaya menurut definisi psikologis:
cenderung memberi tekanan pada peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar, atau memenuhi kebutuhan material maupun emosionalnya
Budaya menurut definisi struktural:
mau menunjuk pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya adalah abstraksi yang berbeda dari perilaku konkret
Budaya dilihat dari definisi genetis:
definisi budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu bisa eksis atau tetap bertahan. Definisi ini cenderung melihat budaya lahir dari interaksi antar manusia dan tetap bisa bertahan karena ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya

14. LEHMAN, HIMSTREET, dan BATTY
Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri

15. MOFSTEDE
Budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya. Dalam hal ini, bisa dikatan juga bahwa budaya adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia

16. BOVEE dan THILL
Budaya adalah system sharing atas simbol - simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku

17. MURPHY dan HILDEBRANDT
Budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian in juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya

18. MITCHEL
Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.

Dari beberapa definisi budaya menurut para ahli diatas, bisa diambil kesimpulan tentang beberapa hal penting  yang dicakup dalam arti budaya yaitu: sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma, simbol-simbol dan kepercayaan atau keyakinan merekamasing-masing.





Pengertian kementrian luar negeri, perwakilan demokratif dan konsuler

Pengertian Kementrian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri, disingkat Kemlu, (dahulu Departemen Luar Negeri, disingkat Deplu) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan luar negeri. Kementerian Luar Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Luar Negeri (Menlu) yang sejak tanggal 22 Oktober 2009 dijabat oleh Marty Natalegawa dan Wakil Menteri yang dijabat oleh Wardana sejak 19 Oktober 2011.
Kementerian Luar Negeri merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945. Kementerian Luar Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh presiden.
Menteri Luar Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.

Pengertian Perwakilan Diplomatik
Perwakilan Diplomatik adalah perwakilan yang kegiatannya mewakili negaranya dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negara penerima atau suatu organisasi internasional.
Menurut keppres No. 108 Tahun 2003 ttg Organisasi Perwakilan Diplomatik RI di Luar Negeri: Perwakilan diplomatik adalah kedutaan besar RI dan Perutusan Tetap RI yang melakukan kegiatan diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan/atau pada organisasi internasional untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara dan pemerintah RI.

Pengertian Perwakilan Konsuler
Perwakilan Konsuler adalah Konsulat Jenderal RI dan Konsulat RI yang melakukan kegiatan konsuler di wilayah kerja di dalam wilayah negara penerima untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara, dan pemerintah RI.

Identifikasi permasalahan pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar

Identifikasi permasalahan pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar

