SAJADAH KUSAM BUAT MARYAM
Mentari pagi sudah mulai tampak menunjukkan senyumnya, kehangatannyapun sudah bisa dirasakan bagi setiap mahluk hidup yang berada dibawahnya. Pagi ini tidak seperti biasanya untuk Gadis kecil yang sedang sibuk dengan ayam-ayam peliharaannya. Tangan mungil itu terlihat begitu terampil menyebar beras aking ke setiap penjuru halaman rumahnya. Jilbabnya terlihat berkibar-kibar tertiup semilir angin pagi menambah lembut dan anggun wajah polosnya.
Maryam : kur.. kur.. kur.. (sembari menebarkan beras aking) makan yang banyak ya.. biar kamu sehat dan cepat bertelur (terlihat bercakap-cakap dengan ayam-ayamnya)
Nenek Minah : Maryam…., ini hasil telur kita pagi ini yang bisa kamu jual pada bibi Sa’adah. Udah nenek hitung jumlahnya ada sepuluh yang satu tadi nenek goreng buat lauk kita sarapan ( mendekati Maryam, sembari menyodorkan plastik hitam yang telah berisi telur)
Maryam : Iya nek, tidak apa-apa kita harus tetap mensyukurinya. (jawab Maryam saat menerima telur – telur tersebut dari tangan neneknya) oya nek, Maryam berangkat dulu ya ? nenek baik-baik di rumah, Maryam janji akan cepat pulang. Assalamualaikum… ( Maryam berlalu setelah berpamitan dan mencium tangan neneknya)
Nenek Minah : Wa’alaikumsalam… jaga diri baik-baik juga ya nak’? Ingat! belajar yang serius, kalau bu’ guru menerangkan jangan ribut, hati-hati kena paku, dan jangan ditinggalkan sholatnya (sembari menepuk-nepuk pundak cucunya)
Maryam : iya nek’ , doa’akan Maryam ya ? ( Maryam segera bergegas meninggalkan rumahnya menuju jalan setapak)
***
Maryam gadis kecil yang energik, pintar, berprestasi, taat beribadah, pekerja keras, dan selalu ceria. Namun, siapa yang menyangka kalau gadis kecil itu seorang yatim piatu dan hanya tinggal bersama neneknya. Untuk mencukupi kebetuhuan sehari-harinya, Maryam dan nenek Minah berternak ayam. Dari telur yang dihasilkan ayam-ayam peliharaannyalah mereka mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Maryam : assalamualaikum bibi…! ( panggilnya kepada pemilik warung tersebut sembari mengelap peluh yang mulai membasahi wajah mungilnya)
Bibi sa’adah : wa’alaikumsalam Maryam…, ( jawab bibi sa’adah yang masih asyik membakar sampah)
Maryam : wah.., lagi bersih-bersih ya bi’? seandainya semua warga peduli dengan lingkungan seperti bibi, pasti lingkungan kita bersih dan rapi.
Maryam senang menghirup asap dari bakaran daun-daun yang bibi bakar, baunya khas bi’. ( Maryam mendekat dan memejamkan matanya sesaat)
Bibi sa’adah : Maryam… Maryam..., kamu ada-ada saja. Tidak baik nak’ buat paru-paru kamu ( beranjak dan mencuci tangannya )
Oya maryam, banyak nak’ telur yang kamu bawak hari ini?
Maryam : Alhamdulillah… bi’, nenek bilang ada sepuluh yang satu digoreng sama nenek tadi pagi buat lauk sarapan.
Bibi Sa’adah : Oya…, tidak papa. Ini uangnya. Bibi kasih lebih di tabung ya nak’.
Maryam : Trimakasih banyak bibi…, Maryam berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum….
Bibi Sa’adah : Wa’alaikunsalam…, hati-hati ya nak’. Oya nanti sore mampir ya ke rumah bibi. Botol Aqua dan kardus bibi sudah banyak dibelakang. Belajar yang rajin ya nak’ biar semester ini kamu dapat juara umum lagi.
