1. PENDAHULUAN
a. Sejarah Karate
Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate berasal dari ilmu beladiri Okinawa, atau Okinawa-te adalah seni beladiri asli setempat yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya, dan kemudian banyak dipengaruhi oleh teknik perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni beladiri dari China yang mengungsi ke Okinawa.
Seorang ahli ilmu beladiri lain yang sangat terkenal yang muncul pada zaman dinasti sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng (Thio Sam Haong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri kepada Shaolin Tsu, kemudian mengasingkan diri ke gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin Chuan hanya dipratekan oleh orang pendeta budha, maka aliran Wutang ini diperuntukan untuk orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran kuil manapun. Chang mengajarkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mangalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes gerakan ujung yang tajam. Aliran ini sulanjutnya memiliki danpak yang luas di dalam perkembangan seni beladiri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakau-Chuan.
Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, karate telah berhasil diterima di seluruh jepang sebagai salah satu cabang olahraga modern. Pada tahun 1923, Gichi Funakochi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa-Te di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Okinawa Te ini yang telah di pengaruhi oleh teknik-teknik seni beladiri dari China, sekali lagi berbaur dengan seni beladiri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini.
Asas Karate adalah sama, namun terdapat berbagai gaya atau aliran Karate. Di antara aliran utama Karate adalah sebagai berikut :
1. Goju-Ryu, berdiri tahun 1930 pendirinya Chojun Miyagi
2. Shito-Ryu, berdiri tahun 1931 pendirinya Kenwa Mabuni
3. Wado-Ryu, berdiri tahun 1938 pendirinya Hironori Otsuka
4. Shotokan, berdiri tahun 1939 pendirinya Ghichin Funakoshi
Karate juga boleh di kategorikan sebagai aliran Tradisional dan aliran moden (Sport Karate). Aliran tradisional menumpukan aspek beladiri dan seni tempur manakala aliran moden lebih menumpukan kepada sukan atau pertandingan. Asas latihan Karate terbagi kepada tiga peringkat yaitu:
• Kihon. Ia adalah latihan teknik asas karate seperti menumbuk, menendang, menangkis, dan mengelak
• Kata. Ia adalah latihan jurus atau bunga karate.
• Kumite. Ia adalah latihan beladiri atau seni tempur.
b. Sejarah Karate BKC
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. BKC berpusat di kota Bandung, Jawa Barat Indonesia dengan cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah Tanah Air Indonesia. Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di Jalan sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswi Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.
c. Dasar Dan Tujuan Pendirian BKC
Menghimpun para pemuda, pelajar, mahasiswa dan karyawan sipil maupun militer yang mempunyai kegemaran dalam bidang Ilmu Bela Diri Karate pada khususnya dan kegemaran berolahraga pada umumnya serta berbagai kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan hormat-mengahormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya. Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan Beladiri yang Mandiri, yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya. Mendidik dan membina setiap anggota dalam kekuatan fisik dan mental, karakter, kedisiplinan dan keterampilan agar kelak dengan ilmu yang diperolehnya dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat serta bertanggung jawab demi kepentingan Bangsa, Negara dan Kemanusiaan. Membantu dan berpartisipasi terhadap usaha Program Pemerintah dalam bidang pendidikan pada khususnya, dan pengembangan olah raga pada umumnya. Serta turut membantu mensukseskan Program Pemerintah dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
d. Dasar Pendidikan Bela Diri BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada Tuntunan ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dan digabungkan dengan berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, baik yang datang dari luar maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar. Dasar pendidikan yaitu kekuatan fisik, kedisiplinan, keterampilan dan sebagai pendidikan pelengkap diantaranya pengetahuan umum tentang asal-usul Ilmu Bela Diri, budi pekerti serta keagamaan berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
e. Teknik Pelajaran BKC
Teknik pelajaran sepenuhnya berdasarkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan BKC. Pada perinsipnya takbersifat Jepang minded, taksemua dasar pendidikan serta kedisiplinan Jepang diterapkan atau ditiru dengan begitu saja, akan tetapi disesuaikan dengan alam kepribadian Bangsa Indonesia yang luhur, dengan menggunakan bahasa pengantar sehari-hari dalam latihan ialah Bahasa Indonesia disamping bahasa Jepang sebagai pengetahuan. Mengutamakan mutu dan prestasi di bidang teknik, kekuatan, fisik dan mental dengan menerapkan dan penggemblengan disesuaikan kondisi fisik, tingkat, usia, jenis kelamin serta norma susila dan keagamaan. Mempunyai corak dan ciri khas tersendiri, berdiri sendiri dengan tidak menginduk pada perguruan karate yang lain, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar Indonesia. Menjalin kerjasama antar Perguruan, atas dasar kekeluargaan, hormat menghormati, baik yang ada di luar Indonesia, BKC cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. BKC tidak bernaung pada organisasi sejenis yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
f. Para Pimpinan BKC Dari Tahun Ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Purn) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Purn) R. Oetje Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC, selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Purn) saleh M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S alm. (Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar BKC.