Masalah yang ditemui dalam setiap pembelajaran memang sangatkomplek. Masalah tersebut datangnya bisa dari kurikulum, guru, siswa, saranaprasarana, sumber belajar, dan lain-lain. Namun sayangnya banyak pendidik yang masih kurang peka terhadap permasalahan yang dihadapi.Berdasarkan pengalaman mengajar PKn, di sini penulis mencobamengidentifikasi permasalahan yang pernah penulis hadapi, yangmenyebabkan pembelajaran PKn cenderung kurang menarik, dianggap sepele,membosankan, dan bermacam-macam kesan negative lainnya. Masalah-masalah tersebut antara lain:
1.Kurikulum yang terlalu berat
Menurut penulis, konten atau muatan kurikulum PKn untuk tingkatSD terlalu tinggi dibandingkan dengan tingkat kemampuan anak usia SD.Misalnya saja untuk materi kelas VI SD semester II. Penulis ambil contohStandar Kompetensi: 2 Memahami system pemerintahan Republik IndonesiaKompetensi Dasar: 2.1 Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada2.2 Mendeskripsikan lembaga-lembaga negarasesuai UUD 1945 hasil amandemen 2.3 Mendeskripsikan tugas dan fungsipemerintahan pusat dan daerah
 Materi-materi tersebut selaain terlalu tinggi bagi siswa juga belummemiliki manfaat, urgensi, dan kegunaan bagi kehidupan siswa. Artinyakalaupun materi itu nanti dipelajari oleh siswa akhirnya sasaranya hanyapada aspek kognitif saja, tidak menyentuh kehidupan siswa
 2. Kurangnya kemampuan dalam menangkap kata kunci dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .
Dalam melakukan penelaahan terhadap SK dan KD selama inipenulis sendiri masih banyak kekeliruan. Akibatnya apa yang disampaikanmenjadi salah sasaran. Kesalahan tersebut misalnya terjadi pada StandarKompetensi kelas VI semester I.Standar Kompetensi: 1 Menghargai nilai-nilai juang dalam prosesperumusan Pancasila sebagai Dasar NegaraKompetensi Dasar:1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam prosesperumusan Pancasila sebagai Dasar Negara1.2 Menceritakan secara singkat nilai kebersamaandalam proses perumusan Pancasila sebagai DasarNegara1.3 Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yangberperan dalam proses perumusan Pancasilasebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hariKarena kesalahan dalam menangkap esensi dari SK dan KD makapembelajaran cenderung hanya mengarah pada pencapaian aspek kognitif.Seperti contoh SK dan KD di atas, selama ini penulis hanya menekankanpada bagaimana Proses Perumusan Pancasilanya saja (kognitif), sehingga ketika evaluasi pertanyaan yang muncul ya sekitar proses perumusanPancasilanya, misalnya “siapa tokoh yang merumuskan, tanggal berapa,bagaimana bunyi rumusannya”.
Kondisi semacam ini menyeababkan kompetensi yang diharapkandicapai oleh siswa justru terabaikan, misalnya bagaimana siswa mampu bagaimana menghargai perbedaan pendapat dalam suatu musyawarah, danbagaimana meneladani nilai juang para tokoh yang oleh siswa dapatdiaplikasikan dalam belajar. Dan ternyata ini juga terjadi pada tim penyusunsoal Ujian tingkat Kabupaten. Padahal kata kunci dari SK dan KD tersebut(Menghargai dan Nilai-Nilai Juang) maka pembelajaran akan menekankanpada aspek Afektif dan Perilaku siswa.
 3. Praktek mengajar konvensional
Pembelajaran PKn selama ini lebih banyak berlangsung denganpendekatan konvensional. Selama pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Siswa hanya menjadipendengar di dalam kelas, kemudian mengerjakan atau menjawab soal.Pembelajaran berlangsung monoton, dan guru menjadi satu-satunya sumberinformasi. Selain itu, dalam pembelajaran jarang yang menggunakan mediayang menunjang. Pembelajaran semacam ini jelas akan sangatmembosankan dan tidak menarik
 4. Pembelajaran tidak realitas ( kontekstual)
Materi PKn sebenarnya banyak yang bisa diajarkan sesuai realitaskehidupan siswa. Namun, dalam prakteknya karena sudah terbiasa mengajardengan ceramah, akhirnya,semua materi disajikan dalam bentuk ceramahdan Tanya jawab. Akibatnya apa yang didapat siswa sekedar apa yangdisampaikan oleh gurunya. Itupun kalau dapat terserap semua. Penulis ambilcontoh tentang materi kelas I semester II.Standar Kompetensi: 4 Menerapkan kewajiban anak di rumah dan disekolah
Kompetensi Dasar: 4.1 Mengikuti tata tertib di rumah dan di sekolah 4.2 Melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakatMateri ini sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan siswa. Jikamateri ini kemudian disajikan dengan ceramah saja, maka yang terjadi
kemudian kompetensi yang terdapat dalam Standar Kompetensi tersebuttidak akan tercapai. Tujuan pembelajaran lagi-lagi hanya mengarah padapencapaian kemampuan kognitif. Padahal materi ini menuntut adanyaaplikasi, bukan sekedar teori atau penerapan, bukan hafalan.
 5.Mengajar berdasarkan buku teks (Textbook centre)
Buku teks selama ini menjadi pegangan wajib. Jika kita mengajarhanya mengandalkan buku teks saja (tanpa menggunakan RPP) maka arahdan sasaran pembelajaran menjadi tidak fokus.
6. Evaluasi hanya mengarah pada aspek kognitif.
Sebagai dampak dari kesalahan dalam mengkap esensi SK dan KDserta penggunaan metode ceramah yang menjadi andalan, maka hasil belajaryang diharapkan akhirnya hanya bermuara pada pengetahuan. Padahal hasilbelajar seharusnya mencakup semua domain, yaitu kognitif, afektif, danpsikomotor.
B.SOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN DALAMPEMBELAJARAN PKn
1. Kurikulum disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa SD