Maryam : Insyaallah…., trimakasih banyak bibi’.
***
Pagi ini Maryam semangat sekali menuju sekolahnya. Ia tak sabar untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru hari ini. Ia penasaran bu’ Wita selaku gurunya hari ini akan memberikan materi tentang apa. Sosok tubuh itupun menghilang dibalik rindangnya pohon-pohon yang tumbuh disepanjang jalan menuju tempatnya sekolah.
Di sekolah
Aini : ( berlari kearah Maryam ) Maryam…!, Selamat ya nilai kamu berhasil diurutan yang pertama lagi. Seneng tuh… ( sambil menggoda Maryam )
Maryam : Alhamdulillah… masuk yuk. ( menggandeng tangan Aini menuju kelas)
Di kelas
Bu’ Wita : assalamualaikum… anak-anak ibu? Bagaimana kabarnya pagi ini?
Anak-anak : wa’alaikumsalam… Ibu guru. Alhamdulillah luar biasa , Allahuakbar!
Bu’ Wita : oya.. anak-anak, tentu kalian sudah melihat hasil ulangan kalian kemarin bukan? Selamat… ya? Ibu harap bisa lebih baik lagi. Yang mendapat nilai tinggi jangan terlena. Kemudian, bagi anak-anak Ibu yang nilainya masih belum baik jangan putus asa. Belajar lebih giat lagi.
Anak-anak : Iya… Bu’ guru. ( jawab mereka serentak)
***
Ibu guru Wita merupakan salah satu guru yang disenangi oleh anak-anak di Sekolah Dasar Negeri Pramualih. Beliau merupakan sosok guru yang bijaksana dan penuh pengertian. Jadi, tidak heran jika anak-anak sangat menyayanginya.
Bu’ Wita : Anak-anak…., setiap dari kita pasti mempunyai mimpi dan cita-cita. Nah, oleh sebab itu Ibu harap kalian juga memiliki impian. Miliki mimpi apapun, dan jangan ragu untuk berusaha mewujudkannya. Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan impian. Gunakan syukurmu, dan buang keluhmu dalam menghadapi setiap cobaan, karena cobaan yang kamu alami adalah sebagai proses pemuliaan. Paham anak-anak?
Anak-anak : Paham Bu’ guru ( menjawab serentak)
Bu’ Wita : Nah, kalau sudah paham, Ibu akan memberikan tugas untuk kalian. Ibu akan membagikan kertas kepada kalian semua, di rumah kalian bisa tuliskan sebanyak-banyaknya mimpi kalian. ( membagi kertas ke tiap meja)
Ibu rasa cukup . assalamualaikum….
Anak-anak : wa’alaikumsalam… ( jawab anak-anak kompak)
***
Dari kejauhan tampak bocah kecil dengan jilbab yang berkibar-kibar karena terpaan angin . bocah itu sesekali berjongkok lalu berdiri lagi begitu seterusnya. Setiap ia berdiri ia tampak memasukkan sesuatu ke dalam karung coklatnya.
Bocah kecil itu Maryam. Iya…, sudah hampir tiga tahun ini setiap pulang sekolah menuju rumahnya Maryam mengumpulkan kardus-kardus bekas dan juga aqua-aqua bekas untuk kemudian dijualnya. Karena, jika hanya mengandalkan hasil dari penjualan telur tidak akan bisa mencukupi kebutuhan Maryam dan juga neneknya. Dan tentu ia tidak akan bisa menabung untuk bekal masa depannya. Maryam memiliki cita-cita yang tinggi ia ingin sekali menjadi dokter yang dapat menyembuhkan setiap orang yang sakit. Maka, dari itu ia harus ekstra bekerja keras, dan tentu tak lupa berdo’a.
Di sela-sela ia mengumpulkan barang-barang bekas itu ia tidak lantas meninggalkan kewajibannya. Ia selalu berusaha untuk dapat sholat tepat waktu. Maryam terbiasa sholat dimana saja dengan beralaskan kardus. Maryam memiliki kebanggan sendiri ketika melaksanakan sholat di alam yang terbuka. Dia dapat melihat langsung alam yang indah bukti kekuasaan ALLAH SWT.