g. Kegiatan-Kegiatan BKC
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967, Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono, BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti Perguruan : “ Pribadi Budi Ciri Mandiri Dan Mandiri Kharsa Puja Walagri”
h. Tingkatan-tingkatan dalam sabuk karate BKC
a. PUTIH (Qyu VI)
b. KUNING (Qyu V)
c. HIJAU (Qyu IV)
d. BIRU (Qyu III)
e. COKLAT II (Qyu II)
f. COKLAT I (Qyu I)
g. HITAM (Dan I - Dan VI)
2. KETENTUAN KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Ketentuan yang berlaku dalam kegiatan ekstra beladiri karate adalah sebagai berikut:
1. Anggota wajib mengisi formulir pendaftaran sebagai persyaratan administrasi.
2. Anggota wajib memakai DOGI/KARATEGI (Seragam Latihan) berwarna putih-putih di lengkapi dengan atribut perguruan karate yaitu logo BKC (Bandung Karate Club) dan logo FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) serta di lengkapi dengan sabuk sesuai dengan tingkatan masing-masing.
3. Anggota wajib mengikuti latihan 1 (satu) sampai 2 (dua) kali dalam satu minggu.
4. Menjaga nama baik perguruan dari hal-hal yang dapat merugikan perguruan.
5. Mentaati dan mematuhi Panca Darma Kstaria BKC sebagai mana tertera di bawah ini:
1. Sanggup mempertinggi kejujuran
2. Sanggup mempertahankan kebenaran
3. Sanggup mempertinggi prestasi
4. Sanggup menguasai diri
5. Sanggup menjaga nama baik perguruan
6. Anggota yang telah mengikuti latihan telah mengikuti latihan secara rutin dan dapat memenuhi syarat wajib mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) setiap 6 (enam) bulan sekali (satu semester) yang di selenggarakan di cabang BKC terdekat.
7. Anggota berhak mendapatkan sertifikat (Ijazah) Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) berdasarkan hasil ujian sesuai dengan tingkatan sabuk.
3. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Maksud dan tujuan kami menyampaikan proposal pendirian kegiatan ekstra beladiri ini adalah :
a. Menciptakan prestasi siswa dan siswi dalam bidang olahraga karate;
b. Sebagai wadah minat dan bakat siswa dalam kegiatan di sekolah;
c. Untuk mencari bibit-bibit anggota karate khususnya dari sekolah/madrasah
d. Ajang pembinaan/regenerasi karate di sekolah/madrasah
e. Melatih fisik, mental, disiplin, kujujuran, sportifitas, kesatuan, dan kesatuan para karate BKC di sekolah/madrasah
f. Mengembangkan dan meningkatkan pragam kegiatan yang berkesinambungan dalam rangka mempersiapkan kader-kader bangsa sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Easa, berkualitas dan professional.
g. Sebagai wahana aksi dan kreasi dibidang olahraga beladiri prestasi yang mengarahakan pserta didik manpu menyalurkan hobi sekaligus sehat dan berprestasi.
h. Merekatkan siswa/siswi sebagai identitas pemuda Indonesia, untuk mewujudkan prestasi dan bakat menuju citi-cita dan kehidupan mendatang.
i. Menciptakan ruang yang kondusif bagi siswa/siswi untuk berkopetensi secara sehat dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran dan seportifitas.
4. NAMA KEGIATAN BELADIRI KARATE
Olah Bela Diri Prestasi Karate BKC (Bandung Karate Club)
5. PESERTA KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Peserta kegiatan beladiri karate ini bisa di ikuti oleh para siswa-siswi sekolah/madrasah dan peserta umum
6. TENAGA PELATIHAN KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Ketua Ranting/Pelatih : ................
Alamat : ................
Kontak : ................
Pelatih 1 : ...................
Alamat : .....................
Kontak : ................
Pelatih 2 : ...............
Alamat : .......................
Kontak : ..................