Jika berbicara masalah kurikulum, karena ini menyangkutkebijakan pusat, maka di sini penulis hanya bisa menghimbau agarkurikulum PKn untuk tingkat SD disesuaikan dengan tingkat kemampuananak usia SD. Materi yang disajikan paling tidak mempunyai  kesesuaian
dengan tingkat usianya, mempunyai urgensi dan manfaat bagi kehidupansiswa. Seperti contoh materi tentang Pemilu dan Pilkada, menurut penulis materi tersebut belum waktunya diberikan pada tingkat SD, apalagi anak usia SD belum terlibat langsung dalam kegiatan Pemilu dan Pilkadatersebut.
 2. Menangkap esensi atau kata kunci dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dengan benar
Kesalahan dalam menangkap esensi dari SK dan KD akan sangatmempengaruhi penyusunan tujuan dan evaluasi. Kesalahan ini juga akanberdampak pada pencapaian kompetensi itu sendiri.Dalam menelaah SK dan KD kita harus mampu melihat danmembaca dengan cermat apa yang diinginkan dalam SK dan KD tersebut.Kalau kita sudah mampu menangkap kata kuncinya maka akan kitarumuskan indikator apa yang menunjukkan pencapaian kompetensi itu.Seperti contoh di depan, untuk Standar Kompetensi kelas VI semester Iyaitu Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasilasebagai Dasar Negara.Jika kita dapat menangkap kata kunci dalam SK ini makapenekananya bukan pada sejarah proses perumusan Pancasilanya, tetapilebih menekankan bagaimana siswa mampu menghargai nilai-nilai juangpara to
koh tersebut dan meneladaninya. Apa indikator dari “menghargai”dan “apa saja nilai-nilai juang” yang bisa dicontoh oleh siswa, misalnyatentang nilai kebersamaannya, semangatnya, menghargai perbedaanpendapat, dan lain-lain.Terkait dengan hal di atas, maka bentuk penilaiannya tidak harusdalam bentuk tes tertulis. Sehingga tidak akan terjadi lagi ketika evaluasipertanyaan yang muncul ya sekitar proses perumusan Pancasilanya,misalnya “siapa tokoh yang merumuskan, tanggal berapa, bagaimana bunyirumusannya”, yang semuanya hanya bersifat kognitif saja. Nilai-nilai afeksiyang sebenarnya menjadi arah dalam SK ini.
 3.Mengajar dengan pendekatan Konstruktivisme
Melaksanakan pendekatan pembelajaran Konstruktivisme akanbanyak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplor potensiyang ada dalam dirinya. Pendekatan ini juga akan memberikan ruang bagisiswa untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya, bukan diberi, sehingga  belajar akan lebih bermakna bagi dirinya. Siswa akan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, bukan sekedar menjadi pendengar.Dengan menggunakan multi metode, multimedia, dan multisumber, pembelajaran akan lebih menarik, menantang, dan bermakna bagisiswa. Pemilihan metode, media, dan sumber yang tepat juga akan sangatmempengaruhi keberhasilan dan kebermaknaan pembelajaran. Misalnyauntuk mengajarkan materi tentang Menghargai nilai-nilai juang dalamproses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Materi ini akan lebihtepat diajarkan dengan metode Bermain Peran atau menggunakan mediaFilm dari pada ceramah. Atau untuk melatih kemampuan berpikr kritis, kitabisa menggunakan Peta Konsep, Belajar Berdasarkan Masalah, atauProblem Solving.
 4. Belajar Berdasarkan Realitas
Belajar akan bermakna bagi siswa jika apa yang dipelajari adalahapa yang bermanfaat bagi kehidupannya. Peristiwa atau fenomena yangterjadi di lingkungan sekitar siswa bisa menjadi topik menarik untuk dipelajari. Dan ini akan dapat menumbuhkan kepedulian sosial siswa.Misalnya kasus
“kenakalan remaja” yang sering terjadi bias diangkat menjadi topik diskusi yang tepat untuk mengajarkan KD 4.3Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi dilingkungannya. Dengan mendiskusikan masalah ini siswa akan terlatihberpikir kritis terhadap fenomena yang terjadi dilingkunagnnya. Dengankemampuan berpikirnya itulah diharapkan siswa akan mampu menghadapisegala persoalan yang dihadapi baik sekarang maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang. Semua bermula dari Realitas.
 5. Mengajar harus memiliki persiapan (RPP)
RPP memegang peranan penting bagi guru dalam mengajar. RPPbisa diibaratkan Kompas atau penunjuk arah bagi guru untuk menentukan  ke mana pembelajaran akan dibawa. Jika seorang guru mengajar tanpamenggunakan RPP dan hanya mengandalkan buku teks, maka yang akanterjadi adalah proses belajar yang tidak terarah dan fokusnya tidak jelas,karena apa yang disampaikan guru hanya apa yang ada dalam buku tekstersebut. Segalanya perlu dipersiapkan.
6. Evaluasi bersifat Total (Kognitif, Afektif, Psikomotor)
Hasil belajar tidak hanya diukur dari kemampuan kognitif saja.Seperti telah dicontohkan di depan, bahwa untuk mengevalusi materi padaStandar Kompetensi: 4 Menerapkan kewajiban anak di rumah dan di sekolah, tidak cukup dievaluasi dengan membuat pertanyaan “ apa yangdimaksud kewajiban?”
Tapi lebih dari itu, siswa diharapkan memiliki sikapdan perilaku“ Bert anggung jawab” terhadap kewajibannya.
 Dalam mata pelajaran PKn Pengembangan nilai-nilai afeksi dandan karakter harus menjadi prioritas. Apalah artinya pandai secara akademik tanpa diimbangi dengan karakter dan akhlak yang mulia. Dalam rangkapengembangan nilai-nilai afeksi dan karakter ini, peran guru sangat penting,karena guru adalah figure yang banyak dicontoh oleh murid-muridnya,terutama untuk tingkat SD. Guru tidak cukup memberi contoh, tapi harusbisa menjadi contoh.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...