***
Di rumah pak Sarno
Maryam : assalamualaikum… pak?
Pak Sarno : wa’alaikumsalam… Maryam, ( jawab pak Sarno disela-sela kesibukannya)
Eh.., nak’ Maryam? Bentar ya nak’ bapak cuci tangan dulu. Duduk dulu nak’.
Banyak nak’ kardusnya hari ini? (memeriksa isi karung yang di bawa Maryam) sebentar, ya bapak timbang dulu.
Maryam : iya pak’.
Pak sarno : wah…, lumayan hari ini nak’. Uangnya mau buat beli apa Maryam?
Maryam : Di kasih untuk nenek pak’, trus sisanya di tabung buat jaga-jaga kalau ada apa-apa. Maryam juga ingin sekali membeli sajadah, supaya kalau Maryam mau sholat dimana saja bisa pakai sajadah. ( tampak menerawang jauh )
Pak Sarno : sajadah? ( pak Sarno terperanjat )
( berpikir sejenak ) Bapak punya sajadah kalau Maryam mau Maryam pakai saja. Bentar ya bapak ambilkan ke dalam ( masuk kedalam rumah )
Ini untuk kamu saja. Tadi pas bapak beres-beres bapak menemukannya ditumpukan kardus-kardus. Bapak lihat sajadah itu masih layak pakai meskipun warnanya sudah kusam, sebaiknya kamu cuci dulu Maryam.
Maryam : ( tersenyum ) wah…, trimakasih ya pak’, Maryam senang sekali. Sudah sore pak Maryam pamit pulang dulu ya? Assalamualaikum….
Pak Sarno : wa’alaikumsalam …, hati-hati ya nak’.
***
Sore itu Maryam tampak bahagia sekali. Akhirnya ia memiliki sajadah yang ia impiimpikan selama ini. Meskipun tidak baru tapi, ia tampak begitu bahagia. Kebahagiaan itu jelas tampak di wajah mungil yang dibalut dengan jilbab putihnya.
Maryam : Alhamdulillah.. ya ALLAH engkau kabulkan do’aku ( bisiknya tulus dalam hati ) Ya ALLAH…, semoga dengan Sajadah ini Maryam bisa lebih dekat denganmu.
***
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan sebuah sepeda montor melaju dengan sangat kencang. Maryam begitu panik ketika mendapati seorang anak kecil yang sedang asyik menuntun mobil-mobilannya di tengah jalan. Maryam berlari sekuat tenaga dan menyambar anak tersebut. Tumbuh mereka berguling-guling dan terhempas jauh ke badan jalan.
Cittttt……… !
Bunyi sepeda montor tersebut berdecit karena, ngerem mendadak.
***
Anak kecil itu menangis dan menggoyang-goyangkan tubuh kecil yang berada disampingnya. Ia menangis dan trus menangis karena, tubuh itu tampak tak berdaya apalagi bergerak.
***
Tiba-tiba …
Mata itu terbuka, darah segar tampak jelas terlihat dari mulut kecil Maryam.
Maryam : dek… ( terbata-bata ) Tolong jagain sajadah kusam kakak ya? Jangan terlentarkan dia dan jangan biarkan dia kesepian. ( memejemkan mata )
***
Terkadang kita diberikan rasa kesepian yang mendalam, agar kita lebih menghargai
indahnya kebersamaan. Dalam hidup, jangan pernah mendustai dirimu sendiri dengan
berpikir sesuatu adalah milikmu, padahal kamu tahu itu bukan milikmu. Seseorang
takkan pernah memahami arti keberhasilan yang sempurna tanpa
mengalami kegagalan sebelumnya. Bukan dengan "kata-kata" tapi dengan "upaya" yang
dapat membuktikan sebuah kepercayaan. Dekatkan dirimu dengan tuhan.
Semakin dekat hidupmu dengan tuhan, semakin terasa ringan beban hidupmu.
0 komentar:
Posting Komentar