7. ANGGARAN EKSTRA BELADIRI KARATE
a. Pendaftaran (di bayar satu kali) Rp 10.000
b. Seragam Karate Rp 80.000 – 500.000
c. Atribut perguruan BKC dan FORKI Rp 20.000
d. IKESA (di bayar per bulan) Rp 10.000
8. PENUTUP
Atas berkat Rahmat Allah S.W.T. kami dapat merampungkan penyusunan proposal pengadaan kegiatan beladiri karate ini walau kami sadari masih banyak kekurangan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantudalam penyusunan proposal ini, besar harapan kami agar proposal pengadaan kegiatan karate ini bisa dipertimbangkan untuk diterima dan atas kerjasamanya kami banyak menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
a. Sejarah Karate
Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate berasal dari ilmu beladiri Okinawa, atau Okinawa-te adalah seni beladiri asli setempat yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya, dan kemudian banyak dipengaruhi oleh teknik perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni beladiri dari China yang mengungsi ke Okinawa.
Seorang ahli ilmu beladiri lain yang sangat terkenal yang muncul pada zaman dinasti sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng (Thio Sam Haong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri kepada Shaolin Tsu, kemudian mengasingkan diri ke gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau, dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin Chuan hanya dipratekan oleh orang pendeta budha, maka aliran Wutang ini diperuntukan untuk orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran kuil manapun. Chang mengajarkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya lemah gemulai seperti air yang mangalir dan menyerang dengan satu kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes gerakan ujung yang tajam. Aliran ini sulanjutnya memiliki danpak yang luas di dalam perkembangan seni beladiri di China. Gaya aliran Wutang ini segera tersebar merata di seluruh wilayah China bagian utara yang pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan, dan Pakau-Chuan.
Karena keuletannya untuk meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, karate telah berhasil diterima di seluruh jepang sebagai salah satu cabang olahraga modern. Pada tahun 1923, Gichi Funakochi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun 1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa-Te di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Okinawa Te ini yang telah di pengaruhi oleh teknik-teknik seni beladiri dari China, sekali lagi berbaur dengan seni beladiri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini.
Asas Karate adalah sama, namun terdapat berbagai gaya atau aliran Karate. Di antara aliran utama Karate adalah sebagai berikut :
1. Goju-Ryu, berdiri tahun 1930 pendirinya Chojun Miyagi
2. Shito-Ryu, berdiri tahun 1931 pendirinya Kenwa Mabuni
3. Wado-Ryu, berdiri tahun 1938 pendirinya Hironori Otsuka
4. Shotokan, berdiri tahun 1939 pendirinya Ghichin Funakoshi
Karate juga boleh di kategorikan sebagai aliran Tradisional dan aliran moden (Sport Karate). Aliran tradisional menumpukan aspek beladiri dan seni tempur manakala aliran moden lebih menumpukan kepada sukan atau pertandingan. Asas latihan Karate terbagi kepada tiga peringkat yaitu:
• Kihon. Ia adalah latihan teknik asas karate seperti menumbuk, menendang, menangkis, dan mengelak
• Kata. Ia adalah latihan jurus atau bunga karate.
• Kumite. Ia adalah latihan beladiri atau seni tempur.
b. Sejarah Karate BKC
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Ksatria Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Iwa Rahadian Arsanata. BKC berpusat di kota Bandung, Jawa Barat Indonesia dengan cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah Tanah Air Indonesia. Sejak tahun 1962, telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School for Self Defence. Gedung Mardisantosa yang terletak di Jalan sunda No. 2 Bandung adalah tempat pertama BKC didirikan. Tercatat sebagai anggota pertama terdiri dari siswa-siswi Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN I jalan Rajiman serta beberapa orang mahasiswa UNPAD dan ITB. Sejak tahun 1967 hingga tahun 1972 tempat latihan pindah ke pendopo sekolah Tinggi Olah raga Jalan Van Deventer Bandung.
c. Dasar Dan Tujuan Pendirian BKC
Menghimpun para pemuda, pelajar, mahasiswa dan karyawan sipil maupun militer yang mempunyai kegemaran dalam bidang Ilmu Bela Diri Karate pada khususnya dan kegemaran berolahraga pada umumnya serta berbagai kalangan dalam pembinaan olah raga beladiri berdasarkan kekeluargaan hormat-mengahormati serta saling mencintai antara satu dan sesamanya. Secara umum BKC bertujuan untuk membina setiap anggota menjadi Insan Beladiri yang Mandiri, yang memahami makna hidup dan kehidupan. Sehingga pada akhirnya, ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Setiap anggota BKC dituntut untuk mampu melaksanakan Tri Ratna Keanggotaan berdasarkan kiprahnya. Mendidik dan membina setiap anggota dalam kekuatan fisik dan mental, karakter, kedisiplinan dan keterampilan agar kelak dengan ilmu yang diperolehnya dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat serta bertanggung jawab demi kepentingan Bangsa, Negara dan Kemanusiaan. Membantu dan berpartisipasi terhadap usaha Program Pemerintah dalam bidang pendidikan pada khususnya, dan pengembangan olah raga pada umumnya. Serta turut membantu mensukseskan Program Pemerintah dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
d. Dasar Pendidikan Bela Diri BKC
Sumber ajaran beladiri yang diajarkan di BKC sepenuhnya bersumberkan kepada Tuntunan ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan. Kemudian sumber ajaran ini disesuaikan dan digabungkan dengan berbagai ajaran ilmu beladiri yang ada, baik yang datang dari luar maupun dengan yang telah ada di Indonesia. Dalam hal ini BKC berprinsip, mana yang baik diambil dan mana yang buruk dibuang walaupun itu budaya bangsa terlebih yang datang dari luar. Dasar pendidikan yaitu kekuatan fisik, kedisiplinan, keterampilan dan sebagai pendidikan pelengkap diantaranya pengetahuan umum tentang asal-usul Ilmu Bela Diri, budi pekerti serta keagamaan berdasarkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
e. Teknik Pelajaran BKC
Teknik pelajaran sepenuhnya berdasarkan kepada Tuntunan Ajaran Jalaksana yang merupakan Ilmu Teturunan dari Pendiri Perguruan BKC. Pada perinsipnya takbersifat Jepang minded, taksemua dasar pendidikan serta kedisiplinan Jepang diterapkan atau ditiru dengan begitu saja, akan tetapi disesuaikan dengan alam kepribadian Bangsa Indonesia yang luhur, dengan menggunakan bahasa pengantar sehari-hari dalam latihan ialah Bahasa Indonesia disamping bahasa Jepang sebagai pengetahuan. Mengutamakan mutu dan prestasi di bidang teknik, kekuatan, fisik dan mental dengan menerapkan dan penggemblengan disesuaikan kondisi fisik, tingkat, usia, jenis kelamin serta norma susila dan keagamaan. Mempunyai corak dan ciri khas tersendiri, berdiri sendiri dengan tidak menginduk pada perguruan karate yang lain, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar Indonesia. Menjalin kerjasama antar Perguruan, atas dasar kekeluargaan, hormat menghormati, baik yang ada di luar Indonesia, BKC cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. BKC tidak bernaung pada organisasi sejenis yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
f. Para Pimpinan BKC Dari Tahun Ke Tahun
Tercatat sebagai Ketua Umum BKC angkatan pertama Mardisantosa, yaitu Budiarjo, S.H. kemudian dari tahun 1968-1970 BKC dipimpin oleh Kolonel (Purn) H. Anwar Tamim. Dari tahun 1971-1972 Kolonel (Purn) R. Oetje Djunjunan alm. Wali Kotamadya Bandung waktu itu berkenan menjadi Ketua Umum BKC, selanjutnya dari tahun 1973-1980 kembali BKC dipimpin oleh H. Anwar Tamim. Dan dari tahun 1981-1982 dipimpin oleh Kolonel (Purn) saleh M. Yoenoes. Dari tahun 1983 hingga sekarang ini Ir.H. Awal Kusumah M.S alm. (Putra dari H. Anwar Tamim) terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar BKC.
g. Kegiatan-Kegiatan BKC
Sejak awal berdirinya, BKC telah berhasil menyusun program kegiatan yang terpadu sebagaimana layaknya perguruan yang sudah besar antara lain Ujian Kenaikan Tingkat, Penataran Kepelatihan, Latihan Lapangan di gunung, sungai dan pantai. Kejuaraan Intern serta pada tahun 1967, Pendiri Perguruan dilantik di Sukabumi oleh Ditjora (KONI sekarang) Jawa Barat sebagai Wakil Umum PORKI Jawa Barat (ibu Yusuf dari INKAI sebagai Ketua Umum). Kejurnas PORKI pertama diikuti, yaitu di Jakarta pada tahun 1971 kemudian di penghujung 1972 dalam Musyawarah Lembaga Aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suyono, BKC dikukuhkan sebagai anggota FORKI. Dalam masalah kegiatan bentuk apapun yang dilaksanakan, BKC senantiasa berpedoman pada Dua Sesanti Perguruan : “ Pribadi Budi Ciri Mandiri Dan Mandiri Kharsa Puja Walagri”
h. Tingkatan-tingkatan dalam sabuk karate BKC
a. PUTIH (Qyu VI)
b. KUNING (Qyu V)
c. HIJAU (Qyu IV)
d. BIRU (Qyu III)
e. COKLAT II (Qyu II)
f. COKLAT I (Qyu I)
g. HITAM (Dan I - Dan VI)
2. KETENTUAN KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Ketentuan yang berlaku dalam kegiatan ekstra beladiri karate adalah sebagai berikut:
1. Anggota wajib mengisi formulir pendaftaran sebagai persyaratan administrasi.
2. Anggota wajib memakai DOGI/KARATEGI (Seragam Latihan) berwarna putih-putih di lengkapi dengan atribut perguruan karate yaitu logo BKC (Bandung Karate Club) dan logo FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) serta di lengkapi dengan sabuk sesuai dengan tingkatan masing-masing.
3. Anggota wajib mengikuti latihan 1 (satu) sampai 2 (dua) kali dalam satu minggu.
4. Menjaga nama baik perguruan dari hal-hal yang dapat merugikan perguruan.
5. Mentaati dan mematuhi Panca Darma Kstaria BKC sebagai mana tertera di bawah ini:
1. Sanggup mempertinggi kejujuran
2. Sanggup mempertahankan kebenaran
3. Sanggup mempertinggi prestasi
4. Sanggup menguasai diri
5. Sanggup menjaga nama baik perguruan
6. Anggota yang telah mengikuti latihan telah mengikuti latihan secara rutin dan dapat memenuhi syarat wajib mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) setiap 6 (enam) bulan sekali (satu semester) yang di selenggarakan di cabang BKC terdekat.
7. Anggota berhak mendapatkan sertifikat (Ijazah) Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) berdasarkan hasil ujian sesuai dengan tingkatan sabuk.
3. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Maksud dan tujuan kami menyampaikan proposal pendirian kegiatan ekstra beladiri ini adalah :
a. Menciptakan prestasi siswa dan siswi dalam bidang olahraga karate;
b. Sebagai wadah minat dan bakat siswa dalam kegiatan di sekolah;
c. Untuk mencari bibit-bibit anggota karate khususnya dari sekolah/madrasah
d. Ajang pembinaan/regenerasi karate di sekolah/madrasah
e. Melatih fisik, mental, disiplin, kujujuran, sportifitas, kesatuan, dan kesatuan para karate BKC di sekolah/madrasah
f. Mengembangkan dan meningkatkan pragam kegiatan yang berkesinambungan dalam rangka mempersiapkan kader-kader bangsa sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Easa, berkualitas dan professional.
g. Sebagai wahana aksi dan kreasi dibidang olahraga beladiri prestasi yang mengarahakan pserta didik manpu menyalurkan hobi sekaligus sehat dan berprestasi.
h. Merekatkan siswa/siswi sebagai identitas pemuda Indonesia, untuk mewujudkan prestasi dan bakat menuju citi-cita dan kehidupan mendatang.
i. Menciptakan ruang yang kondusif bagi siswa/siswi untuk berkopetensi secara sehat dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran dan seportifitas.
4. NAMA KEGIATAN BELADIRI KARATE
Olah Bela Diri Prestasi Karate BKC (Bandung Karate Club)
5. PESERTA KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Peserta kegiatan beladiri karate ini bisa di ikuti oleh para siswa-siswi sekolah/madrasah dan peserta umum
6. TENAGA PELATIHAN KEGIATAN BELADIRI KARATE BKC
Ketua Ranting/Pelatih : ................
Alamat : ................
Kontak : ................
Pelatih 1 : ...................
Alamat : .....................
Kontak : ................
Pelatih 2 : ...............
Alamat : .......................
Kontak : ..................
7. ANGGARAN EKSTRA BELADIRI KARATE
a. Pendaftaran (di bayar satu kali) Rp 10.000
b. Seragam Karate Rp 80.000 – 500.000
c. Atribut perguruan BKC dan FORKI Rp 20.000
d. IKESA (di bayar per bulan) Rp 10.000
8. PENUTUP
Atas berkat Rahmat Allah S.W.T. kami dapat merampungkan penyusunan proposal pengadaan kegiatan beladiri karate ini walau kami sadari masih banyak kekurangan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah banyak membantudalam penyusunan proposal ini, besar harapan kami agar proposal pengadaan kegiatan karate ini bisa dipertimbangkan untuk diterima dan atas kerjasamanya kami banyak menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
0 komentar:
Posting Komentar